NK 7
Bismillah.
Assalamualaikum.
🌼🌼🌼
Daffa dan Tita kini sudah duduk di dalam mobil. Mereka menghela napas pelan, karena sudah berhasil meloloskan diri dari para wartawan yang sepertinya masih kurang puas menginterogasi keduanya.
Tita menunduk, ada rasa takut di hatinya. Bagaimana tidak, ciuman yang didaratkan Daffa tadi disaksikan di depan umum, belum lagi banyak yang mengambil gambar bahkan merekamnya. Kalau sampai keluarganya melihat, entah apa yang akan mereka lakukan terhadapnya.
"Sorry, kalau tadi bikin kamu …." Daffa seolah tahu perasaaan gadis di sebelahnya itu.
Tita hanya menunduk, tak tahu harus berkata apa. Sementara Daffa kini merasa bersalah.
"Sekarang aku antar kamu pulang," ucap Daffa seraya menghidupkan mesin mobil.
Mobil pun perlahan melaju keluar parkiran. Tita memalingkan wajahnya ke samping. Menatap keluar jendela mobil. Tanpa sadar kini ujung matanya pun berair, sedikit terisak dan mengusap wajah yang kian basah. Tita tak kuat menahan tangis.
"Kamu masih mikirin tadi? Aku benar-benar minta maaf," ujar Daffa tulus.
"Apa kamu sering melakukan itu sama banyak wanita?" tanya Tita pada akhirnya. Ia menatap Daffa dengan sedikit rasa kecewa.
Daffa menggeleng, "Baru tadi," ucapnya gugup. Ia pun menjadi canggung setelah mencium gadis di sebelahnya itu. Rasa gemetar masih menghinggapinya. Namun, ia mencoba untuk bersikap biasa, padahal jantungnya sejak tadi berdebar-debar.
"Asal kamu tahu, tadi itu first kiss aku," ucap Tita lirih seraya menunduk.
Seketika Daffa terperanjat dan ngerem mendadak, ia pun menepikan kendaraannya. "Sorry, aku benar-benar minta maaf. Kalau aku sudah … jujur, tadi juga aku baru pertama melakukannya." Daffa memalingkan wajahnya ke samping. Kini ia yang tampak malu.
"Tapi kamu seperti sudah ahli?" ledek Tita kesal.
"Masa?" tanya Daffa menatap sekilas ke arah Tita, lalu kembali membuang muka.
Kata-kata ahli membuat wajahnya memerah. Ia bukan ahli, melainkan hanya mencoba mempraktekkan apa yang pernah ia lihat di video dewasa. Hatinya pun akhirnya tahu, mengapa teman-teman kuliahnya dulu sering meledeknya yang tak punya pacar. Mereka bilang pacaran itu enak, mereka bisa sering melakukan kissing, bahkan sampai menginap di hotel. Ternyata kissing itu memang enak, dan membuat adrenalinnya naik. Tapi bukan berarti Daffa akan melakukannya lagi. Karena ia tahu, melakukan itu kalau tidak pakai perasaan rasanya akan hambar. Seperti tadi.
"Aku lapar." Tita mengusap perutnya yang perih.
"Tapi kamu maafin aku?"
"Lupain aja kejadian tadi." Tita sudah bisa menerima keadaan. Toh baginya nangis pun percuma, semua sudah terjadi, dan dia sedikit menikmatinya.
"Okey, kita cari makan. Habis itu pulang, ya." Daffa kembali melajukan kendaraannya menuju rumah makan.
🌼🌼🌼
Sebuah resto pinggir jalan dipilih Daffa untuk makan malam bersama Tita. Mereka masuk memilih tempat duduk, lalu memesan makanan dan minuman.
"Ta!" panggil Daffa pelan.
Tita menoleh, menatap pria di depannya dengan bingung. "Kenapa?"
"Eum … cowok yang waktu itu, siapa?"
"Yang mana?"
"Yang di cafe, yang kamu disiram sama ceweknya." Daffa penasaran dengan pria yang pernah membuat gadis di depannya itu bertengkar di cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak (Tamat)
RomanceSudah tersedia di play store ... ... ... ... ... ... ...