Prolog

52 11 1
                                    

Aku yakin, Takdir Tuhan lah yang menguatkanku - fenna

🍃



FENNA LIEKA SANDIANA, Gadis cantik berkulit sawo matang. Memiliki bibir ranum, mata bulat dan pipi tembam. Jangan lupakan lesung pipi yang menghiasi kedua pipi bulatnya setiap ia tersenyum. Memiliki postur tubuh yang terbilang pendek, tingginya hanya 155cm. Namun hal tersebut tak mengurangi kadar kecantikannya.

FENNA berarti gadis dengan perasaan yang damai. Namun artian tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan yang dijalani fenna. Tidak ada perasaan damai, aman dan tentram yang dia alami. Melainkan kepahitan, duka lara, dan juga kesepian disetiap waktunya.

Entahlah, fenna selalu percaya bahwa ini memang sudah takdir yang diberikan Tuhan. Fenna hanya berharap semoga suatu saat ia bisa bahagia, meskipun hanya sehari dalam kehidupannya. Setelah kejadian waktu itu, kehidupannya berubah 360 derajat. Fenna kecil yang belum mengerti apa-apa sudah harus mengarungi kehidupannya dengan duka, sendiri. Ia masih memiliki keluarga, namun tidak ada yang ingin merawatnya dan memberikan kasih sayang.

FENNA LIEKA SANDIANA, gadis lugu yang dipaksa mengarungi kehidupannya yang keras. Mengapa ia hidup jika harus tersiksa? Mengapa ia harus sendirian menjalani takdirnya? Entahlah, ia sendiri tidak tahu mengapa nasibnya menjadi seperti ini. Bayangan-bayangan mengerikan itu seakan-akan menggerogoti pikirannya setiap malam.

Apakah ia pernah menyerah? Jawabannya tidak! Meskipun sepi mengelilinginya, ia tidak akan pernah lupa tujuan hidupnya di dunia. Ya, ia harus bisa mencapai cita-cita yang ia impikan sejak kecil. Cita-cita yang membuatnya masih setia berdiri kokoh diatas bumi saat ini. Entah suatu saat, atau kapanpun hari itu tiba, ia akan terus menantinya. Akan ia buktikan pada dunia bahwa ia bisa, bahkan meskipun mulut mereka tak henti-hentinya untuk mencela dirinya.

"Aku yakin Allah tau batas kemampuan umatnya, Allah sayang aku kan? Makanya Allah kasih aku cobaan kayak gini. Aku gapapa kok hehe, yang penting aku ga nyakitin hati orang lain seperti mereka menyakitiku." Ucap fenna bermonolog sambil tertawa miris. Gadis yang tengah berada di sudut kamarnya itu menyeka satu bulir air mata yang dengan bangganya keluar dari sudut mata fenna.

Itulah Fenna, gadis yang selalu menunjukkan keceriaannya pada dunia, namun tidak dengan hatinya.

"Aku yakin, Takdir Tuhan lah yang menguatkanku" Ucapnya sambil tersenyum.

-FENNA-









Halooooooo. Ketemu lagi dengan author yang kece ini. Hehehe canda ✌😀 ini cerita aku yang kedua yaa. Vote dan comennya jangan lupa yaa gaisss. Tencu untuk readers setiaku huhuhu. Semoga kalian semua sehat selalu yaa. Jaga kesehatan 🥰 salam sayang 💕

FENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang