Bagian 7

151 13 3
                                    

Kau dari mana saja Zahra!"

"Aku..aku..tadi"

"Ada apa dengan dirimu ini, lihat tanganmu berdarah lagi"

Ketika aku hendak ingin memasuki kediamanku, aku mendengar suara Faraz yang terdengar begitu khawatir dengan Zahra. Posisi kediamanku dan kediaman Faraz saling berhadapan membuat aku dengan cepat untuk menghampiri kediamannya.

Dapat ku lihat mereka saat ini, dan Faraz kini tengah memandang ke arah ku juga.

"Ada apa?"

"Zahra pergi ke luar tanpa sepengetahuanku"

"Dan lihat!Tangannya berdarah lagi", lanjut Faraz kemudian bergegas pergi.

Ku tatap Zahra saat ini tengah berdiri mematung di sana. Lalu mataku tertuju ke arah telapak tangannya yang terbungkus oleh perban, namun masih mengeluarkan darah. Aku hendak menghampirinya, tapi Faraz sudah terlebih dahulu menghampirinnya sambil membawa perban baru.

"Bagaimana kau bisa seceroboh ini?", ucap Faraz sambil sibuk mengobati luka Zahra.

"Dia tadi keluar lalu dia bertemu brandalan di jalan", ucapku membuat Zahra dan Faraz menatapku.

Aku tau Faraz akan terkejut mendengar ini, sedangkan Zahra dia pasti merasa kesal kepadaku. 

"Benarkah itu Zahra?"

"Ii...iya... Aku sebenarnya ingin memberitau dirimu, tapi saat aku mencarimu, kau tidak ada. Katakan?Apa aku salah?"

Mendengar itu Faraz diam. Ada apa dengan Faraz, apa dia tidak ingin membatah perkataan Zahra. Oh aku tau, dia menyukai Zahra itu sebabnya dia tidak bisa membantah gadis ini.

Baiklah, dari pada aku mengganggu mereka, aku memutuskan untuk ke kediamanku. Sungguh aku tidak habis pikir dengan gadis yang bernama Zahra itu.

🍃

Zahra Pov


Langit mulai menggelap, namun kali ini hujan akan menjadi tokoh utamanya. Setelah melihat hujan dari jendela kamarku, rasanya aku ingin sekali bermain hujan. Baiklah, aku tidak ingin keinginanku ini tertunda. Langsung saja aku berlari keluar menuju balkon apartement yang tak jauh dari kediamanku. Aku sangat menikmati hujan ini,  walau terasa dingin sekali di sini.

Aku bermain dengan ria. Namun tiba-tiba saja pandanganku ini jatuh ke seseorang di ujung balkon apartement ini.

"Ayaan?"

"Dia bermain hujan?" gumamku sambil tersenyum kecil.

Dapat ku lihat Ayaan saat ini sedang berdiri menikmati hujan. Rambut dan seluruh tubuhnya basah. Sungguh dia sangat tampan.

Tanpa berpikir panjang, dengan cepat aku menghampirinya. Ayaan melihatku, mungkin ia terkejut atas kehadiranku.

"Kau?" ucap Ayaan.

Aku tersenyum."Aku boleh menemanimu bermain hujan?"

"Apa?!" Ayaan tidak menyangka atas perkataanku, sesekali mengusap wajahnya yang sudah di tumpahi air hujan.

"Kenapa? Apa kau tidak suka?" ucapku sedih.

"Ti...tidak, tapi untuk apa kau di sini? Bukannya tanganmu sedang terluka?" jelas Ayaan sambil melihat tanganku yang di perban sudah basah.

"Aku baik-baik saja Ayaan, tolong biarkan aku bermain bersamamu di tengah hujan."

Ayaan tampak berpikir. Dan pada akhirnya dia mengiyakan permintaanku. "Baiklah."

Bersambung....

Hai....

Maaf baru update, karna ada beberapa masalah. Tapi jangan khawatir, author tetap melanjutkan cerita ini sampai tamat ko.

😁😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in Ayaan ZubairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang