“Kang ghibah, kang bucin, dan kang stalk akun doi, awas! Kang halu mau lewat!”
—AGNESSA MARTHALIVIA🎓🎓🎓
Sinar mentari yang teramat bersinar, hawa panas yang dirasakan setiap orang pejalan kaki.
Peluh keringat yang sedikit membasahi pelipis Nessa, dirinya memasuki pelataran rumah dan memasuki dapur untuk mengambil segelas air putih.
Dengan pakaian yang masih berseragam, Nessa menduduki sofa ruang keluarga seraya meneguk segelas air putih lalu menyimpan kembali di atas meja.
Nessa memandang seisi ruangan yang terlihat sangat berwarna oleh cat cerah. Meskipun terlihat sepi karena dihuni oleh 2 orang, gadis itu tersenyum kala melihat foto-foto dirinya waktu semasa masih menduduki sekolah dasar.
Nessa berdiri dari duduknya menuju sebuah satu foto yang berada di meja lemari. Ayahnya, Pandu telah meninggal dunia semasa dirinya masih berumur 10 tahun. Kenangan, foto-foto, dan semuanya mengenai dirinya, Tessa, dan ayahnya akan selalu terkenang.
Nessa tersenyum.
"Nessa! Mama pulang!" seru Tessa dari arah pintu, seketika Nessa membalikkan badannya.
"Nessa! Tadi Mama ke sekolah kamu!"
"Mama ke sekolah? Ngapain? Biasanya Nessa pulang naik taksi, kan."
Tessa memasang wajah lelah lalu menduduki sofa. "Mama nungguin kamu buat pulang bareng, sayang...,"
Nessa mengerutkan keningnya dan memutar bola mata jengah. "Pasti karena nyari cogan." Terkanya lalu menyimpan kembali foto tersebut.
Tessa terkekeh dan menepuk pundak anaknya yang mulai menduduki sofa. "Tau aja anak Mama,"
"Oh, iya, gimana sekolah pertama kamu? Pasti seneng, kan, banyak cogan-cogan di sana?" tanya Tessa seraya merayu sang anak.
"Apaan sih, Ma. Yang ada malah pusing!"
"Lho, pusing kenapa?"
"Setiap guru itu beda-beda karakter! Ada yang serius, humor, suka ngebucin lagi! Kesel,"
"Baguslah, jadi kamu bisa kehibur sama mereka, kalo Mama jadi kamu, udah gebet tuh guru-guru." Lirih Tessa membuat Nessa mengedikkan bahu jijik.
"Tapi ada benernya juga... mereka pada cakep-cakep, Ma!" seru Nessa hanya dibalas manggutan dari Tessa.
"Tapi murid-muridnya pada nyebelin!" kesalnya.
"Nyebelin kenapa?" tanya Tessa penasaran.
"Pada gesrek semua otaknya, sampe ini aja Nessa belum punya temen."
"Belum punya temen?!" Nessa mengangguk mengiyakan.
"Itu artinya kamu harus bersosial dulu sama mereka, bukan nungguin mereka buat kenalan sama kamu! Gengsi kok digedein," cibir Tessa.
Nessa menghembuskan nafas, dan mengecek ponselnya. Gadis itu terus menarik ulur layar ponselnya, naas, tak ada satu DM pun yang masuk.
Netranya tertuju pada sebuah berita. "Ma, Hyun Bin rumornya lagi deket sama Song Hye Kyo." Lirih Nessa saat melihat aplikasi instagram.
Tessa membulatkan kedua matanya dan merebut ponsel Nessa. Bagaikan tertusuk jarum, Tessa merubah mimik wajahnya menjadi sayu.
"Bebeb Hyunnn~ahh..." tangis Tessa.
"Ini gak bener! Dia cuma milik Mama! Kamu ngapain sih percaya berita begituan!" kesal Tessa kecut.
Nessa terbingung, "Siapa yang percaya, itu cuma rumor, belum keungkap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGGANESA
Teen FictionPercikan bumbu-bumbu remaja dalam sebuah drama sekolah. SMU HALU merupakan sekolah yang sangat elite dengan murid-murid ber-IQ tinggi. Guru-guru cool dan beautifull yang sangat digemari. Ujian tes demi tes harus para pelajar dahului untuk memasuki s...