"Aku pulang"
"Selamat datang" Ibu Lee menghampiri suaminya, mengambil tas dan jas suaminya membawanya ke pakaian kotor dan ke dalam kamar mereka.
"Anak anak kemana?? Kok gak keliatan?" Tanya Ayah Lee sambil melonggarkan dasi yang mengikat lehernya sejak pagi.
"Aku tidak tau, mereka belum ada yang pulang dari tadi" jawab Ibu Lee sambil melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 10.
"Sudah mencoba menghubungi mereka??"
"Sudah, tapi tidak ada yang mengangkat" perasaan Ibu Lee tidak enak. Dia merasa telah terjadi sesuatu pada anak anaknya, tapi apa?? Perasaan khawatir yang sejak siang dia rasakan benar benar membuat dia resah. Dia berdoa agar anak anaknya dalam keadaan baik baik saja.
Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangan Ibu Lee. Rasa lega terlihat jelas di wajahnya melihat dua orang anaknya sudah kembali, Kemana Jeno?? Kenapa dia belum pulang?? Ibu Lee kembali menatap kearah pintu berharap satu anaknya lagi muncul.
"Kalian kenapa?? Apa terjadi sesuatu?? Jeno mana??" Tanyan Ibu Lee setelah kedua anaknya duduk di sofa keluarga. Perasaan Ibu Lee benar benar tidak karuan. "Tolong katakan pada Ibu, sebenarnya apa yang terjadi?? Dimana Jeno berada sekarang?" Setetes air mata tanpa terasa turun di pipinya. Ada apa ini? Kenapa aku sekhawatir ini dengan Jeno??
Mark menghela nafasnya sejenak sebelum membuka suara. "Sebenarnya Jeno tengah di rawat di rumah sakit"
"Apa?? Apa yang terjadi padanya? Kenapa sampai di rawat di rumah sakit"
Mark mulai menjelaskan semua yang terjadi pada Jeno kepada orang tua mereka. Ibu Lee yang mendengar itu mendadak lemas dan menyandarkan tubuhnya di punggung sofa. Semua tubuhnya terasa benar benar tidak anak tenaga sama sekali. Pandangannya bahkan terlihat kosong.
Ayah Lee yang berada di samping istrinya segera merengkuh tubuh itu. "Sayang, kau mendengarkanku, tenanglah, tidak akan terjadi apa apa pada Jeno, sayang"
Tangisan Ibu Lee terdengar keras nan pilu, meluapkan rasa penyesalan kepada sang anak yang selama ini telah di siksanya dan mampir dibunuh oleh tangannya sendiri. Rasa penyesalan yang benar benar menyiksanya.
Sedangkan Jisung, kembali menangis dalam diam, meratapi semua takdir yang di berikan Tuhan kepada kakak dan keluarganya. Dosa apa yang telah keluarga ku lakukan di kehidupan sebelumnya, sampai kau menghukum keluargaku seperti ini Tuhan.
...
Pria pucat yang sejak siang tidak sadarkan diri itu, membuka matanya perlahan. Langit langit putih dan ruangan gelap di tambah bau obat obatan membuat Jeno yakin jika dirinya tengah berada di rumah sakit.
Pria bermarga Lee itu merasa berat di kedua tangannya. Mata sipit yang sudah kabur itu, masih dapat menangkap sosok ibu dan adiknya yang tertidur sambil mengganggam tangannya erat. Apa mereka sudah tau??
Mata bak bulan sabit saat tersenyum itu berembun menumpahkan liquid liquid bening yang semakin turun dengan deras. Tubuhnya bahkan bergetar menahan isakan tangis membuat salah satu orang yang memegang tangannya terbangun.
"Jeno-ya..." Ibu Lee mengerjapkan matanya pelan, membuat matanya fokus kearah Anaknya. "Ada apa sayang??apa ada yang sakit??" Mendengar suara ibunya yang panik, membuat Jisung segera terbangun, dan menatap kakaknya yang menangis dengan terisak keras.
"Kak Jeno kenapa...?? Katakan yang mana yang sakit kak"
Melihat anaknya yang semakin keras menangis, Ibu Lee segera memeluk anaknya dengan penuh ke hangatan. Tangan hangatnya mengelus punggung dan kepala anaknya. "Katakan pada Ibu, mana yang sakit, Ibu akan mengusir rasa sakit itu"
![](https://img.wattpad.com/cover/227871437-288-k317358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tengah (SUDAH TERBIT)
FanfictionKisah hidup Lee Jeno yang menjadi anak tengah di dalam keluarganya Brothership Friendship Family