Chapter 1

19.2K 1.1K 122
                                    

Menjadi anak tengah itu tidak enak. Sering di lupakan, sering dibandingkan, dan sering tidak di anggap. Aku selalu mengalaminya seperti itu. Orang tua ku sering melupakanku. Setiap mereka akan pergi yang di ingat hanya kakak dan adek ku saja, sementara aku, bahkan aku tidak yakin jika mereka mengingatku.

Aku tidak suka di perlakukan seperti itu. Aku sempat mengatakan hal itu, tapi ibu bilang dia tidak mungkin melupakanku, tapi kenyataan yang ku terima berbanding terbalik dengan perkataan ibu.

Ibu sering memandingkanku dengan kedua saudarku. Ibu berkata jika Kak Mark dan Jisung itu lebih baik, lebih pengertian, lebih pintar, dan lebih segalanya di bandingkan aku. Aku tidak mengerti kenapa ibu mengatakan hal itu. Yang aku tau, selama ini aku selalu menurut kepadanya, tidak pernah melawan perkataanya, dan bahkan nilaiku juga tidak buruk. Tapi kenapa ibu melakukan hal itu?

Aku jadi meragukan sesuatu...

Apa sebenarnya, aku ini bukan anak kandung ibu, sehingga ibu memperlakukan aku seperti itu? Jika iya, siapa orang tua kandungku?

Aku bahkan ingat, jika ayah pernah berkata jika aku di temukan di teras rumah, setelah itu ayah tertawa seakan akan itu sebuah lelucon, lelucon lucu yang tentu saja menyakitkan buatku.

Tuhan, aku tidak minta banyak, aku hanya ingin ibu dan ayah menyayangiku seperti mereka menyayangi Kak Mark dan Jisung, apa kau bisa mengabulkan itu Tuhan?

☆ ☆ ☆ ☆ ☆

Anak Tengah

Jeno, Mark, Jisung, and other

☆ ☆ ☆ ☆ ☆

"Selamat pagi ibu"

"Pagi, duduklah dulu, sarapan sebentar lagi siap"

Jeno mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Menunggu sarapan dan juga ayah dan kedua saudaranya. Pagi ini cukup cerah, membuat Jeno semangat untuk mengawali hari ini.

Satu persatu keluarga yang di tunggu datang. Sarapan yang sudah di buat ibu Lee juga sudah tersaji di meja makan. Tidak lupa 2 gelas susu, 2 gelas kopi dan 1 gelas teh juga terlihat di meja makan. Satu persatu keluarga Lee itu mulai mengambil sarapan.

"Oh iya ibu, hari ini Jisung pulang agak terlambat, hari ini club dance bakalan memilih ketua club baru"

"Benarkah??? Ibu yakin, pasti Jisungie yang akan menjadi ketua club dance, karena anak Ibu hebat" ibu Lee mengusap pucuk kepala Jisung dengan sayang.

"Amin, Jisung juga berharap begitu ibu"

"Kalau beneran jadi ketua club dance, berarti kamu mengalahkan rekor kakak. Kakak menjadi ketua club dance saat semester 3"

"Ayah yakin Jisungie bisa mengalahkan Kak Mark, dan Jisung harus ingat, kalau ayah dan ibu mendukungmu"

Jisung yang mendapat dukungan dari kedua orang tuanya jadi tambah semangat. "Hm, aku pasti akan menjadi ketua club dance"

Jeno yang sejak tadi diam, hanya tersenyum kecil. Sudah terlalu biasa dia mengalami hal seperti ini. Dia hanya mempercepat sarapannya, agar bisa lepas dari suasana yang sedikit menyakitkan buatnya.

☆ ☆ ☆ ☆ ☆

"Hari ini kau pulang jam berapa Jeno-ya"

Jeno mengalihkan pandangannya kearah sang kakak. "Hm... jam 2 kak"

"Mau kakak jemput?? Kebetulan kakak cuma mau ngasih skripsi saja hari ini, jadi kakak bisa jemput kamu"

Jeno menggeleng. "Tidak perlu kak, Jeno bisa pulang sendiri"

Anak Tengah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang