#2

19 2 0
                                    

Tandai bagian typo nya 😎

🌾🌾🌾

"Aku tidak mau tau aku kan membawa Putri ke rumah ku " keputusan Johan sudah finish dan tidak bisa diubah.

"Rina. Terima kasih karena kamu sudah mau merawat Putri seperti anak mu sendiri, Sudah saatnya Putri tau tentang ibunya. Dan tenang saja aku akan sering membawa Putri kemari untuk menjenguk mu, sesekali juga boleh menginap disini. Aku balas Budi kepada mu"

Rina hanya pasrah dengan keputusan johan, dia sadar putri juga rindu dengan keluarga kandungnya, dengan air mata yang tidak bisa dibendung, dia mengingat senyum manis Putri, manjanya, keceriaannya, Rina akan merindukannya.

Rina menghampiri Putri yang bermain dipangkuan Johan"Putri sayang, jangan lupakan Ibu ya. Ibu sayang sama Putri!"
Ya Ibu adalah panggilan Putri untuk Rina, dan Bunda panggilan Putri untuk Aminah ibu kandungnya.

"Lhoh kok Ibu nangis sih? Kenapa?"
Tanya putri dengan polos.

"Ngga papa sayang.Sekarang saatnya Putri ikut sama Ayah ya. Jangan bandel, Putri harus nurut sama ayah, jadilah anak Solehah ya. Dan jangan lupa berdo'alah untuk Bunda!" Nasehat Rina, sambil memegang tangan putri sesekali sesenggukan karena tangis.

"Bunda? Siapa bunda ? Putri ngga kenal Bu !"

"Nanti kamu akan tau. Ayah akan menceritakan semuanya ke kamu. Kamu harus janji ya sama ibu. Ibu sayang Putri" Rina langsung memeluk putri dengan erat sebagai tanda perpisahan, ya walaupun Rina tau kalau kalau dia akan sering bertemu Putri.

Johan hanya diam melihat interaksi Rina dengan Putri, dia tau ini berkesan mendadak tapi ini juga demi putri agar cepat tau dan beradaptasi dengan semua yang disembunyikan dulu,
Johan juga sangat rindu dengan para gadis kecilnya, mengingat Ani kakak Putri yang sudah menikah dan sekarang bekerja dinegara orang. Ya Ani. Tiani Putri Aditya nama kakak Putri.

"Iyha bu Putri janji sama Ibu, tapi ibu jangan nangisnya, Putri jadi ikut sedih"
Ucap Putri sambil melepas pelukannya dan menghapus air mata Yang membanjiri pipi Rina.

"Iya sayang "

"Putri sayang Ayo siap-siap kita pergi ke rumah Ayah nanti keburu malem"
Ajak Johan sembari mengelus rambut putri.

" Iya Ayah"

🌾🌾🌾

Hari berganti hari
Bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun
Kini Putri sudah menginjak kelas 6 Sekolah dasar, Putri juga sudah diberi tau tentang Bundanya, awalnya Putri sempat menolak kenyataan mengenai Bundanya yang sudah meninggalkannya dan ternyata Ibunya, Rina adalah bibi dari ayahnya. Namun lambat laun Putri menerimanya karena sadar ini semua sudah takdir dari Allah

Namun Putri tidak menerima Ayani sebagai mama tirinya karena sifat pilih kasih nya terhadap Putri, anak-anak dan cucu-cucunya. Putri sering dibentak", sifatnya jauh berbeda dengan saat Ayani bersama anak dan cucu kandungnya cenderung hangat dan perhatian tapi selalu dingin kepada Putri.

Putri tidak pernah menceritakan apa yang ia rasakan kepada Ayahnya, karena tidak mau membuat ayahnya kepikiran, kerena mengingat ayahnya yang sibuk bekerja.

"Putri. Putri bangun anak perempuan kerjaannya tidur aja ngga pantes tau ngga. Sana bersih mama tuh capek harus urus ini urus itu sedangkan kamu cuma enak enak kan ". Teriak Ayani dari arah dapur

"Iya ma maaf . Kepala putri sakit ma"

"Alah alesan aja kamu, orang baik baik aja pakek ngomong sakit"

"Beneran ma kepala Putri sakit" bela putri kepada dirinya sendiri sambil memijat kepalanya.

Ayani menghampiri putri dan menempel kan telapak tangannya ke kening putri lalu melepaskannya lagi " kamu tuh bohong ya kamu tuh ngga sakit orang badan juga ngga panas kok, ngomong aja kalo kamu ngga mau bantu mama"

" Tapi beneran ma kepala Putri sakit"
Ucap putri sambil sesegukan karena menangis menahan sakit di kepalanya .
Namun bukannya Ayani merawat Putri dia malah pergi ngacir entah kemana meninggalkan putri yang kesakitan .

"Ya Allah kepala Putri sakit. Jika Putri harus minta tolong siapa ya Allah . Hiks hiks "
Sekitar setengah jam putri menangis akhirnya dia tertidur.

Jangan lupakan vote dan coment ya
😍😍😍

a little traumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang