Yoongi menguap malas melihat ke arah proyektor yang ditampilkan oleh dosen di depan. Mr. Henry dengan semangat membacakan isi powerpoint nya sambil menambahkan beberapa penjelasan khusus darinya sendiri. Mereka sedang berada pada kelas mata kuliah Akuntansi Manajerial tepatnya pada bab-bab akhir karena sekarang sudah menjelang final exam. Yoongi mendesah lelah, rasanya baru kemarin dia dihajar mati oleh midterm exam. Tapi sekarang ujian akhir semester sudah bersiap melumpuhkannya juga beberapa minggu lagi.
"So guys the responsibility accounting performance report is a budget that compares actual and budgeted amounts of controllable costs for a department and its manager. The responsibility accounting performance report collects all of the responsibility accounting budgets made for each department and summaries them in one large report. Then..." Suara jernih Mr. Henry yang menjelaskan chapter Responbility Report makin berdengung tidak jelas di telinga Yoongi. Dia menjatuhkan kepala di atas lipatan tangan, berharap dosen kelahiran Kanada itu segera merapikan barang-barangnya dan meninggalkan kelas mereka.
"Uhhhh, masih setengah jam astaga," keluh Hoseok yang memang biasa duduk di samping Yoongi di mata kuliah yang kebetulan kelas mereka sama. Yoongi hanya diam tidak menanggapi, dia hanya ingin tidur, demi Tuhan. Menit-menit berlalu dengan panjang dan menyesakkan otak. Hingga...
"Sir the time is up!" ingat PIC mata kuliah tersebut yang membuat Yoongi langsung membuka mata dan mengangkat kepalanya. Bersiap segera keluar dari neraka itu.
Mr. Henry melirik jam tangan berkilat perak yang dipakai di pergelangan tangan kanannya. Lalu mendesah kecewa karena materinya yang harus terpotong, membuat dia tidak bisa memberikan tugas pada para mahasiswa-mahasiswinya itu. "Oh okay then, we will continue this chapter in our meeting next week. I can't give you example problem to solve as homework, so i will ask you guys to resume this chapter instead." Terdengar desahan tidak senang seisi ruangan menyambut perkataan Mr. Henry tersebut. "And i want it in your handwriting. Submit it on time guys!"
Yoongi memutar bola matanya malas, sepertinya dia harus mencari nerd yang ikhlas mengerjakan tugasnya lagi. Anak seisi ruangan sudah mengeluh tidak karuan mengingat tugas mata kuliah lain juga sudah sangat banyak dan sekarang malah ditambah meringkas chapter nan panjang itu. Tulis tangan pula.
"Sir! I want to ask a question!" sebuah suara mencegah Mr. Henry yang sudah akan menyampaikan salam perpisahannya. Yoongi mendesis marah melihat kelakuan anak yang terkenal teladan di angkatan mereka itu. Kenapa sih harus memperpanjang waktu menderita Yoongi lagi? "Can you give an example about how responbility accounting performance can be used in bussiness, Sir?" tanyanya setelah dosen muda itu mempersilahkannya.
"Babi sekali emang!" Hoseok sudah misuh-misuh di samping Yoongi. Lelaki itu daritadi sudah membereskan bukunya dan bersiap meluncur keluar di belakang Mr. Henry, tetapi si murid teladan membuat keinginannya tertunda. Yoongi kembali menjatuhkan kepala di atas meja dengan pasrah ketika Mr. Henry menjawab panjang lebar pertanyaan si kutu kupret.
***
Saat ini Yoongi dan Hoseok sedang berada di kantin fakultas kedokteran sembari menunggu Jungkook yang kelasnya belum selesai. Hal itu karena hari ini Yoongi menumpang pada mobil Jungkook untuk pergi ke kampus. Tentu saja masa iya dia sudi pergi ke kampus dengan mobil pink neon milik bundanya. Bisa habis harga diri Yoongi kalau itu terjadi.
"Heh yoon buka menfess twitter njir! Bahahhahah" Hoseok yang daritadi sedang scroll beranda twitter tiba-tiba tertawa sambil menggeplak bahu Yoongi. Yoongi yang kesal namun penasaran akhirnya membalas tabokan ke wajah Hoseok sebelum membuka akun twitternya. Dahinya mengernyit heran dengan kelakuan para murid universitas yang katanya ternama dan berisi orang intelejen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL FOR YOU
FanfictionKim Taerin hidup bagai seekor burung berbulu indah yang dijaga dengan baik dalam sangkar. Orangtuanya merawat Taerin dengan sangat hati-hati, melindunginya dari dunia luar yang kejam, dan kenyataan yang menyakitkan. Begitulah Taerin tumbuh menjadi s...