KETIGA

14 3 3
                                    

Suasana kantin semakin ramai karena bell baru saja berbunyi. Dan tidak sedikit siswi yang mengagumi wajah tampan dari ketiga siswa yang sedang duduk di pojok kantin.

Siapa lagi kalau bukan Daffa, Rando dan Derick, walau Alvin tidak ada dia juga gak kalah ganteng kok. Iya in aja, nanti orangnya ngambek.

Dengan perawakan gagah, tinggi, dan wajah tampan nan dinginnya tidak bisa di pungkiri bahwa Daffa cocok di nobatkan sebagai most wanted no. 1 di SMA Dharmawangsa.

Jangan lupakan pula wajahnya yang blesteran Spanyol dan Indonesia. Sudah kebayang kan seperti apa wajah bak malaikat namun dalam nya Iblis itu.

Dan jangan lupakan paras Rando, Alvin dan Derick yang tidak kalah tampan. Namun hanya Rando yang belum menemukan pujaan hatinya. Katanya, gua masih mau berjelajah, pacaran ribet.

Padahal nih ya, dia itu belum move on. Diem-diem aja ya, nanti kalo dia tau, ngambek wkwk.

Semakin ramai kantin, semakin banyak pula bisikan bisikan yang membuat Luna sedikit risih mendengar nya.

"Eh, itu siapa yang duduk didepan kak Daffa?"

"Gak tau tuh, berani banget duduk sama jodoh gua!"

"Cabe cabean kali"

"Gua yang lebih cocok duduk disitu, bukan dia ewh"

Aria yang mendengar itu pun memelototi rombongan perempuan itu. Mereka yang di pelototi pun mulai membubarkan diri, walaupun masih terdengar bisikan bisikan setan.

"Gila ya, itu mulut apa goa hantu" Sungut Aria sambil memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Maklum kita belom pernah ngajak siapa siapa buat duduk disini. Baru kalian" Jawab Rando yang baru kembali sambil membawa makanan di tangannya.

"Eh, dedek cantik gak makan? Apa mau sepiring sama babang Rando?" Rando mengedipkan matanya kearah Luna yang salah tingkah melihatnya.

"E-engga usah, gua makannya nanti aja" Tolak Luna sambil tersenyum canggung.

"Ri, ke kelas yuk" bisik Luna kepada Aria yang sedang asik makan dan bercanda gurau dengan Derick.

Namun sayangnya Aria tidak mendengar bisikan Luna dan masih asik bercanda dengan Derick. Sampai memukul mukul manja pula. Maklum, orang kasmaran berasa dunia milik berdua betul.

Luna berdecak sebal melihatnya, sejak kapan Aria jadi menye-menye seperti itu. Sebenarnya ia lapar, tapi dia gak bawa uang.

Dan ia tau Aria pun juga tidak membawa uang, ingat kan kalau bakso yang dia makan itu dibelikan oleh Derick. Alhasil ia hanya diam dan memerhatikan kantin yang ramai.

"Mau kemana Daff?" Tanya Rando yang melihat Daffa sudah berdiri dari duduknya dan melangkah pergi.

Tidak ada sahutan, Daffa hanya melirik Luna sebentar dan lanjut berjalan. Kayanya gua invisible banget ya di mata Daffa anjrit, pikir Rando.

Luna yang mendengar itu pun hanya melirik pria itu, Daffa. Dan cepat cepat mengalihkan tatapannya setelah tidak sengaja tatapan mereka bertemu.

Disaat Luna sedang asik memerhatikan sekitar, tiba tiba ada yang meletakkan satu piring yang berisikan nasi goreng dan susu coklat di depannya.

Ia pun menatap nasi goreng dan susu coklat itu dengan bingung, perasaan ia tidak memesan apa apa, pikirnya.

"Makan."

Ia pun sontak mendongakkan kepalanya, dan terkejut melihat Daffa yang berdiri disampingnya. Bergantian menatap piring berisi nasi goreng dan dirinya. Dan kembali duduk didepan Luna, memerhatikan Luna dengan lekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang