Awas typo bertebaran:)
Taehyung bangun dari tidurnya merasa tenggorokannya kering. Jam menunjukan pukul 6 pagi. Dengan malas Taehyung beranjak dari tidurnya dan menuju kedapur. Taehyung mengambil satu botol air di lemari es nya, dengan cepat Taehyung meneguk air itu untuk membasahi tenggorokannya.
Tiba-tiba air yang sedang ia minum tumpah akibat dorongan dari belakang. Dengan tidak sengaja Jungkook menabrak punggung Taehyung yang tidak terbaluti apapun. Jungkook menelan ludahnya kala melihat Taehyung tidak menggunakan bajunya.
"Apa yang kau lakukan?" Ucapnya dengan kesal. Jungkook langsung mengalihkan pandangannya.
Jangan sampai mata polosnya ternodai oleh yang tidak-tidak.
"M-maaf Ahjussi, a-aku tidak melihat." Taehyung menaikan satu alisnya dengan wajah datarnya.
"Aku terburu-buru." Ucap Jungkook lagi.
"Bi-biarkan aku lewat." Taehyung tidak mengerti yang diucapkan Jungkook. "Apa? " tanyanya singkat.
"Ahjussi membuat pandanganku mengganggu."
"Apa yang kau maksud." Tanya Taehyung.
"Kau tidak memakai bajumu." Kata Jungkook dengan takut.
"Lalu dengan aku tidak memakai bajuku kenapa? Apa aku akan menerkammu? Lagi pula ini rumahku." Taehyung langsung pergi menuju kamarnya kembali. Taehyung terbiasa tidak menggunakan baju saat tidur.
Jungkook membuang nafasnya lega. Dia melihat Taehyung menaiki anak tangga menuju kamarnya. Jungkook harus segera mengisi botol minumnya lalu segera pergi menuju sekolahnya. Ini pasti akan telat ditambah jarak rumah Taehyung ke sekolahnya makin menjauh. Terpaksa Jungkook harus berlari terlebih dulu untuk bisa sampai di halte dan menunggu bus datang.
5 menit lagi jam pelajaran dimulai untung saja Jungkook sudah memasuki area sekolahnya dan segera memasuki kelasnya dengan nafas naik turun. Tidak lupa juga penampilan Jungkook sedikit berantakan.
"Kau kenapa? Seperti habis dikejar hantu saja." Ucap Gyeom teman satu bangkunya.
"Hahhh Gyeom." Jungkook langsung mengeluarkan minumnya dan menghabiskan satu botol penuh dalam hitungan detik. Setelah itu guru mata pelajaran pun masuk, kelas berlangsung.
"Kook hari ini ada film bagus ayo kita nonton." Ajak Gyeom. ketika mereka sedang makan.
"Ayo! " Jungkook memang paling semangat jika selalu diajak keluar mau itu makan ataupun nonton. Tapi, wajahnya mendadak lesu mengingat wajah Taehyung.
"Gyeom, sepertinya tidak bisa." Jungkook mengaduk-adukkan minumannya.
"Kenapa? Bukannya kau selalu semangat diajak keluar." Jungkook tidak mungkin bilang pada Gyeom, jika dirinya sudah terikat sebuah pernikahan yang didalamnya ada sebuah perjanjian.
Ahh ini sungguh tidak asik untuk Jungkook.
"Aku harus membantu ibuku." Gyeom mengangguk. "Tidak masalah, lain kali kita bisa nonton."
"Kook ayo aku antar." Ajak Gyeom saat diparkiran. Jam pulang telah usai. Jungkook bingung jika dirinya diantar oleh Gyeom itu artinya Gyeom akan tahu rumah Taehyung. Tapi, jika menolak ajakkannya Jungkook terlalu lelah untuk berjalan dan naik bus.
"Ayo." Jungkook menaiki motornya, dan berlalu meninggalkan area sekolah.
"Mau beli ice cream dulu? " Jungkook mengangguk cepat, kali ini ia tidak bisa menolak karena ini salah satu makanan favoritenya. Jadi tidak boleh dilewatkan.
Seperti biasa Jungkook akan memesan rasa kesukaannya vanila strawberry. Sudah menjadi langganan kedai pinggir kota, setiap hari Jungkook dan Gyeom selalu pergi kekedai ice cream.
Jungkook rasa ini tidak masalah jika ia mampir ke sebuah kedai langganannya dan tidak perlu memberitahu Taehyung, karena ini masih jam 3. Biasanya orang-orang kantor kembali kerumah jam 4 sore. Masih ada waktu untuk Jungkook memakan ice creamnya.
Seseorang melihat Jungkook disebrang kedai ice cream. Taehyung hendak memasuki mobilnya tapi, melihat Jungkook dengan pria lain berada dikedai ice ia mengurungkan niatnya. Taehyung langsung merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.
"Kau dimana?" Tanya Taehyung.
"A-aku sudah dirumah." Ucap Jungkook dengan gugup. Jantungnya kini berdetak cepat. Taehyung langsung mematikan sambunganya.
"Gyeom aku harus pulang cepat. Sampai bertemu besok." Jungkook langsung mencari taxi untuk cepat sampai dirumah sebelum Taehyung datang. Tapi, sepertinya Jungkook kalah cepat dengan Taehyung.
Jungkook sudah menemukan mobil Taehyung digarasi. Seketika badannya lemas dan menaiki tangga dengan rasa takut pada dirinya. Jungkook melihat kesana kemari Taehyung tidak ada, mungkin ia sedang berada dikamarnya. Jungkook langsung bergegas cepat menuju kamarnya. Namun belum sempat Jungkook menaiki tangga suara berat itu menghentikan langkah Jungkook.
"Dari mana saja?" Tanya Taehyung.
"Kau ingat perjanjian nomer 8?" Jungkook hanya mengangguk.
"M-maaf. " Jungkook akan tiba-tiba gugup jika sudah berhadapan dengan Taehyung.
"Lalu kenapa kau baru tiba? "
"Aku membeli buku terlebih dulu." Jungkook menundukan kepalanya.
"Membeli buku atau membeli ice cream?" Jungkook langsung menatap Taehyung.
"Bagaimana ahjussi tau?" Matanya sudah berkaca-kaca.
"Kedai ice cream yang kau datangi berada di sebrang kantorku. " Jungkook kembali menundukan kepalanya." Aku pergi membeli ice cream bersama Gyeom." Taehyung menghela nafas.
"Lain kali tidak ada acara mampir. Kau sudah tanggung jawabku. Aku tidak mau dibuat repot." Taehyung pergi melewati Jungkook menuju kamarnya.
Dengan lesu Jungkook memasuki kamarnya. Menidurkan dirinya dikasur. Ini baru sehari Jungkook tinggal tapi Taehyung semenyebalkan itu. Jungkook jadi tidak bebas untuk melakukan sesuatu, Taehyung memang memberi semuanya untuk Jungkook mulai dari uang jajan sekarang lebih besar 2x lipat dari bekal biasanya, Taehyung memberi kehidupan enak tapi, tidak memberi kebahagiaan untuk Jungkook.
Taehyung melihat pintu kamar Jungkook terbuka sedikit, ia melihat Jungkook sudah tertidur masih menggunakan seragam. Taehyung memasuki kamarnya dan memberikan selimut pada Jungkook. Sepertinya Taehyung terlalu kasar pada Jungkook saat bicara tadi, membuat Jungkook terlihat lelah. Tapi, ini demi kebaikan semua.
"Kenapa dia tidak berganti pakaian." Ucapnya dengan datar.
Taehyung langsung menutup kembali pintunya.
-bersambung-
Jangan lupa vote and commentnya:)
See u next part 😗
🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Baby
DiversosMengurus anak kecil itu tidak mudah. Apalagi seorang Kim Taehyung yang notabenya orang sibuk sebagai CEO dari galery seni yang besar, yang harus mengurus anak kecil yang sangat merepotkan. Taehyung tidak habis pikir bagaimana pemikiran seorang Jung...