[NCT LEE TAEYONG] W H I T E

8 2 0
                                    

Aku mengambil kunci mobil diatas nakas dan kembali memastikan apakah ada yang masih perlu aku bawa sebelum pergi. Hari ini aku akan mengunjungi kakek di sebuah desa yang terletak dibagian Timur sekaligus berlibur selama seminggu disana.

Namaku Lee Taeyong, seorang Chief Designer di perusahaan yang bergerak di jasa arsitek. Aku baru saja menyelesaikan proyek besar sebulan lalu, sebuah proyek bangunan Rumah Sakit berstandar internasional. Setelah berhasil, aku dan tim kembali mendapatkan kepercayaan untuk menangani proyek sebuah resort disebuah puncak yang tak jauh dari kampung kakek, maka dari itu aku memutuskan untuk terjun langsung kelapangan.

Aku sudah lama tidak kemari, terakhir kali mungkin 18 tahun yang lalu saat aku berusia 10 tahun. Ayah dan Ibuku beberapa tahun sekali datang kemari untuk mengunjungi mereka, sedangkan aku lebih memilih tinggal karena perjalanan menuju ke sana amat sangat melelahkan. Selama ayah dan Ibu pergi aku dititipkan dengan Bibiku. Kakek dan Nenek juga biasa datang ke rumah orang tuaku dan menginap selama beberapa minggu sebelum akhirnya kembali pulang, terakhir kali bertemu mereka adalah 3 tahun yang lalu.

Kakek dan nenek terlihat menungguku didepan rumah mereka. Wajah dengan kerutan itu tersenyum saat mobil Mercendes benz yang ku kendarai memasuki halaman rumah yang luas. Rumah mereka berbeda dari yang terakhir kali aku lihat saat kemari dulu.

Nuansa bata merah menghiasi dinding interior rumah berlantai 2 tersebut, semua itu adalah hasil karyaku. Tidak banyak yang berubah sebenarnya. Aku hanya membuat pondasi rumah ini agar lebih kuat terutama bagian atap karena ketika musim dingin datang daerah ini kerap kali jadi sasaran badai salju sehingga model rumah prefabrikasi menjadi salah satu solusinya untuk dapat menahan beban salju dan macam-macam bencana lain yang tak diharapkan untuk terjadi.

"Cucuku.." sambut nenek berjalan kearahku cepat dan memelukku.

Aku membalas pelukkannya, mengelus punggung bungkuk wanita yang sudah berusia 72 tahun tersebut.

Kakek ku juga merentangkan tangannya, aku berhambur memeluk kakek yang merupakan salah satu panutanku. Beliau sering menceritakan bagaimana kisah hidupnya saat masih muda, bagaimana ia memecahkan masalah yang menimpanya dan ia lah yang mengajariku bagaimana menghadapi dunia yang keras ini. aku banyak belajar dari pengalaman kakek.

Aku menikmati makan malam bersama mereka dan akan menginap semalam disini karena besok pagi aku harus ke daerah puncak yang nantinya akan dibangun resort. Disana ada sebuah kabin dalam hutan tak jauh dari pedesaan milik kepala desa kenalan Kakek. Aku akan menikmati liburan dengan menginap disana.

Kabin Kayu itu sendiri adalah penginapan yang disewakan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Desainnya menarik dan memberikan kesan natural bersamaan pepohonan dan semak belukar yang yang sengaja dirawat disekitaran peninapan agar pengunjung semakin merasakan suasana alam liar.

"Jika matahari sudah terbenam kau harus memastikan semua jendela dan pintu tempat tinggalmu terkunci, pencuri memang tidak ada disana, tetapi hewan buas bisa saja bertamu. " jelas Kakek

"Iya aku mengerti kek" balas ku dan Nenek juga menimpal pembicaraan kami sambil membawakan teh hangat

"Yang penting hidupkan saja semua lampu, di penginapan itu dipasang pagar pembatas dan seharusnya tidak akan ada hewan buas kecuali serangga"

Aku langsung menoleh melihat Nenekku, benar! Serangga, alih-alih takut mendengar hewan buas aku lebih takut dengan serangga, kenapa aku bisa lupa?

"Nenek bisa berikan pembasmi serangga? Astaga aku lupa membawanya! Pantas saja seperti ada yang tinggal saat aku pergi"

"Akan aku berikan besok pagi, mintalah bantuan dengan Tuan Yun jika kau tiba-tiba membutuhkan sesuatu yang lain lagi besok"

Tuan Yun adalah kepala desa yang ku sebutkan tadi. Umurnya hampir sama dengan Kakek.

NCT FANFICT ONESHOOT COLLECTION | ZATBESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang