BAB 2

40 8 1
                                    

Happy Reading!!!



Brukkkk


"Aduhh" Fenna mengaduh sambil mengusap bahu sebelah kirinya

"Heh anjing!!! Jalan pake mata dong!! Buta ya lo?!!" Omel orang tersebut. Fenna menundukkan kepalanya takut. Suara orang ini sangat menggelegar membuat semua orang yang berada disana menolehkan pandangannya kepada fenna dan orang itu.

"Mm-maaf .... a-aku ga sengaja" Ucap fenna terbata-bata. Ia melihat ujung sepatu orang yang ditabrak nya tadi.

"Selain buta, lo ternyata gagu ya? Hahahahahah" Ejek orang tersebut

"Maksud lo nabrak gue apa hah?!! Mau cari gara-gara sama gue?!!" Bentak nya

"Heh lo biasa aja dong jangan nyolot!!!!! Lagian fenna kan udah minta maaf sama lo!!!" Balas nadia yang tak Terima sahabatnya dibentak bentak karena masalah yang menurutnya gak penting.

"Kok jadi lo yang sewot?!! Gue gapunya urusan sama lo!! Urusan gue sama ni cewek buta!! " Ucapnya sambil menunjuk ke arah fenna yang semakin menundukkan kepala.

"Urusan dia urusan gue juga ya ren!!! Lo nggak usah ganggu dia kalo lo nggak mau berurusan sama gue!" Ancam nadia pada rena.

Menurut nadia, Rena adalah cewek cabe-cabean nan bar bar. Ia adalah seorang ketua dari sebuah geng di sekolahnya dan terkenal suka membully.

"Lo pikir gue takut? hahaha. Tunggu aja pembalasan dari gue" Ucapnya sombong.

"Kampungan aja belagu lo. Orang miskin kayak lo berdua ga pantes sekolah disini. Bitch!!!" Ucap Rena membuat fenna dan nadia melotot tak Terima. Fenna hanya meremas ujung rok nya untuk menahan emosinya. Sedangkan Nadia mulai melangkah mendekat ke arah rena lalu mencengkeram kerah baju rena.

"Mulut lo emang minta di kecup ikan piranha ya!! Miskin miskin gini gue sama fenna ga pernah tuh bikin ulah segala macem di sekolah. Ga kayak lo!! Dempul lo tebel banget udah kayak badut joker. Rambut diwarna-warni kayak gulali lima rebuan di depan SD. Ini juga apa nih" Ucap Nadia sambil menyentuh rok dan baju ketat milik rena. "Baju sama rok lo udah kekecilan, baju bekas nenek moyang lo? " Lanjutnya sarkas.

Siswa siswi yang sedang berlalu lalang menghentikan langkahnya. Mereka melihat pertunjukan gratis di depannya dengan senangnya. Ada yang merekam dan ada yang diam saja fokus menonton adegan di depannya. Ada juga yang menertawakan perkataan yang nadia layangkan kepada rena barusan.

Rena mengepalkan tangannya, ia merasa emosinya semakin memuncak. Ia tak Terima dipermalukan didepan umum seperti ini.

"Tunggu pembalasan dari gue!" Ucap rena penuh penekanan. Tangannya meraih tangan nadia yang masih berada di kerah bajunya kemudian menariknya kasar lalu melenggang pergi dari sana.

Nadia berdecih melihat kepergian rena dari hadapannya.

"Emm. Kayaknya kamu keterlaluan deh nad. Kasihan itu rena nya pasti malu." Ucap fenna sambil menatap kepergian rena.

Nadia memutar bota matanya jengah mendengar kalimat yang lagi-lagi meluncur dari mulut fenna. Tangannya menarik lengan fenna menuju kelasnya tanpa membalas perkataan fenna. Fenna yang diperlakukan demikian hanya menuruti langkah nadia di depannya. Setelah meletakkan tas nya didalam kelas. Mereka segera menuju ke lapangan untuk melangsungkan kegiatan upacara bendera.

*****

"Nad udah dong masa kamu diemin aku terus sih"

"Nad, ihh kamu mah" Lanjut fenna. Ia tak tahan karena semenjak kejadian tadi nadia hanya mendiamkannya.

FENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang