5. Fitting gaun pengantin

505 43 0
                                    

selamat membaca yaa.
koreksi typo, vote, dan komen😘😘

selamat menikmati kisah Disya dan Regan!

Mulmed: Style - Taylor Swift

•••

Saat ini, Disya dan Regan berada di salah satu butik kecil untuk fitting gaun pemgantin. Karena pernikahan keduanya akan di laksanakan minggu depan. Awalnya Disya menolak tegas, ia masih butuh pendekatan dengan Regan. Menurut Disya semuanya terlalu cepat. Ia tidak mengenal Regan dekat. Entah lah. Seakan tidak ada kemauan dari diri Disya untuk mengenal lelaki itu. Karena menurut Disya, Regan tak lebih dari lelaki buaya darat. Pasti.

Nongkrongnya aja di club.

"Jangan menilai seseorang dari luarnya aja, Dis."

Disya menoleh. Menatap Regan kaget.

"Siapa?"

"Lo lah, siapa lagi?"

Regan tersenyum remeh. Ia, lelaki penuh pengalaman dengan berbagai macam perempuan, dan perempuan seperti Disya ini langka. Semua ekspresinya mudah tertebak, walau Disya adalah perempuan jutek. Regan menarik tangan Disya untuk menemui pramuniaga.

"Mbak, tolong carikan gaun pengantin buat dia ya."

Pramuniaga perempuan itu mengangguk. Mempersilahkan Disya untuk mengikutinya. Sementara Disya sedang fitting, Regan duduk di salah satu kursi. Menunggu perempuan itu sambil beberapa kali mengecek pengeluaran perusahaan.

"Hai... lo Regan, ya?"

Suara perempuan menyapa, mengalihkan perhatian Regan. Lelaki itu mendongak. Menatap perempuan di hadapannya bingung.

"Gue Dela. Mantan temen tidur lo," kata perempuan bernama Dela itu.

Kedua alis Regan terangkat. Siapa ni cewek. Gue lupa saking banyaknya mantan temen tidur. Batin Regan.

"Oh iya, gue inget. Dikit sih. Lo apa kabar?" tanya Regan. Berpura-pura mengingat walau dalam hati tidak.

Dela mendaratkan bokongnya di samping Regan. Menatap lelaki itu sensual, "lo nggak banyak berubah, ya."

"Hah? Oh haha.. iya ya," jawab Regan kaku. Parah gue bahkan nggak inget wajah gue dulu kek gimana.

"Ngapain di sini?"

Disya yang sudah selesai fitting, memilih untuk keluar tanpa berbicara lagi pada pramuniaga. Pilihannya jatuh pada dress simple nan tertutup berwarna putih gading, dengan renda berbentuk lily. Menurut Disya dress itu sudah paling simple dan pas di tubuhnya.

Langkah Disya terhenti. Menatap Regan yang sedang berbincang dengan seorang perempuan. Siapa tuh? Dada montok, bohay bahenol begitu. Apa itu mantannya si Reganjing?

Karena risih di tatap begitu sensual oleh Dela, Regan pun memilih bangkit. Untungnya Disya sudah selesai fitting. Regan mendesah lega.

"Del, kenalin, ini Disya. Calon istri gue."

••••

Sejak saat itu, Disya tidak ingin bertemu dengan Regan. Pengakuan lelaki itu membuat Disya tak bisa tidur selama beberapa hari ini. Bahkan telepon, dan pesan yang Regan kirimkan tidak pernah Disya respons beberapa hari ini.

Ngomongnya itu loh... berasa serius nikahin gue. Eh? Tapi kan emang serius Disyantik.

Di lain tempat, Regan sedang uring-uringan karena pesan dan teleponnya tidak berbalas. Devan menatap Regan pusing.

"Lo kenapa sih?" tanya Devan gemas.

Regan mengubah posisinya, menjadi duduk. Menatap Devan lekat.

"Cewek kalo ketemu masa lalu si cowok, bakalan marah ya?" tanya Regan polos.

Pertanyaan Regan sontak membuat Devan tertawa. Devan menepuk pundak Regan pelan. "Lo bolak-balik club, punya segudang mantan temen kencan, masalah beginian aja nggak paham?" tanya Devan takjub.

Sepak terjang Regan tidak perlu diragukan lagi. Dengan wajah begitu tampan, lelaki itu mampu mengikat perempuan mana saja. Oleh sebab itu, saking gantengnya, Regan sampai bingung harus berbuat apa pada perempuan--teman kencannya. Karena prinsip Regan, sekali pakai, langsung buang. Layaknya masker steril.

Regan menggeleng. Walaupun ia sering bergonta-ganti teman kencan, namun Regan belum pernah berhubungan. Ya, hanya hubungan di atas ranjang. Tidak lebih. Ia tidak suka memberi harapan palsu pada teman kencannya.

"Kenapa? Siapa yang nemuin lo waktu lagi sama Disya?"

"Hm... katanya sih namanya Dela. Cuma gue nggak inget," ucap Regan sembari menggaruk tengkuknya.

Devan tertawa, "kebanyakan cewek sih, jadi lupa kan."

"Hm... wajar sih, wajah gue kan ganteng, dari pada kalian."

"Sialan!" umpat Devan.

Regan tertawa, begitu pula Devan.

"Lo musti inget, buat dia jatuh cinta sama lo. Ok?" kata Devan, memastikan tujuan Regan menikahi Disya.

"Tapi, kalo lo yang jatuh cinta duluan..." Devan menghentikan ucapannya. Membenarkan posisi duduknya. "Maka nggak ada yang namanya hadiah."

Regan mengangguk, "ofc. Gue pasti selalu inget, demi perusahaan lo."

Lalu keduanya tertawa. Saling ber-high five. Merasakan euphoria--hari terakhir Regan dengan status lajangnya. Karena besok--lelaki itu sudah berstatus suami orang.

•••

TBC

Wedding GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang