D E S T I N Y - Chapter 4
by:
©baericey.
.Langit masih berwarna abu gelap, namun gadis bersurai coklat keemasan ini sudah sibuk berkutat dengan alat-alat dapur. Bahkan pemilik Apartemen yang sudah berbaik hati memberikannya tumpangan belum juga keluar dari kamarnya. Masih terlelap mungkin. Hari ini Nashaly akan membuat pancake untuk sarapan mereka -dia dan Minju- dan memang hanya itu yang bisa ia buat, selain membuat telur goreng dan ramen. Karena memang saat ia tinggal dikediaman keluarga Choi, Siwon melarang keras anak-anaknya masuk area dapur.
Bersamaan dengan pancake kelima yang telah matang, bel Apartemen berbunyi. Nashaly mematikan kompornya, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 05.32. Kemudian dahinya mengerut bingung, Hei, siapa yang bertamu pagi buta seperti ini? Tidak punya etika sekali. pikirnya.
Menggerutu pelan, Nashaly segera berjalan kearah pintu untuk membuka dan melihat siapa tamu yang tidak punya etika yang datang sepagi ini. Tidak lupa juga mematikan kompor sebelum meninggalkan dapur. Dia tidak mau diusir karena membuat dapur Minju hancur.
"Siapa sih-"
Nashaly terdiam saat pintu terbuka dan menampilkan seorang laki-laki. Laki-laki yang kemarin menolong dan menawarkan dirinya untuk menjadi sandaran Nashaly. Dan tentu saja yang dikatakannya semua jujur, bukan kata-kata manis yang biasa laki-laki lain ucapkan. Nashaly bisa lihat dari tatapannya yang teduh dan penuh ketulusan itu.
Tapi... Nashaly takut. Takut apa yang terjadi oleh Papahnya dialami juga oleh dirinya. Nashaly takut ditinggalkan tanpa alasan. Seperti Mamahnya yang meninggalkan Papahnya tanpa alasan yang jelas. Bahkan tanpa mengenalkan diri padanya.
Selama ia hidup tujuh belas tahun ini, dia tidak pernah merasakan bagaimana hangatnya kasih sayang seorang ibu. Bagaimana rasanya disayang oleh keluarganya. Nashaly tidak pernah merasakan hal indah itu. Yang ia rasakan selama hidupnya hanya sebuah kesedihan, cacian dan kebencian dari keluarganya.
Jujur, Nashaly... ingin merasakan indahnya kehidupan.
"Hei, kenapa diam? Gak disuruh masuk?"
Lamunan Nashaly buyar. Mengerjapkan matanya kemudian mengangguk pelan. Gadis itu sedikit menggeser tubuhnya, memberi ruang agar tamu ini bisa melangkah masuk.
"Dih, Jaemin? Ngapain lo pagi-pagi buta kesini?" Minju yang baru keluar dari dalam kamarnya mendelik saat melihat laki-laki itu yang sudah duduk manis disofa.
"Gue baik jadi gue anter makanan buat kalian sarapan." ujarnya seraya meletakkan sebuah paper bag coklat.
Minju merotasikan bola mata jengah. Tanpa mengatakan apapun gadis itu mengambil paper bag yang tadi dibawa Jaemin kemudian melangkah menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Destiny
Fanfiction-ft na jaemin© #Book2 Mereka sangat mirip, yang membedakan hanyalah sifatnya dan juga hatiku. Hatiku yang masih berlabuh pada gadis-ku yang sudah lama pergi meninggalkanku, meninggalkan dunianya. -Na Jaemin Start: May 2020 End: