12 - First Step

266 8 1
                                    



"Aku tau kamu gak akan melupakanku begitu saja, aku sangat tau kamu. Bahkan aku tau siapa gadis yang kamu tawan dirumahmu" bisik wanita itu.

*******

Setelah mengucapkan sebuah kalimat yang membuat tubuh Dino menegang, wanita itu menjauhkan wajahnya dari telinga kiri Dino. Seulas senyum puas terpatri di bibir merah menyalanya.

"Jangan menyentuhnya seujung kuku pun" ucap Dino tajam dan dalam. Bukannya takut wanita itu justru tersenyum, tersenyum dalam artian yang meremehkan.

"Ku harap kau bisa menjaganya dengan baik, atau aku Veronica itu punya seribu tangan untuk mengambil gadis lemah itu" ucap wanita itu yang tak lain Veronica dengan tenang.

"Baiklah aku akan pergi, tapi ingat kata-kataku. Aku akan terus bergerak, jadi amankan gadismu itu" ucap Veronica santai.

Bahkan dengan santainya, Veronica meninggalkan kecupan singkat dipipi kiri Dino sebelum meninggalkan ruang kerja itu menyisakan Dino dengan keterdiamannya dan Gerald dengan kilatan marah yang tergambar jelas dimatanya.

Gerald hanya diam karena dia tau percuma kalau membalas ucapan si j*lang, maka dari itu dia memilih diam. Ya meskipun berakhir dengan dia yang marah setengah mati.

Setelah Veronica keluar dari ruangan itu, Dino langsnung mengusap pipi kirinya dengan kasar seolah menghilangkan bekas si J*lang. Ya meskipun sedikit sia-sia.

"Ku rasa, aku harus mengetatkan penjagaan di rumah" monolog Dino sambil mengusap pipinya kasar. Dino tak rela bila si iblis itu mendekati Kania.

Dino tak ingin Kania terancam, biarkan Kania selalu selamat dan menjadi pendamping hidupnya. Urusan wanita iblis itu, biar dia selesaikan dengan cepat.

"Ku rasa kau harus selalu menjaga Kania, gua takut kalau iblis itu akan langsung bertindak" ucap Gerald pada Dino. Sebenarnya Gerald sudah tau kalau gadis yang disembunyikan Dino adalah Kania, bahkan Gerald tau kalau saat ini Veronica sudah melakukan rencana pertamanya.

Jangan tanya darimana Gerald tau hal itu, karena Veronica sendiri belum sadar dengan siapa dia berurusan. Haha....memikirkan ketika nanti Veronica tau pasti lucu wajahnya.

*******

"Kurang apa lagi ya bi?" tanya Kania pada bi Maryam. Saat ini mereka tengah berada di bagian deretan sayur-sayuran. Ya mereka sedang ada di salah satu supermarket di kota ini.

Awalnya bi Maryam tak mau membawa Kania untuk berbelanja kebutuhan dapur. Namun setelah Kania terus membujuk bi Maryam untuk membawanya karena bosan, akhirnya mereka berangkat meskipun diantar sopir.

"Kayaknya kita harus membeli brokoli deh, soalnya Dino itu paling suka sama brokoli" ucap bi Maryam setelah melihat-melihat barang yang ada di troli belanja mereka.

"Baiklah bik" jawab Kania sambil mengambil beberapa buah brokoli yang berada di stand sayuran dan memasukkannya ke troli belanja.

'Brukkkkk'

Tiba-tiba tubuh Kania ditabrak seseorang. Karena Kania tak siap, Kania jatuh terduduk di lantai. "Maafkan aku, aku tak sengaja" orang yang menabrak Kania mengulurkan tangannya untuk menolong Kania.

"Ohh tidak apa-apa" jawab Kania dengan tersenyum. "Baiklah, aku burur-buru. Semoga bertemu kembali" ucap orang itu dan langsung pergi meninggalkan Kania dan bi Maryam.

"Nak Kania tak apa-apa" tanya bi Maryam. "Tidak apa-apa kok bi, ayo lanjutkan belanjanya" ajak Kania. Kania dan bi Maryam melanjutkan acara mereka memilih beberapa sayuran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang