05

402 44 17
                                    

Kamu datang didalam kehidupanku dengan senyuman hangat
***

Ano menepikan motornya tak jauh dari rumah Lia. Setelah mendengar semuanya dari Arlan tentang keadaan Lia yang semakin memburuk karena kebodohan Ano, Ano pun merasa sangat bersalah dan tak berani bertemu dengan Lia.

Lia pasti kesulitan, Lia pasti ketakutan dan Lia pasti kesakitan karena Ano. Itu yang Ano selalu pikirkan. Ano hanya ingin didekat Lia, melihat senyum Lia, mendengar suara Lia dan memastikan Lia takkan menangis karena Arlan. Bertemu Lia merupakan sebuah kebetulan yang menyenangkan bagi Ano, Lia memberikan warna yang baru dikehidupan Ano.

Suara pagar didorong paksa membuat lamunan Ano buyar seketika. Seorang wanita berjalan tergesa-gesa memasuki mobil yang diparkirkan diluar rumah Lia. Tak lama kemudian Lia muncul dan berlari mengejar mobil itu, Ano segera turun dari atas motornya. Tangisan Lia terdengar begitu pilu.

Ano masih berdiri mematung ditempatnya, dia takut mendekati Lia. Dia takut jika Lia hanya akan semakin terluka karenanya.

Dimalam yang tidak berbintang, Ano menyaksikan bagaimana Lia mencoba sekuat tenaga mengejar mobil itu, Ano bisa melihat betapa takutnya Lia saat mobil itu hilang dibelokan.

" Jangan pergi!"

" Lia takut hiks hiks!"

" Arlan! Arlan harusnya membuat siapapun nggak berani ninggalin Lia!"

" Rigel! Hiks hiks"

" Lia mau mati! Lia nggak mau hidup! Lia sendirian! Lia takut! Hiks hiks mama"

Tanpa sadar, airmata ano menetes. Ano hanya bisa menatap Lia dari jauh, tanpa bisa mendekati Lia.

Malam ini, untuk pertama kalinya, Ano merasa sangat tidak berguna karena tidak bisa melakukan apapun.

Tes tes

Hujan mulai mengguyur bumi. Lega rasanya karena airmata Ano bisa tersamarkan oleh tetes hujan, sekaligus takut jika Lia akan sakit.

Brum

Ano mengenali motor sport yang semakin mendekat. Arlan.

Motor itu berhenti tepat disamping Lia yang sedang berjongkok.

Ano juga bisa melihat bagaimana terburu- burunya Arlan turun dari dan melepas helmnya. Helm itu bahkan terjatuh diaspal. Arlan langsung membawa Lia kedalam pelukannya, memeluk Lia dengan erat.

Ano masih tidak bergerak dari tempatnya ,bahkan saat Arlan menggendong Lia masuk kedalam rumah. Meninggalkan motor mahalnya ditengah jalan.

Malam yang sangat panjang bagi Ano.
Ano memejamkan matanya membiarkan tubuhnya semakin basah kuyup. Cinta pertamanya terlalu sulit ia miliki, Lia terlalu sulit digapai.

Ano membuka matanya menunjukkan matanya yang merah. Jika Bintang dan yang lain melihatnya, mereka pasti akan meledek Ano yang menangis karena tidak bisa melakukan apapun untuk seorang gadis. Padahal selama ini Ano dicap sempurna karena selalu bisa diandalkan.

Ano menengadahkan wajahnya ke langit, sebelum pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi, mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

***
Arlan berjalan dengan cepat membawa tubuh dingin Lia. Menaiki satu persatu tangga hingga mencapai kamar Lia. Diletakkannya tubuh yang basah kuyup itu keatas sofa kamar, takut jika tempat tidur Lia basah dan membuat gadis itu tak nyaman tidur nantinya. Lia masih menangis, enggam membuka matanya.

Arlan mengambil handuk kering dan selimut dari lemari. Membungkus tubuh Lia juga rambut Lia. Setelah itu ia mengambil remot dan mematikan pendingin udara. Kamar Lia selalu dingin, rasanya Arlan menggigil merasakan suhu kamar Lia. Tak heran jika Lia memiliki kulit pucat.

Arlan betumpu dengan lututnya didepan Lia, menyamakan tinggi mereka berdua.

Arlan menggosok-gosokkan tangannya lalu menangkup pipi Lia yang dingin seperti es.

" Sedih banget sih kalau nangis" ucap Arlan tersenyum sangat tipis

Lia masih menutup matanya.

" Jangan lemah Lia" Rasanya terlalu sulit menciptakan jarak diantara kita, lanjutnya dalam hati.

" Dunia nggak akan berhenti berputar untuk lo"

" Lo harus kuat, dunia itu keras Lia"

Tangisan Lia semakin menjadi-jadi.
Mata indah itu terbuka, memperlihatkan luka, kemarahan dan ketakutan yang sangat besar.

" Lalu Lia harus ketawa saat semua orang ninggalin Lia? Iya? Lia udah nunggu lama agar mama pulang ke rumah ini hiks hiks"

" Mama datang hiks hiks. Lia pikir mama datang untuk Lia, Lia pikir mama gak akan ninggalin Lia. Tapi mama datang hanya untuk mengambil sesuatu dan pergi lagi!"

Arlan semakin mendekati Lia, menempelkan bibirnya dikening Lia. Lumayan lama dan berhasil membuat airmata Lia berhenti menetes.

" Jangan terlalu imut, teman-teman gue nanti suka"

" Lia nggak mau dibenci sama teman-teman, Lia mau disuka aja sama teman-teman" kata Lia dengan suara bergetar

" Kalau gitu jangan nakal, kalau takut atau nggak suka bilang sama mereka. Jangan lari dan sembunyi, ngerti?"

Lia mengangguk, melihat itu arlan tersenyum kecil dan mengelus kening Lia.

" Jangan takut sama Ano, dia yang paling baik Lia. Dia bisa jagain lo" ucap Ano

" Ano nakal Arlan, Lia mau dijagain sama Arlan aja" lirih Lia

Arlan terkekeh kecil.

" Bukan nakal Lia, tapi jahil"

Lia mempoutkan bibirnya.

" Sama aja"

" Lia kangen Arlan yang seperti ini. Lia nggak suka Arlan mengabaikan Lia" lirih Lia

" berada didekat lo hanya buat lo seamkin terluka Lia. Kehadiran gue bisa buat lo ingat semua masa kecil kita, ingat tentang Rigel" batin Arlan

" Arlan lagi suka sama seseorang ya? Lia nggak papa kok asal Arlan jangan jauhin Lia. Sekalipun hati Lia terbakar karena lihat Arlan sama cewek lain, Lia nggak akan nangis kok"

" Cemburu Lia bukan terbakar. Makanya punya hp itu digunain bukan dijadiin pajangan" ledek arlan

Lia berdecak kesal.

" Lia sering menulis di hp, dengerin musik juga, nggak dijadiin pajangan" Elak Lia

" Yaya terserah"

" Arlan, Lia mau mandi" kata Lia dengan ragu

Arlan menghela nafas. Sudah ia duga, Lia tidak mungkin merasa nyaman, apalagi tadi Arlan menemukan Lia diatas aspal. Bagi Lia aspal ataupun dunia luar itu sama hitamnya dan banyak kumannya.

" Pakai air hangat, gue tunggu dibawa sekali masak mie kuah"

Disisi lain.

Ano memasuki rumahnya dengan keadaan basah kuyup. Para pelayan terlihat khawatir melihat keadaan tuan muda mereka.

" Yaampun, nyonya sama tuan besar bisa khawatir" kata Bi Ija

" Jangan sampai mereka tahu, Ano ke kamar dulu ya Bi"

" Iya, pakai baju yang hangat ya!"

Ano tak mempedulikan teriakan bi Ija, dia menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Ano langsung masuk ke kamar mandi, membuka bajunya hingga memperlihatkan abs nya. Ia kembali mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Rasanya ia terlalu lelah hari ini.

Semoga saja esok lebih baik.

Semoga...

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang