Typo dimana-mana:v
Happy reading!Brakkkkk
Suara pintu yang dibuka kasar tersebut mengejutkan seorang gadis yang sedang melipat mukenah tanda ia baru selesai menunaikan ibadah sholatnya. Kedua bola matanya beralih menatap seseorang yang baru saja membuka pintunya dengan kasar.
"Ada apa kak?" Tanya gadis tersebut lirih
"MASIH BERANI TANYA YA KAMU?! UDAH JAM BERAPA INI HAHH?! KENAPA DI MEJA BELUM ADA MAKANAN?!" Tanya orang itu
"Mm..Maaf kak, fenna baru selesai sholat. Habis ini aku bakal masak kok, kakak jangan marah ya." Ya, gadis itu adalah fenna, ia menjawab pertanyaan Fandy, kakak kandungnya dengan perasaan takut.
"MAAF AJA YANG KAMU BISA! UDAH CEPET SANA TURUN! LELET BANGET SIH JADI CEWEK!" Ucap Fandy penuh amarah. Setelah itu ia keluar dari kamar fenna sambil membanting pintu kamar, lagi. Fenna sontak terkejut mendengar dentuman pintu yang sangat keras, lalu berjalan ke arah dapur untuk segera memasak agar kakak nya tidak marah.
**
Setelah sampai di dapur ia langsung mencari bahan untuk ia masak malam ini. Ia berencana memasak sup ayam dan perkedel. Simple dan tidak butuh waktu lama. Fenna mengeluarkan bahan-bahan yang ia butuhkan dari dalam kulkas, kemudian mulai membersihkan dan memotong sayuran. Tak lupa juga ia mencuci potongan ayam yang baru ia beli tadi pagi. Kemudian memasukkan seluruh bahan ke dalam panci yang berisikan air mendidih.
30 menit lamanya fenna berkutat di dapur, sendiri. Tidak ada yang membantunya sama sekali. Dirumahnya ada 4 orang yang menghuni, namun tidak ada satu pun yang peduli dengannya. Setelah masakannya matang, fenna mulai menyusun nya di atas meja makan. Tak lama kemudian kakak, kakak ipar dan juga mertua kakaknya satu persatu datang di ruang makan. Ya ngapain lagi kalo bukan makan.
"Lama amat sih masak gitu aja, ga ngerti apa kita udah pada laper." Suara sinis itu memenuhi telinga fenna, rupanya itu Lika, kakak ipar fenna.
"Tau, jadi anak kok lelet banget. Dasar anak ga tau diuntung!!! udah bagus saya boleh in kamu numpang dirumah saya!!"
Fenna hanya menunduk takut. Ia sudah terbiasa mendengar cemoohan keluarganya setiap waktu. Tidak ada yang pernah membela nya, bahkan kakak kandungnya sendiri pun tak pernah menganggapnya ada. Semenjak kejadian waktu itu, hidupnya benar-benar berubah. Kebahagiaannya serasa terrenggut secara paksa. Tidak!! Itu bukan keinginannya!! Itu sudah takdir yang maha Kuasa. Mereka tidak berhak menyalahkannya.
Fenna berlalu menuju dapur untuk membersihkan bekasnya memasak tadi, ia akan makan setelah seluruh keluarganya selesai makan. Ia tidak pernah boleh ikut makan bersama. Entah itu sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Mereka juga tidak peduli kepada fenna, entah makan entah tidak. Yang terpenting perut mereka kenyang.
20 menit kemudian mereka sudah menyelesaikan agenda makannya, terbukti dengan hilangnya suara dentingan sendok ketika mereka makan. Fenna keluar dari dapur menuju meja makan, nampak dari bola matanya satu persatu dari mereka mulai meninggalkan meja makan dan berjalan menuju tujuan masing-masing. Fenna menghembuskan nafasnya pelan, sebenarnya ia lelah karena seharian ini ia sibuk dengan tumpukan pakaian kering yang harus ia setrika. Ia melirik wadah tempat ia menaruh lauk dan sayur, Kosong. Kemudian beralih melirik bakul nasi yang sudah tidak ada sisa sama sekali. Ia harus bisa menerima kenyataan kalau malam ini ia tidak bisa makan, lagi. Dadanya sesak, bola matanya berlinang air mata, sepertinya air mata itu sebentar lagi akan meluncur bebas di pipi mulusnya. Tangannya beralih membereskan sisa peralatan makan di atas meja, kemudian dibawa ke dapur untuk dicuci. Setelah semua selesai, tangannya terulur untuk menuangkan air putih ke dalam gelas yang ia ambil. Tak apalah, setidaknya bisa mengganjal perutnya hingga esok pagi tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
FENNA
Fiksi RemajaCerita ini asli dari pemikiran ku! No plagiat plagiat club! Terimakasih buat yg udah baca 🥰 Fenna, dalam bahasa Belanda memiliki arti seorang gadis dengan perasaan yang damai. Namun arti tersebut tidak berlaku pada seorang gadis dengan nama lengka...