Bagian 3

13 2 1
                                    

Suasana Pagi hari di Bandung dan Jakarta memang berbeda,Apalagi disekitar rumah Eyang masih terasa sekali udara bersih dari pepohonan hijau disekitar perumahan,melihat embun pagi melalu jendela kamar memang favorit Riri.

Setelah melaksanakan sholat subuh dan dilanjutkan baring-baring sebentar Riripun memutuskan untuk lari pagi.

"Mumpung masih jam 6 terus cuacanya mendukung banget gue lari enak kayanya"
Riripun bangkit dari tempat tidur sembari mengikat pony tail rambut panjangnya,mencuci muka dilanjutkan memberi liptint dibibir mungilnya.

Tiba dibawah,Riripun bertemu dengan Eyang yang sedang asik mengurus tanaman kaktusnya.

"Eyang,Riri pamit lari pagi dulu ya"sembari mengikat tali sepatunya Riri pun pamit kepada Eyang.

"Iya hati-hati kamu ndok"Balas Eyang

----
Riri berlari dari rumah Eyang menuju taman,dilanjutkan mengitari taman 5 kali putaran. Suasana disini cukup ramai beberapa kali dia sempat bertegur sapa dengan tetangga Eyang sekedar untuk basa basi.

Setelah lelah disusul rasa lapar gadis itu langsung singgah diwarung bubur ayam favoritnya.

"Hai Pak Slamet" Sapa Riri nyaring kepada tukang bubur itu.

"Eh Neng Riri,ngagetin aja atuh Neng"Pak Slamet yang sedang menyiapkan pesanan pun kaget atas sapaan Riri.

"Hahaha,Bubur ayamnya 1 pak,1 lagi dibungkus buat Eyang"Riri langsung duduk dikursi yang tersedia dilapak bubur itu.

"Oke neng,tunggu sebentar ya"

Sembari menunggu Pak Slamet menyiapkan bubur,Riri membuka handphone miliknya dan terdapat beberapa pesan salah satunya dari Ayah,Mama Rina,dan keributan di grup.

Ayahnya dan Mama Rina memberitahukan bahwa Bibi akan tiba hari ini diJakarta.Riri tak peduli akan kedatangan orang itu,toh kedatangannya hanya menyusahkan bagi Riri.

"Ini neng buburnya"pak slamet memecahkan lamunan Riri.

"Terima kasih pak slamet,saya makan ya"

"Iya monggo Neng"Pak Slamet kembali melayani para pembeli lain.

Riri menikmati bubur buatan Pak Slamet dengan lahap,karena rasanya yang selalu pas dilidahnya,ditambah dengan sambal yang pedasnya mantul,buat Riri merem melek kepedasan saat makan.

"Eh lo Anin kan" Seseorang menepuk bahu Riri dari belakang.

Dari panggilannya Riri bisa menebak orang ini siapa,panggilan yang bisa membuat hatinya sedikit berbeda.

"Eh iya lo Anin,gila gue sampe gk ngenalin"Orang itu langsung duduk di samping Riri.

"Hehehe..iya ini gue" Riri sedikit salting didepan orang itu.

"Lo apa kabar sekarang Anin?"Senyuman Putra tak lepas dari tadi saat mengajak Riri berbicara.

"Gue baik kok,lo apa kabar?"Riri berusaha menahan rasa groginya dengan pura-pura memainkan sendok di mangkuk bubur yang sudah tandas itu.

"Gue baik,lo sekarang tinggal dibandung?"

"Gk,gw disini cuman liburan doang"

"Ohh,masih tinggal diJakarta" Putra pun memperbaiki posisi duduknya agar dapat berhadapan dengan Riri.

"Iya,emhh lo juga suka lari disini?"
Riri bingung harus mengobrol apa dengan putra,karena dirinya merasa sangat canggung sekarang.

"Ini baru pertama kali sih gue lari disini,soalnya nginap dirumah teman didekat sini"

"Ooh...hehe"

Keheninganpun menyapa kembali mereka berdua,kali ini Riri merasa panas dingin karena grogi bertemu putra kembali,setelah 7 tahun lalu dengan perasaan yang mungkin masih sama.

"Gue kayanya bakal sering lari disini,baru pertama kali lari aja udah ketemu jodoh di warung bubur hehehe" Ucapan Putra membuat Riri terlihat bodoh seketika.

"Heh, Maksudnya?" Riri rasanya ingin kabur sekarang.

"Bercanda Anin,habisnya kita awkward banget" Putra lagi lagi tertawa dengan manisnya

"Namanya juga lama gk ketemu"
Batin Riri sudah merutuki bercandanya Putra yang sudah membuat hatinya rasa jungkir balik sekarang.Jujur Putra ketampanan nya semakin bertambah,makin tinggi pula apa gak melting Riri dibuatnya.

"Oh iya Anin,gue harus balik dulu ni,soalnya ada urusan bareng teman gue" Sambil melirik jam tangan miliknya.

"Gue deluan ya Anin senang ketemu lo,pokoknya kita harus ngobrol lagi"

Putra akhirnya pamit,dan tak lupa dia mengusap lembut kepala Riri disertai seyum terbaik miliknya.

Riri hanya termenung,tidak membalas ucapan putra sama sekali karena dirinya benar-benar campur aduk,Memandangi punggung Putra yang sandar able dan berlari meninggalkan taman.

-----
Sesampai dirumah,Eyang masih asik dengan tanaman kaktusnya.

"Eyang ini Riri bawain bubur ayam pak slamet,Eyang sarapan dulu gih baru lanjut ngurus kaktusnya" Riri berdiri di teras rumah dengan tangan menenteng kresek bubur.

"Kamu taroh di meja makan aja dulu Ri,ini bentar lagi selesai kok ngurus kaktusnya."

"Yaudah,kalo gitu Riri masuk dulu,sekalian mau mandi"

---
Setelah membersihkan diri,Riri memutuskan untuk memberitahukan peretemuannya dengan Putra kepada sahabatnya.

Gadis Ting-Ting

Marisa: Sumpah tadi malem gue makan apa ya,kok gue boker mulu dari tadi😥😥😥

Aca: Mana gue tau,emang gue emak lo apa😪

Marisa: Gue rasanya pengen nongkorong mulu di closet,mana kaki gue kram lagi rasanya.😖

Aca : Gak banget deh tempat nongkrong lo Markisa,,makanya kalo makan jangan maruk lo

Jeha: Mkn obat aj,atau ke 👩‍⚕

Marisa : Maksih baby Jeha sarannya😘

Aca: jijik

Aury: waktu lari di Taman gue ketemu Putra 🙄

Jeha :???

Marisa: Putra siapa?

Aca : Aji Putra,yang gebetan tak sampai lo itu????🤣🤣

Terimakasih sudah mampir kecerita ini😍




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AuryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang