Siapkan cemilan dan juga selimut untuk teman baca kalian.
Happy reading🌹
‘’Jingga-‘’
Tubuh Patrick gemetar ketakutan. Tubuhnya membeku seperti ribuan es menghujani tubuhnya. Patrick tidak sanggup.. tidak sanggup untuk melihat. Kalau Patrick bisa meminta ia akan meminta pada Tuhan untuk dibutakan matanya sekarang juga.
Patrick menangis..
Menjerit..
Adiknya Jingga..
Oh Tuhan..
Adiknya sudah tergantung di atas langit kamar.
Tubuh kecilnya menggantung dengan mulut yang menjulurkan lidah.
Tubuh Patrick melemas, jantungnya seperti berhenti berdetak.
Tidak sanggup dia melihat adiknya, Jingga. Adiknya yang tercinta sudah tidak bernyawa.
Patrick tidak bisa berkata apa-apa dia meraung-raung menangisi jasad adiknya.
‘’Jingga.. Jingga adikku..’’
‘’Ya Tuhan.. apa yang terjadi..’’
‘’Jinggaa..’’
‘’Jingga sayang maafkan kakakmu ini..’’
‘’Jingga m..maaf seharusnya kakak mendengarkanmu..’’
‘’Seharusnya kita pergi dari rumah iblis ini.. Ya Tuhan adikku.’’
‘’PETER BAJINGANN.’’ Teriak Patrick marah.
Patrick terlihat sangat marah, matanya memerah karna tangis dan tangannya mengepal sangat kuat.
‘’Iya aku disini..’’
Patrick menoleh dan mendapati Peter sedang berdiri tepat dibelakangnya.
Patrick menatap tajam Peter dengan bibir yang gemetar. ‘’App..a yang ingin kau lakukan?’’
‘’Kau terlihat sangat sedih kawan. Aku tidak tega.’’ Ucap Peter dengan wajah yang dibuat sedih.
‘’Ap..a maksudmu..’’ tanya Patrick dengan ucapan tergagap.
‘’Kau akan menyusul adikmu itu ke neraka. Kau mau?’’ Ucap Peter dengan kedua tangan memegang gergaji mesin.
‘’Kita percepat saja ya, sungguh aku tidak tega melihat kesedihanmu kawan.’’
Peter pun mulai menghidupkan mesin gergaji, sebelumnya Peter sudah memberikan pelumas khus untuk memperlancar kerja rantai pada gergaji mesin. Ya tentunya agar bekerja optimal.
Beberapa kali Patrick menelan salivanya yang terasa sulit. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya. Tubuh Patrick gemetar hebat melihat Peter yang sudah siap untuk membunuh dirinya.
Derai air mata membasahi pipi Patrick masih tidak menyangka bahwa sahabatnya sudah berubah menjadi monster jahat. Terngiang kenangan dulu saat dirinya dan Peter bermain dan bercanda bersama. Sakit sangat sakit kawan. Patrick tidak habis pikir makhluk apa yang merasuki tubuh sahabatnya, Peter.
Patrick melihat jendela kusam yang sedikit terbuka, Patrick berlari melewati Peter dan melompat keluar jendela. Kamar yang berada dilantai dua membuat kaki Patrick terkilir.
Dengan tergopoh-gopoh Patrick mencoba berdiri dan berlari.. terus berlari menghindari pria gila yang sedang berjalan santai mengikuti langkah kakinya.
‘’Berhenti berlari Patrick..’’
‘’Aku merindukanmu.. sangat merindukanmu.’’
‘’Tidak jangan bunuh aku Peter.. Aku mohon!!’’
Suara mesin dari gergaji itu membuat adrenalin Patrick semakin terpacu ketakutan. Patrick bersembunyi iya dia bersembunyi mencari pertolongan dibawah pohon mangga yang rindang berharap Peter tidak menemukannya.
Merasa Peter sudah tidak mengejarnya lagi karena suara dari mesin gergaji tak terdengar, sejenak Peter bisa sedikit bernafas lega dan mengatur ritme jantungnya yang menggila.
‘’Syukur-‘’ Patrick tiba-tiba tersentak melihat Peter tengah berjongkok disampingnya.
‘’Aku ikut bersembunyi ya.’’ Katanya sembari menatap lurus kearah Patrick.
Patrick ingin lari, menghindar lagi tapi sudah terlambat. Peter menggorok kedua kaki Patrick sehingga sahabatnya itu tidak bisa melarikan diri.
‘’Kau bisa lari dariku, kalau kau mau.’’ Ucap Peter santai sembari memakan buah mangga yang baru saja terjatuh dari pohonnya.
Patrick menyeret tubuhnya menggunakan siku tangannya, dari mulutnya keluar cairan kental darah.
SREK.. SREK.. SREK..
Patrick menyeret tubuhnya berusaha meminta pertolongan siapapun, dari tubuhnya meninggalkan jejak darah yang panjang. Rasa sakit menjalar diseluruh tubuh Patrick ia merasa seperti di ambang kematian.
‘’Mama papa maafkan Patrick. Karna aku adik Jingga mati, karna aku adik Jingga merasakan sakit.’’
‘’Jingga adikku yang tersayang maafkan kakakmu ini.. maafkan kakak karena tidak bisa menjagamu dengan baik.. maafkan kakak.’’
Bahkan tangis pun sudah tidak bisa, kering sudah air mata Patrick hanya tetesan darah yang mengalir dari sudut matanya.
‘’Hai bung bagaimana? Masih mau lari?’’ Sapa Peter pada Patrick yang tubuhnya sudah lemas tidak berdaya.
‘’Bunuh aku Peter aku ingin bersama adikku.’’ Pinta Patrick. Patrick sudah tidak bisa menahan sakit yang teramat pada tubuhnya.
‘’Dikabulkan.’’ Dengan cepat Peter menghunuskan gergaji mesinnya pada tubuh Patrick dan membelahnya menjadi dua.
Keesokan harinya
Breaking News
Anak dari pengusaha batu bara ternama dikabarkan telah menghilang sejak malam tadi, dan sekarang polisi sedang mencari keberadaannya. Jika melihat seorang anak laki-laki dengan ciri-cir-‘’
TITTT
Peter mematikan layar televisi.
‘’Polisi itu tidak akan menemukan mereka karena aku telah menimbunnya dengan semen.’’ Ucap Peter sembari menyesap secangkir kopi hangat.
Gimana buat part ini?
Aku buat 2 chap tengah malam
Aku dengar suara aneh
Merinding disko dong
Eh ga taunya itu suara ngorok bapakku
Jangan lupa vote n komen
Terima kasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD
Mystery / ThrillerTakdir yang mengharuskan Bella bertemu dengan Peter seorang 'pembunuh berdarah dingin' membuat Bella harus memilih untuk tetap mencintai ataukah membunuh Peter. Yang penasaran, langsung saja di baca!! Noted: Psychopath, Gore, Horror ⚠️WARNING⚠️ 🔴...