Chapter 2

8.4K 980 150
                                    

"Selamat pagi Jeno-ya"

Jeno melihat seluruh keluarganya sudah duduk di meja makan, hanya tinggal dirinya saja yang baru saja bergabung. "Selamat pagi, maaf aku telat bangun"

"Tidak apa, duduklah nak" itu ayahnya tengah sibuk membaca koran paginya. "Semalam kamu dari mana?? Kata Jisung kamu semalam pulang siang, lalu kenapa belum pulang sampai sore?"

Jeno menghela nafasnya sejenak. "Maaf ayah, semalam Jeno ada tugas kelompok bareng teman, dan Jeno lupa ngabarin. Maaf"

"Tidak apa" kali ini sang ibu yang menjawab. "Lain kali kabari jika ada kesibukan di luar" Jeno menganggukkan kepalanya. "Sebaiknya kita sarapan sekarang" dan mereka pun mulai sarapan.

☆ ☆ ☆ ☆ ☆

Jeno baru saja selesai nyuci piring dan juga membereskan rumah. Mark tengah mengantar Jisung ke kampus setelah itu kakaknya itu akan membantu sang ayah di perusahaan. Sementara dia hari ini akan masuk siang sampai malam, jadi tidak ada jadwal kerja part time hari ini.

Jeno yang niatnya ingin kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas, harus urung saat sang ibu memanggilnya.

"Jeno-ya, bisa kau belikan bahan bahan ini. Ibu ingin membuat kue"

Jeno ingin menolak, tapi pada akhirnya Jeno tetap menuruti permintaan sang ibu. "Baik ibu" setelah mengambil catatan, uang dan jaket serta kunci motor, pria bermarga Lee itu segera berlalu ke supermarket yang tentu nya menyediakan semua keperluan.

30 menit dan Jeno sudah kembali ke rumah.

"Susun semua bahan ke lemari"

"Baik ibu"

Jeno bahkan belum membuka sendalnya, tapi sang ibu sudah kembali menyuruhnya. Satu persatu bahan makanan itu sudah masuk kedalam lemari.

Melihat jam yang sudah pukul 11, Jeno segera bersiap. Tugasnya bisa di kerjakan di kampus. Masih ada waktu 2 hari lagi sebelum tugas itu di kumpul.

Ibu Lee yang melihat anaknya sudah berpakaian rapi dan sedang memakai sepatu, menghampirinya. "Kau ingin ke kampus?"

"Iya ibu" jawab Jeno tanpa mengalihkan pandangannya dari sepatunya.

"Bagus, kebetulan ibu juga akan pergi kerumah tante Irene, jadi kamu bisa sekalian antar ibu kesana"

Jeno menghela nafas. Sepertinya dia akan membolos 1 mata kuliah hari ini. Mengingat rumah tante Irene itu berlawanan arah ke arah kampusnya. Belum lagi jarak nya terlalu jauh, dan bisa di pastikan saat dia sampai ke fakultas maka dia akan terlambat.

"Ayo, ibu sudah siap"

Jeno mengangguk dan segera mengunci pintu setelah ibunya keluar rumah. Menghampiri mobil pribadinya yang sudah lama tidak di pakainya, sebelum akhirnya berlalu menuju ke rumah teman ibunya.

...

"Jangan lupa nanti jemput ibu jam 5. Ibu tidak menerima penolakan. Pergilah, atau kau akan terlambat"

Setelah mengatakan hal itu, sang ibu masuk ke dalam rumah mewah yang ada di depannya, yang disambut dengan hangat oleh sang pemilik rumah. Tidak menunggu lama, si anak tengah keluarga Lee itu segera melajukan mobilnya menuju kampus. Sambil menunggu jam pelajaran selanjutnya, Jeno sudah berniat untuk mengerjakan tugasnya di perpus.

...

"Jeno-ya"

Jeno tersenyum melihat ketiga temannya yang menghampirinya di perpus. "Kelas sudah selesai?"

"Baru saja selesai. Oh iya, ini catatan pelajaran tadi"

"Terima kasih Jaemin-ah"

Jeno memasukkan kertas catatan milik Jaemin kedalam tasnya.

Anak Tengah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang