03

422 46 15
                                    

Pegang tanganku saja, aku takkan pernah melepasmu dan takkan juga membuatmu jatuh
***

Sesuai janji, malam ini Ano pun mengajak Lia ke taman yang tidak jauh dari rumah Lia.

Namun ada yang aneh dari Lia, gadis berpiyama dan berhoodie kuning itu terlihat ketakutan.

Ano sesekali melirik Lia yang melangkah cepat menyesuaikan langkah lebar Ano, Lia bahkan mencengkeram ujung jaket Ano.

Ano tetap diam membawa Lia ke sebuah ayunan sambil menenteng kantong plastik berisi eskrim.

" Ayo naik" titah Ano

Dengan patuh Lia pun naik ke atas ayunan, berpegangan dengan erat pada ayunan itu. Ano ikut naik ke ayunan sebelah Lia lalu memberikan eskrim yang ia janjikan.

" Rasa cokelat, lo suka kan?" tanya Ano

Lia mengangguk kemudian mulai menikmati eskrim pemberian Ano. Lia terlihat tak setakut tadi.

" Lo baik-baik aja?" tanya Ano hati-hati

" Rigel berdarah" Tatapan Lia berubah menjadi kosong

Ano sedikit takut saat Lia menunjuk kedepan. Tidak ada siapapun diseberang jalan itu, kecuali kedai kecil eskrim yang tutup.

" Ada Rigel disana, Rigel berdarah"

" Hei lo kenapa?" tanya Ano dengan panik saat melihat tubuh Lia bergetar bahkan eskim itu jatuh dari tangan Lia.

" Rigel berdarah" gumam Lia

" Bukan Lia"

" Lia nggak salah"

" Rigel jangan pergi"

Ano mengusap wajahnya kasar, bingung harus melakukan apa. Ano ingin memeluk Lia namun bagaimana jika gadis itu pingsan? Namun Ano juga tidak tega melihat Lia seperti itu, gadis itu tidak terisak namun matanya menitikkan cairan.

Ano semakin tak tega saat melihat Lia mulai kesulitan bernafas. Andai saja sejak awal ia menyadari jika ketakutan Lia tak biasa maka Ano takkan nekat mengabaikan Lia. Hanya saja Ano sedikit cemburu saat Lia terus berceloteh tentang Arlan. Ano sedikit menyukai Lia, mungkin besok dia akan sangat menyukai Lia.

Ano ingin Lia bergantung padanya, Ano tidak suka melihat Arlan mengabaikan Lia dan membuat Lia sedih.

" Kita pulang ya? Sumpah Li gue takut banget karena nggak bisa ngelakuin apapun untuk tenangin lo!" suara Ano meninggi, tangannya mengepal erat.

" Hiks hiks" Lia terisak, dia pikir Ano memarahi dirinya karena hanya bisa membuat Ano terbebani dengan keberadaannya

Ano semakin dibuat gelagapan.
Dengan panik dia mengeluarkan ponselnya kemudian dia gunakan untuk menepuk-nepuk dikepala Lia.

Sumpah Ano itu sangat pintar, tapi kalau lagi panik beuhh jangan ditanya lagi kegoblokannya! Dipikir ponselnya terbuat dari kapas apa?!

" Aduh cupcupcup anak cantik nggak boleh nangis" kata Ano meniru Noah

Bukannya diam, tangisan Lia semakin kencang bahkan wajahnya memerah karena kesulitan bernafas.

" Kok nggak diem?! Lo pilih kasih ya! Tangis lo reda pas Noah usap-usap kepala lo! Eh reda? Emangnya hujan?!" teriak Ano heboh

" Kepala Lia sakit! Hp Ano keras! Banyak kumannya!" teriak Lia sesegukan

Ano menatap ponselnya dengan Lia bergantian, kemudian menepuk jidatnya sendiri karena baru menyadari kegoblokannya.

" Sakit ya? Duh gini deh kita pulang ya? Lain kali gue ajak ke pantai aja terus beli banyak eskrim mau ya?" bujuk Ano

Lia mengangguk polos, matanya berbinar. Namun sedetik kemudian ia kembali menangis.

" Ano hiks hiks Lia butuh obat"

" Terus obatnya mana?" tanya Ano panik

Lia mengeluarkan botol obat dari saku hoodienya.

" Gak ada air. Biasanya Arlan yang bawain hiks hiks Arlan" tangis Lia memanggil Arlan

" Arlan lagi! Disini nggak ada Arlan makanya jangan lupa! Emangnya lo itu nenek-nenek pikun?!" bentak Ano

Menyadari kesalahannya Ano kembali menghela nafas panjang.

" Nggak ada cara lain?" tanya Ano lembut

Lia masih terisak, namun terlihat berpikir.

" Bi-biasanya hiks hiks Arlan peluk Lia. Tapi itu Arlan bukan Ano!" teriak Lia

" Berdiri!" titah Ano

Dengan ragu Lia berdiri.

Lia meringis dalam hati melihat Ano merentangkan tangannya kemudian tersenyum lebar. Ano sekarang terlihat mengerikan dimata Lia!

" Ano mau terbang lagi?" tanya Lia pada akhirnya, mengingat pertemuan pertama mereka dimana Ano jatuh dari langit. Lia semakin yakin sebentar lagi sayap hitam akan muncul dipunggung Ano lalu matanya akan berubah warna jadi merah.

" Lo kok goblok?!" bentak Ano

" Lia pinter!" teriak Lia kesal

" Yaudah ayo peluk!" titah Ano memajukan  dadanya dengan tangan terentang

" Ano modus! Kata Arlan kalau ada cowok yang minta peluk selain Arlan itu tandanya cowok itu mesum! Ano mesum!" teriak Lia kesal

Dengan tangan bergetar Lia mengambil beberapa butir obat kemudian menelannya dengan paksa. Terlihat kesulitan apalagi tidak pakai air! Pahit!

Ano melotot tak terima, bisanya-bisanya Lia mengatai dirinya mesum dan lebih menelan obat tanpa air dari pada memeluknya! Ano yakin Lia itu tidak normal! Para gadis normal bahkan datang sendiri minta dipeluk sama Ano. Lia ini benar-benar sesuatu.

Ingatkan Ano untuk memaki Arlan karena sudah menanamkan sesuatu yang aneh dan membuat Lia semakin aneh. Katanya sahabat tapi kelakuan kayak pacar posesif, dasar Arlan serakah!

" Lo nolak gue dan lebih milih nelan bulatan kecil yang rasanya pahit itu?" tanya Ano tak percaya

" Jangan ajak Lia ngomong! Pahit! Lia pengen muntah apalagi lihat muka Ano!" teriak Lia cepat seperti seorang rapper

" Gila lo muka gue tampan kayak jinyoung got7 kata Nesya. Nesya bahkan spam chat gue karena mirip jinyong jinyong itu!" kesal Ano

Lia bergidik ngeri. Bisa-bisanya Ano menyamakan dirinya dengan Jinyoung oppa, dilihat dari ujung pipet pun nggak akan mirip dimata Lia!

" Yaudah nih makan biar manis kayak gue" Ano menyodorkan eskrimnya

Lia mengamati eskrim itu. Eskrim itu mencair, lelehannya pun mengenai tangan Ano, dan oh tuhan Lia tadi melihat Ano sudah menjilat eskrim itu.

" Huek!"

" Lo mual?! Mau muntah?! Lo hamil?!" teriak Ano heboh

Bugh!

Ano meringis saat Lia menendang tulang keringnya. Bahkan Ano menjatuhkan eskrimnya.

" Sial! Sakit bego!"

" Siapa suruh bilang Lia hamil! Kata Arlan Lia hamil kalau udah jadi istri Arlan" kesal Lia

" Arlan lagi!"

Lia menjulurkan lidahnya yang terasa pahit untuk mengejek Ano.

" Bodo amat! Ano jelek! Ano gila! Ano itu kuman!" setelah mengatakan itu Lia berlari dengan cepat

Ano dibuat menganga dengan tingkah aneh gadis itu. Bagaimana bisa Lia tetap berlari cepat padahal dia sedang sesak nafas?!

" Gagal deh kencan gue"

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang