Niat awal yang salah

27 6 1
                                    

#Pov Mita

Ternyata sifulan itu benar-benar cicingeun, sulit ditebak dan dingin kaya es batu. Gue harus jadi pemanasnya, biar es itu cair. Gue yakin gue bisa.

"Gue bisa, gue bisa. Gue yakin gue bisaaaa" teriak gue

"MITAAA!!" Panggil nada

"Iya nad?"

"Suara lo! Suuut"

"Eh iya iya nad sorry, hehe"

"Ada apa sih mit ada apa?"

"Nad, gue jadi penasaran sama sifulan itu"

"Oh, elo lanjut kepoin mit? Hmm cie ciee hahaha"

"Gara-gara elo sih"

"Eh enak aja nyalahin gue. Gue jamin lo bakal lanjut sampe dapet hahaha"

"Oh iya, btw itu ada yang nanyain lo mit" lanjut nada

"Siapa?"

"Fajri"

"Siapa fajri?"

"Temen sekelas kita, naksir lo katanya"

"Apaan sih"

"Sorry yaa, gue kasih pin BM lo ke dia haha"

"NADA!!"

Nada pergi ninggalin gue sendiri. Perasaan gue masih berdiskusi dengan pikiran mengenai si fulan. Abaikanlah wahai perasaan, kepada si fulan, yang mungkin tidak akan memberi harapan.

"Hai mita"

"Eh, hai"

"Kenalin, aku Fuja. Panggil saja uja"

"Eh iya, hai uja. Aku Mita"

"Btw kamu alumni ppi 50 ya?"

"Iyaaa, kamu alumni mana?"

"Aku alumni ppi 31"

"Maa syaa Allaah, katanya keren keren yaa santri disana hehe"

"Iya gitu, sama ajaa kaya ppi yang lain ko"

"Oh iyaa. Disana bekel berapa juz?"

"Alhamdulillah 5. Kalo disana?"

"Alhamdulillah 3"

Fuja Fitria, temen sekelas gue yang katanya pinternya ga ketulungan. Perbincangan gue sama fuja lanjut sampe akar akarnya guys. Kita kaya temen lama yang baru temu lagi setelah sekian abad terpisahkan. Padahal kenal juga barusan hehe

***

TING!

1 pesan masuk

Dari Fajri Anggara

PING!!

Parah, nada beneran ngasih pin gue lagi. Bales jangan ya. Eh, bales aja deh. Siapa tau gue bisa dapet info si fulan dari dia.

"Iya?"

Ini mita sabila kelas XB kan?

"Iya, ada apa ya?"

Ga ada apa-apa. Gue ganggu lo ga?

"Sedikit"

Oiya, cuma mau tanya. Pr Balaghoh lo udah belum?

"Alhamdulillah udah"

Besok gue pinjem buku lo, boleh?

"Mangga"

Oke, thanks yaa. Sampai ketemu besok

"Read aja gapapa kali ya" kata gue dalam hati.

***

Di sekolah

Dari awal kenalan sama fuja, gue ngerasa nyaman. Dan dari situlah kita mulai berteman lebih jauh. Saling bertukar pikiran, saling curhat, saling kasih nasihat, belajar bareng, ngingetin gue ini itu, murojaah bareng, hingga kemana mana pun bareng.

"Ja, pr balaghoh udah dikerjain?"

"Astaghfirullah, aku lupa mit. Makasih yaa udah ngingetin"

"Untung besok mapel nya"

"Hehe iya mit, makasih banyak loh yaa. Kamu udah?"

"Alhamdulillah udah"

"Oiya mit, kebawah yuu"

"Ngapain? Jajan?"

"Iya jajan, tapi sebelum jajan, kita dluha dulu yuu. Udah masuk dluha nih"

"Yuu hayuuu"

Ramai sekali. Melebihi pasar. Suasana sekolah, ketika waktu istirahat tiba pasti seperti ini. Sangat sangat ramai. Disetiap ada mang mang jualan, pasti disana ada orang yang jajan. Ide uja sangat bagus, sekarang yang terpenting dluha dahulu. Siapa tau setelah dluha orang-orang tidak seramai ini.

"Rame banget yaa"

"Iya ja, sampe bingung mau jajan apa"

"Kenapa?"

"Karena hampir semua mang jualan tidak terlihat jualan apa"

"Aku hafal ko disana jualan apa disitu dan disini jualan apa"

"Wah, hebat kamu ja"

"Yaudah, kita sholat dluha dulu yu"

"Yuu"

Teman itu akan saling mencuri tabi'at. Maka bertemanlah dengan orang yang baik tabi'atnya.

***

Story With You || Ada cinta di MualliminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang