8 (b)

530 113 5
                                    

Taehyung tidak akan berhenti untuk mencoba, sekalipun Sooyoung terus menolaknya. Setidaknya seminggu ini Taehyung selalu punya kesempatan melihat Sooyoung dari dekat walaupun selalu dihadiahi wajah datar dan suara yang dingin. Kerinduannya pada Sooyoung kian membuncah. Taehyung tidak bisa terus diacuhkan seperti ini. Dia akan terus mendatangi Sooyoung, sampai Sooyoung yang akan bosan sendiri melihatnya.

"Apalagi yang perlu dibicarakan?" Sooyoung sudah terlihat putus asa,"Kau bahkan sudah mengerti bahwa aku tidak bisa memaafkanmu."

"Bukan begitu. Aku hanya ingin menemuimu saja—"

Mata Sooyoung berkaca-kaca.

Tidakkah cukup Taehyung melukai perasaannya? Kenapa pemuda itu seakan tidak memikirkan perasaan Sooyoung? Sooyoung ingin melupakan dan kembali hidup bahagia, tapi kenapa Kim Taehyung seolah tidak mau membiarkannya bahagia?

Sambil menahan tangis, Sooyoung berujar lirih,"Saat aku bilang hubungan kita berakhir, kau harusnya mengerti dan tidak menemuiku lagi. Panah ini harus segera dicabut dan aku ingin Jungkook yang mencabutkannya untukku."

"Aku lelah terus merasa terkhianati seperti ini. Kau nyaris menghancurkan hubunganku dengan Yerin, lalu apa lagi yang kau inginkan?"

Sooyoung bergerak lebih dekat pada Taehyung. Bertatapan dalam jarak yang cukup dekat. Jarak yang Taehyung rasa, jarak paling dekat selama seminggu ini.

"Kumohon, mengertilah." Tatapan Sooyoung menyalurkan ribuan rasa sakit.

"Tidak!"

Sooyoung menghela nafas kemudian membuang pandang kearah lain. Air matanya terus mengalir. Di pinggir halaman Sekolah yang sudah sepi, Sooyoung merasa tidak ada salahnya memukul Taehyung dan meninggalkannya sampai mati disini.

Merasa tangannya diraih Taehyung, Sooyoung kembali mengarahkan pandang pada Taehyung. Tangannya terus bergerak untuk melepas genggaman Taehyung, namun tetap saja gagal. Sooyoung ingin mendorong Taehyung menjauh dengan kekuatannya kalau dia tidak ingat Taehyung bisa saja mati. Pemuda itu sudah jadi manusia, kemampuan bertahan hidupnya pasti juga menurun.

Tunggu, Sooyoung rasa tidak masalah kalau Taehyung mati.

Dan detik berikutnya, Taehyung benar-benar terdorong ke udara. Tubuhnya mendarat di tanah lapangan diiringi debuman keras, tapi dia tetap bangkit, mengacuhkan rasa nyeri yang menyerang seluruh tubuhnya. Sooyoung menangis lebih keras. Tangannya terangkat kearah Taehyung dan untuk kedua kalinya Taehyung kembali terlontar. Tidak ingin menyerah, Taehyung juga terus berusaha bangkit.

"BERHENTI! MENYERAHLAH!" teriak Sooyoung setelah berulang kali mendorong Taehyung dengan kekuatannya namun pemuda bernama Kim Taehyung itu terus saja mencoba bangkit.

"Tidak akan." Suara Taehyung sendiri terdengar lemah, tangan kirinya terasa sangat sakit dan tidak bisa digerakkan.

"BERHENTILAH, TULANG TANGAN KIRIMU SUDAH PATAH!" Teriakan Sooyoung tidak berhasil untuk menghentikan Taehyung yang terus melangkah mendekat. Pemuda itu tetap melangkahkan kakinya terseok-seok sambil meringis kesakitan.

Sooyoung kembali mengangkat tangannya, bersiap untuk kembali mendorong Taehyung menjauh, namun tangisnya semakin deras. Kepalanya sudah menunduk, tidak tega untuk melihat Taehyung kembali jatuh dari udara ketanah dalam kecepatan yang tinggi. Namun sampai Taehyung berdiri selangkah didepannya, Sooyoung belum juga melontarkan pemuda itu menjauh. Sepertinya Sooyoung lebih fokus untuk menangis.

Taehyung tersenyum tipis, merasa sedikit lega bahwa Sooyoung membiarkannya berdiri sedekat ini,"Tidak mau melemparkan tubuhku lagi?" Suaranya terdengar lembut dan menghanyutkan.

Sooyoung mengangguk, kepalanya masih menunduk dan tangannya masih dalam posisi siap untuk mengeluarkan kekuatan.

"Kenapa? Apa karena tidak tega? Apa karena tidak ingin aku terluka?" Sooyoung masih belum menjawab,"Aku tidak apa-apa kalau harus terluka, jika pada akhirnya kau bisa merasa lebih baik—"

"Soo, aku baik-baik saja. Lemparkan tubuhku lagi—"

"Kubilang berhenti, Kim Taehyung ."

Sooyoung mendongak perlahan, diikuti tangannya yang turun dari posisi sebelumnya,"BAGAIMANA BISA KAU MEMINTAKU MELUKAI ORANG YANG KUSAYANGI?!"

Tidak butuh waktu lama, Taehyung meraup bibir Sooyoung dalam sebuah ciuman ringan. Mengesampingkan rasa sakit dari tangan kirinya, Taehyung bahagia bahwa Sooyoung tidak menolak saat bibir mereka bertautan.

Walaupun tidak ada balasan dari Sooyoung, tapi dia cukup bahagia saat Sooyoung tetap diam dam menutup mata. Kemanisan bibir Sooyoung seakan memabukkan Taehyung hingga pemuda itu lupa diri. Lupa diri hingga tidak sadarkan diri.

to be continued

Broken Arrow ; vjoy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang