anjana : bermalam

4.5K 834 206
                                    

Cheline membereskan sisa makanan mereka dan mengemasnya dalam wadah plastik yang udah ia bawa dari rumah. Memastikan seluruh sampah yang mereka hasilkan tidak ada yang tersisa dan terbuang gitu aja ke alam.

Menurut mitos, mengotori alam berarti telah berlaku gak sopan ke penghuninya. Efeknya bisa dia diganggu selama di situ, atau diikutin sampai kembali ke rumah nanti.

Tapi sebenernya kalo dilogika pun, mengotori alam memang berdampak besar pada kelangsungan hidup. Jadi lebih baik menghindari hal itu.

Ngomong-ngomong Jisa kini berjongkok untuk memastikan perapian mereka tidak padam.

Setelah berkeliling cukup jauh berbekal senter di kepala, Jisa berhasil mengumpulkan beberapa ranting kering. Gak banyak. Namun setidaknya itu cukup untuk dijadikan perapian sampai dini hari.

Ya. Harusnya begitu.

Lagi-lagi itu gaakan berlaku jika malam ini turun hujan.

Sekeliling tenda mereka sudah mulai berkabut dan aroma-aroma basah mulai tercium.

"Btw Jis.."

"Hm?"

"Lo tadi lewat belakang tenda?"

Arjisa menoleh dan memandang ke arah dagu Cheline yang menunjuk area belakang tenda mereka.

Lelaki itu kemudian menggeleng.

"Gak tuh. Gue ke depan sono terus masuk lumayan jauh."

"Muter barangkali?" desak Cheline yang merasa gak yakin sama jawaban Jisa.

"Yakali Chel. Di situ mah keliatan pohon dan tanahnya basah. Ga mungkin juga dapet ranting kering."

Cheline mengangguk lemah.

Iya juga sih.

Gak mungkin Arjisa dapet segini banyak kalo dia nyari di belakang tenda. Lagipula laki-laki itu kembali dari arah depan tenda gak lama setelah Cheline terkejut sama bayangan tadi.

Sepertinya bayangan tadi memang bukan Arjisa.

Bahkan dipanggil berapa kalipun bayangan tadi gak menoleh. Ketika kena cahaya juga ilang. Seharusnya jika itu Arjisa, ia akan berhenti di tempat. Kaget kena cahaya.

Cheline mengendikkan bahu dan memilih masuk ke tenda kemudian.

Ia segera menggelar sleeping bag dan memasukkan dirinya ke benda itu.

Gak banyak yang bisa remaja ini lakukan sekarang. Bermalamnya mereka di sini berada di luar perkiraan. Jika seharusnya mereka sekelompok bermalam di pos malam ini, nyatanya Cheline harus terpisah berduaan dengan adik kelasnya ini.

Arjisa kini mengikuti Cheline untuk masuk ke dalam tenda.

Laki-laki ini duduk di dekat mulut tenda sambil mengeratkan jaketnya.

"Kalo malem ini hujan, gimana, ya?" celetuk Arjisa berandai-andai.

"Jangan bilang gitu dong." sahut Cheline kesal.

Arjisa hanya mendengus.

"Ya diliat dari tanda-tandanya sih bakal ujan. Cuma semoga ga deres aja."

"Btw tenda kita ga bakal hanyut, kan?"

"Enggaklah. Kan kita bangunnya di atas tanah, bukan sungai."

Entah maksud cowok ini bercanda atau tidak, yang ada Cheline malah kesal dapat jawaban barusan.

'Yeu.. gak tau orang lagi PMS.' gerutu Cheline dalam hati.

Ia memilih merebahkan diri dan bergelung di dalam sleeping bag.

turanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang