9. Titik Lebur

233 36 711
                                    

NOW PLAYING : Sonnet Son - Sad (Instrumental)

PD : Btw kalian jangan salfok sama mulmed nya ya😂 ostnya drakor yang akhir-akhir ini lagi trending. Soalnya instrumen nya menurutku cocok sama part ini😅

***

Leo Alzeivano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo Alzeivano

***

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍“Sia-sia saja rasanya saat aku memilih menunggu datangnya suatu keajaiban padaku. Entah hari esok, lusa, atau bahkan ternyata aku tidak diizinkan untuk bahagia … selamanya.

Wednesday, 3 June 2020

Happy Reading!!

***

"Dari mana saja kamu Alika?" suara sang Papa menggema melalui indra pendengar Alika. Aksen tajam mengontrol tuturan katanya hingga membuat seorang gadis bergeming di tempatnya.

Entah apa yang membuat Andry pulang ke rumahnya lebih awal ketimbang hari-hari sebelumnya. Meski rasa senang sedikit terpatri di benak sang gadis, namun hal itu tak juga membuat rasa takutnya lenyap begitu saja setelah tatapannya bertemu dengan manik mata tajam yang nyaris saja menusuk jika di ibaratkan belati yang tajam.

"Jadi selama Papa pulang terlambat kamu selalu pulang gak tepat waktu? Pergi kemana kamu? Ngejual diri biar dapet uang?"

"Uang yang Papa kasih selama ini kurang buat kamu, sampai rela ngejual diri?"

"Kenapa Papa ngomong gitu?" Alika menjawab lirih. Munafik jika Alika mengatakan tidak apa dengan dirinya, jelas saja gadis itu sangat merasa sakit pada hatinya.

"Alika gak pernah ngejual diri ke siapapun, Pah." Lanjutnya dengan suara pelan, bahkan nyaris tak terdengar.

"Gak ada yang tau kelakuan di luar kamu gimana, 'kan? Papa tau semuanya, Alika! Kamu gak perlu ngelak lagi."

"Pah, Alika berani sumpah! Alika gak pernah kayak gitu!" ucap Alika terus terang.

Tak peduli dengan kalimat pembelaan diri yang terlontar dari mulut Alika. Sementara Andry berpegang teguh dengan pendirian nya, bahwa ia tidak sembarangan berucap dengan perkataannya dan yakin apa yang di ucapkan dirinya memang benar adanya.

"Mau sumpah apapun kamu, Papa gak bakalan percaya!"

Lantas beberapa lembaran kertas foto terlempar tepat di depan wajahnya, kemudian melandai hingga gambaran foto itu menghadap pada penglihatannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I Say Goodbye [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang