PROLOG

2.6K 108 1
                                    

note: koreksi typo, vote, dan komen ya.

•••

•••

Tatapan mata Regan begitu berbeda. Disya seakan tidak melihat Regannya pada sosok lelaki di hadapannya kali ini. Regan tampak datar, dingin, dan tak tersentuh. Tangan Disya mengepal, menguatkan dirinya sendiri. Ia bangkit, menaikkan dagunya.

Seharusnya lo lakuin ini dari tadi, Dis. Batin Disya.

"Apa? Kamu menikahiku karena sebuah permainan?" tanya Disya, perempuan itu tersenyum miring.

Regan menggeram. Ia mengangguk sebagai jawaban. Regan kira, Disya akan menamparnya, tetapi ternyata tidak. Disya yang jutek, judes, dan menyebalkan kembali. Menatap Regan seolah Regan adalah musuh terbesarnya.

Kemana tatapan memuja itu? Batin Regan miris.

"Kamu cuma bisa ngangguk, ya? Jawab dong! Bersuara! Laki bukan?" tanya Disya beruntun, dan berhasil menyentil ego Regan sebagai lelaki.

Regan menyeringai, "iya! Aku memang tidak pernah mencintai kamu! Aku menikahi kamu karena permainan, brengsek!"

Mendengar itu sontak Disya tertawa. Terdengar miris. Regan terkejut. Si jutek ketawa. Kenapa gue merinding?!

"Selamat! Kamu pemenangnya kan?" tawa itu berhenti, diganti dengan suara bertanya dengan nada dingin. "Aku akan kirim surat cerai besok."

Disya pergi. Benar-benar pergi, meninggalkan Regan yang masih membeku.

Sianjing! Kenapa hati gue yang sakit?!

•••

hii! sampai jumpa di chapter one yaaa:) gue update cerita ini setiap satu minggu 2-3 kali kalo nggak sibuk. yaitu hari sabtu, dan rabu. kalo gue sibuk, gue akan usahakan setidaknya seminggu satu kali. well, we'll see apakah gue sibuk atau tidak wkwkwk. karena bentar lagi menjelang utbk, um, dll): untuk sekarang, gue lagi mempercepat nulis yang 10,000 hours karena kemungkinan bentar lagi ending--eh masih lama sih, beberapa part lagi wkwk.

yaudah note nya segini aja yaa. see ya.

MUah,
thelast_key, location unknown 20/06/06

Wedding GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang