chapter kedua

21 2 3
                                        

Jarum pendek di jam tangan Ranupadma menunjukkan pukul 21:00 yang berarti Arga telah sampai di bandara.

Matanya yang seolah menolak untuk menahan kantuk itu pun berusaha untuk tetap terjaga dan memantau ponselnya,berharap satu pesan singkat muncul dari Arga.
Dari luar kaca terlihat bercak air mulai membasahi halaman,angin sepoi masuk melalui sela sela jendela yang ia tatap.

Tuk tuk tuk

Terdengar dari dalam pintu.

"Toko kan sudah tutup?mengapa mereka masih ingin membeli bunga?"
Ucapnya dengan nada datar sembari berjalan kearah pintu dengan rambut panjangnya yang terurai menggunakan pijama berwarnakan peach di tambah sendal bulu kelincinya menambah sisi imut nan manja Ranupadma.

Saat membuka kuncian terakhir tiba tiba lampu seisi ruangan mati total,entah apa yang meyebabkan hal itu terjadi.
Ia bergegas keluar dan menyalakan kembali meteran listrik.

"Oyasumi, usagi no on'nanoko"
Ucap Arga mengagetkan Ranupadma,

Dukkk

"Aww,sakit banget. Aaa..aar..arga?

Kepala gadis itu kejedut dinding tapi untung saja tidak sampai operasi otak,Ranupadma masih tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Lantas ia meninggalkan Arga dan kembali ke toko bunga.

Kenapa sih harus malam malam kaya gini ngehaluin dia. Aww kepalaku.

Ucap lirih Ranupadma.

"Yakin nih nggak mau ketemu sama aku?" Ucap lantang Arga dari tempat Ranupadma terjedut.

Belum sempat ia melangkahkan kakinya,Ranupadma menoleh kebelakang dan benar saja itu bukan kehaluan yang biasa saja .

"Wah,bahkan sekarang aku menjadi gila karna sedang berbicara dengan fantasiku sendiri," balasnya dengan menunjuk arga seperti arwah gentayangan.

Perlahan Arga mendekati Ranupadma yang sedang kesal.
Lalu memeluk Ranupadma dengan erat.

"Gomen ne usagi chan, Maaf sudah membuatmu menjadi gila menyangka aku adalah hantu" bisik Arga tertawa kecil ke telinga sebelah kanan gadis itu.

Ranupadma seperti terkena stun lele selena dalam permainan game Mobile legend

"Apakah kamu baru saja jatuh jatuh dari langit?soalnya setan biasanya gitu," celetuk Ranupadma memukul bahu Arga

"Iya kali,aku memang setan,setengah mati merindukanmu haha," gelik tawa Arga membalas pertanyaan Ranupadma.

"Hmmm,sejak kapan kamu sampai?nggak ngasih tau bibi kalo kamu udah disini?" Ucapnya sambil melihat kearah bola mata berawarna coklat terang itu.

"Matamu itu kayak lampu merah, membuatku berhenti setiap kali melihatnya," Rayuan pun ia layangkan pada Ranupadma.

Sesaat Ranupadma tertegun dan pipinya mulai memerah oleh gombalan itu.

"Aaayoo kita masuk dulu,sebelum gerimis menjadi hujan," Ranupadma mengalihkan perhatian dari Arga.

"Lain kali kau harus memeluk ku," Arga berjalan ke arah Ranupadma dan mengidipkan mata indahnya itu.

Entah perasaan apa ini sebenarnya,aku harus bahagia atau sedih dan menangis karena setelah tiga tahun baru bisa melihatnya kembali.

Aku senang bisa kau rayu dan peluk sesukamu,cobalah untuk lebih lama pada saat saat seperti itu Arga.

Ucapnya sedih mengeluarkan air mata di tengah hujan lebat yanh sedang mengguyurnya.

"Ran,apa kamu sengaja mandi hujan?" tanya Arga yang sudah berada di depan pintu melihat Ranupadma berdiam diri di luar.

"Haaa?ii..iiya,bentar,"jawab Ranupadma berlari ke arah Arga.

"Aku ganti baju dulu kamu tunggu disini aku ambilin handuk," berjalan menuju kamar.

"Hmm,iya" ucapnya datar.

Sejenak Arga menyadari bahwa gadis kecil yang cengeng itu saat ini sudah dewasa dan menjadi gadis yang sangat cantik,manis dan periang.

Arga menatap lama sebuah dream catcher berwarna peach berajutkan bunga dandelion menggantung di atas meja kasir Ranupadma.

Bahkan sampai detik ini pun aku masih menunggumu dalam bentuk bayangan. Entah sampai kapan kau akan menyadarinya Ran.

Dari arah belakang Ranupadma melihat Arga terdiam menatap hiasan pemberian Ayah dan Ibunya.

"Arga?ini handuknya,Kamu ganti baju dulu gih,aku ada sweeter sih mungkin muat kali,"

Mata mereka saling menatap.

Ya Tuhan,perasaan apa ini?mengapa detak jantungku kian melambat?aku seakan sulit bernapas.

Perlahan wajah Arga mulai mendekati kepala gadis itu.
Ranupadma yang saat ini sudah terpaku kaku tidak bisa melakukan apapun.

"Ran?" Ucap lembut Arga
"Ii..iyyaa Arga?" Matanya menyipit alisnya mengkerut.

Semakin dekat tatapan mereka,kali ini mungkin Ranupadma merasakan jantungnya tak bernyawa.
Dan benar saja Arga melayangkan ciuman pertamanya ke bibir gadis berlesung pipi itu.

Ranupadma yang sudah hampir kehilangan separuh nyawanya tak berkutik. Matanya melotot wajahnya merah padam tubuhnya kaku.




Hayoo pada penasaran nggak sama kelanjutan Ranupadma?
Hehe tunggu yah part selanjutnya.

Pasti lebih seru lagi yahh..
Bantu semangatin yaahh 💐💐💛



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mara & TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang