#3

28 4 2
                                    

Tandai letak typonya

Keputus asaan sudah menguasai diriku rasa lelah, marah, telah menghampiri ku
Aku berfikir apakah aku harus tetap berjuang atau angkat tangan sebagai tanda kalah berjuang padahal aku belum memulai peperangan

🌾🌾🌾

Dimalam hari yang dinginnya menusuk sampai tulang, namun tak ada yang lebih dingin dan menyakitkan dibanding sikap mama terhadap ku.

Aku berfikir apakah setiap ibu tiri itu selalu mempunyai sikap yang sama, pilih kasih, berkata pedas, dingin dan lainnya.

Aku tau aku masih anak-anak tapi aku bisa faham dengan keadaanku saat ini. Aku sudah bisa berfikir tentang masalah ini yang lama-kelamaan membuat aku tretekan.

Namun aku belum bercerita kepada ayah tentang ini semua. Karena aku takut ayah kepikiran dan mengganggu nya yang sibuk bekerja.

Aku hanya ingin ayah mengetahuinya sendiri karena dengan begitu ayah tak berfikir kalau aku sedang berbohong. Kerena mengingat perilaku mama yang cenderung lembut saat ayah berada dirumah.

Ayah sering bolak balik pergi keluar kota bahkan provinsi untuk berkerja, ya ayah berkerja di perusahaan di bidang proyek pembangunan dan ayah bekerja sebagai arsitek.

Aku bertemu ayah paling lama hanya 2 bulan sampai 3 bulan. Membuat aku menjadi seperti sendiri, orang2 yang menyayangi ku jauh dariku dan kalau aku kesana aku tidak memiliki kendaraan.

Berangkat sekolah saja aku sering terlambat karena menunggu kakak tiri ku yang selalu bangun kesiangan, bahkan aku tak jarang nebeng tetangga biar ngga terlambat.

Huh aku sungguh lelah dengan kenyataan ini

🌾🌾🌾

"Ma hari ini aku mau ke rumah ibu . Boleh ya !" Putri meminta izin kepada Ayani kalau dia ingin ke rumah Rani binbinya.

"Ngapain kesana segala. Ngga usah kamu ngga tau dirumah lagi repot nanti ada arisan terus siapa yang mau nyiapin kalo kamu ngga ada" Jawab Ayani dengan sinis dan kedua tangan dilipat didepan dada.

Putri menundukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca. Ingat Putri itu takut kalau ada yang berbicara sedikit sinis kepadanya" tapi ma kan ada kakak dirumah buat bantu mama, lagian kan cuma acara kecil yang datang juga ngga banyak"

" Heeh mulai ngalawan ya kamu sama orang tua dibilang engga ya engga  "

"Aku mohon ma . Aku kangen sama ibu aku udah lama ngga kesana"

" Eh kamu itu ya kapan sih mau nurut sama orang tua . Kedatangan kamu disini itu bikin susah  tau ngga. Kalau kamu pingin pergi kerumah ibu mu itu ya pergi aja sekalian ngga usaha balik" perkatan Ayani kalau kalau Putri hanya buat susah seketika membuat hati putri terasa disayat oleh pisau belati. Sangat sakit

" Tapi ma ini kan rumah Ayah. Ayah ngga pernah bilang gitu" ucap Putri sambil menangis

Plaaakk

Tamparan keras Ayani mendarat dipipi kanan Putri" heeeehhh kamu itu ngga usah banyak ngomong ya. Rumah ini udah sepenuhnya milikku jadi ngga ada yang bisa buat seenaknya dirumah ini . Ngerti?"
Kata Ayani dengan senyum devilnya dan tangan nya yang mencengkram pipi Putri.

Pertahanan Putri runtuh seketika"Hiks hiks sa... Saakit ma hisk"

"Apa kamu bilang Sakit ha ? Sakit? Nih makan tuh sakit" bentak Ayani dengan berganti memelintir telinga putri lalu dihempaskan dengan kasar hingga kepala putri nyaris terbentur dinding.

Dengan sombongnya Ayani pergi meninggalkan Putri diruang tengah yang menangis sesegukan.

Sungguh wanita Iblis

🌾🌾🌾

Dengan keadaan yang kacau Putri pergi ke kamar mandi bukan hanya mau membersihkan dirinya yang acak-acakan namun masih melanjutkan tangisannya .

" Hiks hisk .... Bundaaa Putri kangen bunda hiks. Bunda kenapa ninggalin Putri bunda hiks putri hiks ngga bahagia bunda"
Putri sudah ditingkat keputus asaan dia lelah dengan keadaan, ingin dia menyerah saat ini juga kalau bukan ayahnya alasan dia untuk bertahan.

Saat aku mulai lelah dengan keadaan, hanya ada keputus asaan, hanya ada rasa ingin menyerah, hanya ada rasa marah
Aku bimbang disaat aku harus berjuang atau aku angkat tangan tanda bahwa aku telah kalah dalam berjuang padahal aku belum memualai peperangan

Sesudah  membenarkan  penampilannya yang acak-acakan tadi putri diam-diam pergi dari rumah dengan mengendap-endap seperti maling
Putri menengok kanan kiri dan belakang dirasa cukup aman dia langsung lari keluar rumah

Sampai dijalan dia dia berhenti karena ngos ngosan sehabis lari

Putri bingung kemana dia akan pergi, putri menoleh ke kiri disana ada sebuah pohon yang rindang dan cukup sejuk untuk dibuat berteduh, Putri menghampirinya dan duduk dibawahnya dan batangnya dibuat bersandar.

Putri meringis karena merasa nyeri dipipinya bekas tamparan dan cengkraman Ayani tadi, seketika air mata Putri lolos membasahi pipinya.

Namun seketika itu dia teringat tujuan dia pergi yaitu ke rumah Rina bibinya. Dia langsung berjalan ke rumah kakak nya untuk meminta diantarkan ke rumah rani lebih tepatnya meminta diantarkan kakak iparnya .
 
Jangan lupa vote 💥dan coment nya 💬 kawan biar semakin semangat
Maaf nya ceritanya ngga nyambung emang
Soalnya aku masih belajar
Hehehe jadi malu kan 🙈🙈🙈

a little traumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang