Our Path Crossed

152 22 1
                                    


"Sweety baby! Your most gorgeous aunt has arrived!" Wendy berteriak nyaring begitu menginjakkan kaki di rumah sang kakak ipar. Tangannya dipenuhi paperbag dengan logo brand-brand ternama. Sedangkan di belakangnya, dua orang pelayan keluarga Kim sibuk membawakan kopernya.

"Bibi Wendyyy!" Taerin yang sedang menopang dagu menunggui sang mama mengupas buah di meja makan, langsung berlari menghambur ke arah Wendy. Mereka berpelukan sambil meloncat-loncat girang bagai kelinci. Wendy bahkan sudah mengabaikan semua belanjaannya yang dia letakkan sembarangan di lantai.

"Aunt missed you so much, baby," kata Wendy menatap keponakannya dengan pout. "Teganya Taerin tidak mengunjungi bibi liburan lalu. Taerin malah pergi ke rumah Uncle Biksu itu!" protes Wendy semakin mengerucutkan bibirnya.

Taerin tertawa mendengar julukan Wendy untuk Paman Yifan. Memang mereka itu tidak pernah akur, terutama kalau berebut perhatian sang keponakan. Julukan Wendy itu bukan tanpa alasan. Dulu Wu Yifan pernah terpaksa mencukur rambut menjadi botak karena sebuah insiden permen karet yang menempel di rambutnya. Sejak itulah, Wendy menjulukinya sebagai biksu.

"Taerin kan tahu Bibi Wendy akan segera pulang, jadi Taerin pergi ke tempat Uncle Yifan karena kasihan dia tidak punya libur tahun ini. Bibi jangan marah yaaa...." Taerin memeluk pinggang langsing bibinya itu sambil menengadah menatap Wendy yang satu jengkal lebih tinggi darinya.

Wendy langsung luluh dengan puppy eyes itu. Hati mana yang kuat ditatap pasrah oleh kedua mata polos Taerin. "Hm, Bibi akan maafkan Taerin kalau dia mau menemani Bibi ke wedding party besok malam," balasnya masih dengan ekspresi yang dibuat merajuk.

Alasan utama Wendy pulang memang untuk mengunjungi keponakan tercintanya. Namun, di samping itu dia juga perlu menghadiri pesta pernikahan temannya semasa kuliah dulu. Namanya Jung Dawon, putri cantik Tuan Jung pemilik perusahaan maskapai terbesar di Asia. Menurut Wendy, mengajak Taerin akan menjadi kesempatan bagus mendebutkan keponakannya itu di social circle mereka. Mengingat pesta besar Tuan Jung pastilah mengundang banyak orang. Taerin bisa mendapat banyak teman seperti yang diidamkannya selama ini disana.

"Apa? Pesta? Tidak, Taerin tidak akan pergi kemana-mana." Bae Joo Hyun yang sedari tadi hanya menonton drama yang dibuat Wendy langsung angkat bicara begitu mendengar kalimat terakhir adiknya itu.

Wendy meneguk ludah susah payah melihat kilatan mata Joo Hyun yang seribu kali lebih seram dari biasanya dengan pisau buah yang dia genggam erat. "Haha, kakak bisa nggak diturunin dulu itu pisaunya? Kasian Taerin takut, iya kan sayang?" Dia mengerling pada Taerin agar membantunya.

Taerin yang tidak paham maksud bibinya hanya mengerjap dengan sorot polos. Membuat Wendy kadang mengutuki betapa sucinya otak sang keponakan hingga tidak bisa diajak konspirasi sedikitpun.

Akhirnya Wendy yang panas dingin oleh sorot membunuh Kanjeng Ndoro Joo Hyun, memilih melipir dari sana. "Bibi capek sekali sayang, Bibi ke atas dulu ya mau istirahat. Dadah sayangnya Bibi," pamitnya sebelum menaiki tangga secepat kilat.

Taerin masih memikirkan ajakan Wendy dan baru ingin mengiyakan ketika bibinya itu sudah lari duluan ke lantai dua. Mungkin Bibi Wendy memang kelelahan karena jetlag, begitu pikirnya. Taerin menurut saja saat sang mama menarik dirinya untuk duduk kembali di kursi dan memberinya potongan apel yang diterima Taerin dengan senang hati.

***

Berikut sefruit percakapan Yoongi dkk sebelum menghadiri pesta pernikahan Kakaknya Hoseok.

Berikut sefruit percakapan Yoongi dkk sebelum menghadiri pesta pernikahan Kakaknya Hoseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FALL FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang