Sahabat Lama 0.1

320 106 514
                                    

Sebelum membaca diharapkan membawa cemilan dan juga selimut.

’Tuan ada telfon.’’ Ucap Amber dari balik pintu kamar.

‘’Dari siapa?’’ Tanya Peter.

‘’Patrick tuan.’’

‘’Bawa sini.’’

Peterpun mengangkat panggilan itu. ‘’Kenapa kau lama sekali mengangkatnya?’’ Ucap pria seberang panggilan yang terdengar kesal.

‘’Kau tak sabaran sekali yaa.’’ Seulas senyum tertarik dari bibir Peter mendengar kekesalan sahabat lamanya itu.

‘’Hahaha.. kau sedang dimana bung?’’ Tanya Patrick di sela tawanya.

‘’Ada apa?’’

‘’Aku dan adikku baru saja tiba dari Amerika, besok pagi aku ada urusan bisnis. Boleh kami menginap dirumahmu kawan? Daripada aku harus menginap di hotel dan mengeluarkan biaya.’’  Ucap Patrick penuh harap.

‘’Tentu saja.’’ Ucap Peter pada Patrick.

‘’Baiklah bung, aku akan kerumahmu.’’ Jawab Patrick dan memutuskan sambungan panggilan itu.

Malam itu Peter bergegas kembali kerumah dan meninggalkan gadisnya yang masih terlelap.

***
Lama Patrick menunggu sahabatnya, Peter. Dia memandangi rumah milik Peter yang sudah tidak ia sambangi sejak 3 tahun yang lalu tepatnya setelah kematian kedua orang tua Peter. Tiba-tiba Perasaan bersalah itu muncul menggelayuti tubuhnya. ‘’Huhh..’’ Patrick menghela nafas berat.

TINNN

Bunyi klakson terdengar, sang pemilik turun berlari memeluk tubuh besar Patrick. Sepertinya Peter sangat merindukan sahabat lamanya itu.

‘’Hei lepaskan.. kau membuatku tidak bisa bernafas.’’ Ucap Patrick memukul pelan bahu Peter.

Peter tekekeh dan tetap memeluk sahabatnya. ‘’Apa aku tidak boleh memelukmu? Aku sangat merindukanmu bodoh.’’ Ucapnya dengan wajah cemberut.

‘’Apa ini adikmu?’’ Tanya Peter pada seorang gadis kecil yang berusia 5 tahun, tubuhnya bersembunyi takut dibalik tubuh besar kakaknya Patrick.

Peter mencoba mendekati gadis itu, mencoba meraih tangan kecil milik sang gadis untuk berkenalan. ‘’Apa kau takut denganku?’’ tanya Peter, gadis itu semakin mengeratkan cengkramannya pada baju sang kakak wajahnya ketakutan seperti sedang melihat monster.

‘’Adikku memang seperti ini, dia sangat pemalu.’’ Ucap Patrick pada Peter.

Peter mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk masuk. ‘’Masuklah..’’ Ucap Peter.

Patrick dan adiknya Jingga memasuki rumah milik Peter, dan berakhir duduk di sofa besar yang ada di ruang tamu.

‘’Apa kalian sudah makan?’’ Tanya Peter.

‘’Sudah bung, kami lelah sekali boleh kami langsung tidur saja?’’ Pinta Patrick.

‘’Oh baiklah..’’

Peter mengantar sahabatnya bersama adiknya itu ke salah satu kamar kosong yang ada dirumahnya. Sebuah kamar yang dulunya milik kedua orang tua Peter, kamar dengan gaya klasik dan ornamen ukiran batik menjadi dekorasi dinding kamar.

‘’Silahkan masuk.. selamat beristirahat.’’ Ucap Peter pada 2 saudara itu.

Patrick merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar peninggalan orang tua Peter, adiknya masih mematung dengan menatap sudut kamar milik orang tua Peter. ‘’Jingga kemari..’’ Suruh Patrick pada adiknya.

‘’Ada apa?’’ Tanya Patrick.

Adiknya menggeleng, dan meringkuk disamping tubuh kakaknya Patrick. ‘’Apa Jingga mau kakak nyanyikan?’’ Tanya Patrick yang dibalas anggukan iya.

‘’Baiklah..’’

Jingga tidur..

O-oh Jingga tidur..

Kalau tidak tidur digigit kambing..

Jingga pun tertidur dengan memeluk tubuh sang kakak, melihat Jingga sudah terlelap Patrick pun juga ikut terlelap di samping tubuh adik kecilnya.

CKLEK

Patrick memasuki sebuah ruangan yang didalamnya sangat berdebu seperti tidak terawat, banyak patung menghiasi ruangan ini. Hingga ada satu patung yang menarik perhatiannya, Patrick melangkah mendekati patung itu.

‘’Patung ini sangat indah, mirip sekali seperti manusia.’’ Ucap Patrick tepat didepan patung itu.

‘’Saya bukan patung. Saya dulunya manusia seperti mu.’’

‘’Pemilik rumah ini gila. Dia membunuh dan sukma ku terjebak didalam patung ini.’’

‘’PERGI... Jangan sampai kau sepertiku!!’’

‘’Hah.. hah..’’ Patrick mengusap kasar wajahnya mencoba menenangkan diri.

‘’Mimpi buruk iya tadi itu hanya mimpi.’’ Gumam Patrick.

Tersadar ternyata adiknya Jingga tidak ada disampingnya. Samar-samar Patrick mendengar seperti seseorang sedang bersenandung. ‘’Siapa itu?’’ Batin Patrick takut.

‘’Jingga kau sedang apa?’’ Patrick takut melihat tingkah adiknya yang aneh.

Jingga sedang berjongkok dibawah ranjang memainkan rambutnya sembari bersenandung lagam Jawa.

‘’Jingga..’’ Panggil Patrick.

Gadis kecil itu menoleh dan menjawab panggilan kakaknya.’‘Kowe ra iso mlayu saka kesalahan (kamu tidak bisa lari dari kesalahan)’’

Patrick tidak mengerti dengan apa yang diucapkan adiknya itu. ‘’Kamu ngomong apa dek?’’ Tanya Patrick.

‘’Iki kabeh salahmu (ini semua salahmu ).’’ Jawab Jingga dengan mata melotot.

Lagi-lagi Patrick tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Jingga. Patrick tidak tahu kalau adiknya dapat berbicara bahasa Jawa. Patrick menjambak rambutnya frustasi, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan adiknya.

Patrick menarik tubuh kecil Jingga dan menenggelamkannya dalam pelukan. ‘’Kenapa Jingga kamu kenapa..’’ Ucap Patrick khawatir.

Isak tangis terdengar dari mulut Jingga. ‘’Kak ayo kita pergi dari sini. Jingga takut kak.’’ Ucap Jingga dengan suara gemetar.

Patrick mengangkat tubuh Jingga dan menaruhnya di atas ranjang, dengan telaten Patrick mengusap-usap kening adiknya dan perlahan Jingga mulai tenang dan tertidur.

Setelah kejadian mimpi dan tingkah Jingga yang aneh membuat kerongkongan Patrick terasa kering, dan sekarang dia membutuhkan segelas air.

Dengan langkah gontai Patrick keluar kamar dan menuju dapur, ternyata Peter juga belum tidur dia sedang mencari sesuatu di lemari dapur. ‘’Kau belum tidur?’’ Tanya Patrick.

‘’Ah.. belum.’’ Jawab Peter.

‘’Kau sedang cari apa?’’ Tanya Patrick yang sedikit penasaran dengan kegiatan sahabatnya itu.

‘’Tali..’’ Jawab Peter menunjukkan seutas tali tambang panjang pada Patrick.

Patrick mengangguk dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda, setelah menegak segelas air rasa lapar pun menyerang.

Patrick mengambil piring, dan mulai memakan lauk pauk yang terhidangkan di atas meja. Setelah selesai dan sudah merasa kenyang, Patrick menuju kamar ingin cepat-cepat untuk tidur saja.

CKLEK

‘’Jingga-‘’

Kira2 Jingga kenapa ya? 🤔

Yuk tebak2an apa maksud Jingga waktu ngomong Jawa itu? 😥

Jangan lupa vote dan komen

Terima kasih🌹

BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang