[Aku yakin kalian paham bagaimana caranya menghargai suatu karya seseorang.]
.
.D E S T N Y - Chapter 3
by:
©baericeyNashaly berjalan dengan tubuh lemah. Entah sudah berapa kilometer ia menempuh perjalanan ini, yang pasti itu benar-benar melelahkan. Dia juga belum pernah melakukan perjalanan sejauh ini dengan berjalan kaki.
Tidak mau pingsan dan berakhir merepotkan orang-orang yang berlalu lalang, gadis dengan surai coklat keemasan memilih duduk dipinggir trotoar. Manik coklatnya memperhatikan kendaraan yang melaju.
Musim dingin akan segera tiba dan dia tidak mempunyai coat. Semua tertinggal dirumah -ah maksudnya dikediaman keluarga Choi. Nashaly sadar diri untuk tidak menyebut bangunan besar itu tempat tinggalnya, dia saja tidak pernah diharapkan disana.
Matanya sejak tadi menahan kantuk. Tidak lucu jika dia tertidur dipinggir jalan seperti ini. Nashaly bukan gelandangan. Walaupun nyatanya dia tidak punya apa-apa, tempat tinggal salah satunya.
Nashaly tersenyum miris. Miris akan garis takdir hidupnya yang buruk. Saudara-saudaranya tidak pernah mau mengakui dirinya, pun dengan ibunya yang belum pernah ia temui sejak lahir. Apa dia sekotor itu sampai ibunya saja tidak mau membesarkannya?
Dinginnya cuaca semakin menusuk. Tidak mau dirinya terkena demam, Nashaly memilih beranjak. Berniat pergi mengunjungi bibinya, namun sebelum itu klakson mobil membuatnya menoleh.
"Kamu yang tadi dicafe Renjun?"
Laki-laki itu, laki-laki yang membuat Nashaly membencinya karena seenaknya memeluk dirinya.
"Ngapain kamu?!" bukannya menjawab Nashaly malah bertanya balik dengan ketus.
Laki-laki itu tersenyum. Beberapa saat Nashaly terpana dengan senyumannya. Senyuman yang belum pernah ia temui. Senyuman yang membuat hatinya mendesir hangat.
"Habis beli makan dan liat kamu duduk ditrotoar kayak pengemis. Kamu ngapain malam-malam disini?"
Nashaly tidak menjawab, dia hanya diam menunduk dengan memainkan jari-jarinya.
"Hei? Kamu dengar aku kan?" laki-laki tadi melambaikan tangan tepat didepan wajah Nashaly.
"Kak-?" panggil Nashaly membuat laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya.
"Na Jaemin. Kamu cukup panggil Jaemin, jangan aneh-aneh."
Nashaly mengangguk, "kak Jaemin, mau kemana?"
Lagi-lagi Jaemin dibuat bingung. Tadi saat beberapa menit lalu gadis dihadapannya ini sangat ketus dan memandangnya tidak bersahabat. Namun sekarang dia mendadak baik. Apa gadis ini mempunyai dua kepribadian?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Destiny
Fanfiction-ft na jaemin© #Book2 Mereka sangat mirip, yang membedakan hanyalah sifatnya dan juga hatiku. Hatiku yang masih berlabuh pada gadis-ku yang sudah lama pergi meninggalkanku, meninggalkan dunianya. -Na Jaemin Start: May 2020 End: