Perasaan asing

18 6 0
                                    

#Pov Al

Gue Rasya Al Bani. Menurut gue, sekolah itu prioritas nya belajar. Urusan yang lain, itu hiburan. Games, canda tawa, futsal itulah hiburan gue. Soal rasa, sorry. Itu sangat sensitif guys, dan ga cocok untuk dijadikan hiburan.

TING!! (Notif handphone)

"Siapa ini?"

"Mita Sabila meminta pertemanan kepada anda? Mita?"

"Ga kenal juga minta pertemanan, gini nih ga enak nya punya sosmed. Banyak yang minta pertemanan, padahal kenal dan ketemu juga ga pernah."

Berusaha abai, tapi tiba-tiba tak pandai. Bahkan semakin penasaran. Dari pada gue mati penasaran, mending gue tanyain ke solmetan. Yang bernama "Billy Aditya" .

"Eh bil, ente tau orang ini?" Sambil gue sodorin akun cewe itu.

"Yaelah al, ente kemana aja? Dia Mita, temen sekelas kita yang lagi famous itu."

"Famous? Masa sih?"

"Iyaaa al. Eh btw, ko ente tau sih akun fb dia? Lo kepoin yaaaa?"

"Enak aja lo, kagalah. Malahan dia tuh yang kepoin ane"

"Mana mungkin"

"Eh kaga percaya lo bil?"

Famous? Apa yang buat dia famous? Biasa aja padahal. Dasar yaa, kebanyakan cowo emang gitu. Sedikit doang beningnya, langsung manjang pembahasan. Nonfaedah banget. Padahal banyak yang perlu dibahas untuk pelajar awal tingkat muallimin ini.

"Bil, kebawah yu"

"Ngapain al? Nanggung nih, ane lagi main"

"Yaudah ane duluan"

Keesokan harinya..

"Hai al, kemana aja lo baru nongol?" Tanya seseorang dengan tiba-tiba.

"Eh ente is, ane kira siapa. Perasaan ente yang jarang nongol is"

"Oh iya yaa. Biasalah al, gue kan orang sibuk gitu. Eh iya btw, ada salam noh dari alumni ppi 50. Namanya mita"

"Isuk keneh is. Masih belum mau coba-coba kenal cewe"

"Yaelah al, salam doang ko. Geer amat lo, emang dia minta kenalan?"

"Yakan biasanya berawal dari salam terus penasaran, kenalan, nyaman dan setelah itu pikiran or hati ga aman"

"Iya sih, jadi lo ga akan jawab nih? Cans loh al, lumayan pinter lagi."

"Iya is, sorry."

"Istiqomahnya kebangetan lo al. Haha"

KRIING!! (Bel pulang)

Untuk kesekian kalinya, gue balik bareng solmetan gue. Fajri Anggara dan terkece Ikhwan Mahir. Billy semenjak di fasilitasi kendaraan, ia tak pernah balik bareng lagi. Seperti biasa yang kami lakukan sepanjang perjalanan pulang. Yaitu mengenang masa-masa Smp yang malang.

"Al, wan. Ada yang kalian taksir ga cewe baru, dikelas baru?" Celetuk fajri mengganti topik pembahasan

"Kaga" jawab gue dan ikhwan serentak

"Yaelah, masa sih? Di smp dari kelas 1-3 kaga ada. Masa sekarang di sma juga kaga ada?"

"Emang ente ada jri?" Tanya gue

"Ya, ada lah. Dikelas kita banyak yang bening loh al, bener nih ga ada yang lo taksir?"

"Kaga ada"

"Yaudah deh iya. Gue kasih tau aja nih yaa. Gue lagi naksir sama Mita. Jangan sampe kalian taksir loh."

Deg!! Ko tiba-tiba jantung gue sedikit sesak ya. Ada apa ini? Ko gue kurang terima setelah denger fajri naksir mita. Kenapa gue kenapa?

"Eh guys, gue duluan yaa. Hati-hati kalian, semoga besok ketemu lagi dengan keadaan kalian baik baik saja." Pamit ikhwan

"Kurang asem! Peduli apa ngedoain kita cepet mati lo wan?" Sewot fajri

"Hahaha"

"Eh al, lo serius kaga ada yang lo taksir?"

"Belum ada lebih tepatnya"

"Awas ya jangan naksir mita"

"Kalo mita yang naksir gue gimana?"

"Eh buset dah, Pede lo tingkat dewa krisna al"

"Hahaha canda kali"

Perasaan asing datang, semoga tidak merugikan orang-orang. hingga akhirnya mengakibatkan banyak korban.

***

Story With You || Ada cinta di MualliminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang