Saat mereka pergi melihat laut, langit sudah mendung dan angin berembus kencang. Pakaian di tubuhnya basah kuyup, angin dingin itu membuat tubuhnya gemetar kedinginan. Telapak tangannya dingin, bahkan ujung jarinya seperti mati rasa karena beku. Joshua mencium bibirnya sampai memerah dan bengkak, lidah keduanya terjalin, Joshua mengisap lidahnya dengan kuat seolah ingin menelannya. Air liur mereka bercampur, tidak mungkin untuk tidak menelan air liur pihak lain karena itu sudah bercampur menjadi satu.
Jeonghan tidak menolak ataupun membalas, ia hanya diam membiarkan Joshua melakukan apapun yang dia mau. Ini seperti saat Joshua masih kecil, Jeonghan akan membiarkan dia bermain sesuka hatinya, bahkan jika itu berbahaya.
"Tuan muda! Buang itu sekarang juga! Buang! Itu sangat berbahaya!" Marco berteriak ketakutan, wajahnya bahkan sudah memucat.
Joshua kecil berjongkok di dekat kolam ikan, terkikik gembira dengan binatang kecil yang berjalan perlahan di punggung tangannya. Ia mengulurkan jari mungilnya, menggosok kepala kecil binatang hitam itu.
"TUAN MUDA!" Marco yang ketakutan hanya bisa berteriak dari jauh.
Dengan senyuman cerah, Joshua memutar kepalanya ke belakang, berteriak pada kepala pelayan yang ketakutan itu.
"Marco, kemarilah! Ini sama sekali tidak berbahaya." Joshua kecil mengangkat tangannya, menunjukkan kalajengking hitam di punggung tangannya.
"Tuan muda!" Marco hampir menangis. Tuan muda-nya sangat berani, terlalu berani hingga membuat orang lain kerepotan.
"Ada apa, kenapa ribut sekali?"
"Tuan. Tuan muda bermain kalajengking! Itu sangat berbahaya, dia bisa disengat!" Marco sudah berkeringat dingin.
Alih-alih merasa khawatir, Jeonghan hanya tertawa kecil sembari duduk di kursi santai. Meluruskan kedua kakinya.
"Bagaimana Anda bisa begitu santai?! Tangan tuan muda bisa bengkak dan racunnya bisa menyebabkan demam! Dalam kasus berat bisa mengakibatkan kematian!" Marco berteriak marah, Jeonghan hampir jatuh dari kursinya karena kaget dengan suara keras kepala pelayannya.
"Kenapa kau jadi marah padaku?" Jeonghan memegangi dadanya, wajahnya polos.
Tersenyum lembut, Jeonghan berbicara, "Kalajengking hanya akan menyengat saat merasa terancam. Joshua tidak akan disengat...." Ia memandangi bocah kecil yang berjongkok di kejauhan, bermain dengan kalajengking hitam di punggung tangannya. Joshua hanya membiarkan binatang itu berjalan di punggung tangannya, dia sangat hati-hati, tidak membuat gerakan mendadak agar kalajengking itu tidak merasa terancam.
"Biarkan dia bermain." ucap Jeonghan lirih.
"Tuan, terlalu membebaskannya tidak baik." Marco tidak setuju.
Jeonghan memandangi putra kecilnya yang sedang asyik bermain di kejauhan.
"Anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu tinggi. Mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, tidak mengerti bahaya... Biarkan mereka bermain sesuka hati. Setelah mereka puas bermain, mereka akan bosan dan meninggalkannya.... "
Jeonghan tersenyum kecil dan menoleh ke samping pada Marco. Berbicara dengan caranya yang malas, tampak mengantuk. "Kau pikir aku terlalu membebaskannya?"
Ia kembali memandang ke depan, di sana Joshua masih bermain dengan kalajengking-nya.
"Kebebasan yang aku berikan masih memiliki batasan.... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing of The Light [JIHAN]
FanficAku adalah Ayahmu, Ibumu, Temanmu, dan Kekasihmu. Joshua, aku adalah satu-satunya yang kau miliki. Aku satu-satunya yang mencintaimu melebihi siapa pun di dunia ini.