13

184 19 3
                                    

Aku akan berada disisimu

"Lo berdua jemput mereka" Bintang menunjuk Irgi dan Ucup

Setelah itu Raka pun heboh menceritakan jika dia berhasil merayu Safira, anak kelas 12 yang katanya memiliki pantat yang besar.

Sedangkan Ano, ia mengamati sekelilingnya. Ano sedikit sedih mengingat Lia, gadis berambut sebahu itu pasti sangat kesepian selama ini. Tidak ada yang berubah bahkan dengan ketidakhadirannya. Baik dia hadir atau pun tidak, tidak ada yang mempedulikan dirinya. Tidak ada yang mengkhawatirkan dirinya dan tidak ada yang menanyakan keadaannya.

Ditengah-tengah pelajaran Matematik berlangsung, Arlan menerima pesan bahwa Lia mengunci dirinya dikamar dan tidak ada sahutan meskipun dipanggil berkali - kali oleh orang suruhan Arlan.

Membaca pesan itu sontak membuat Arlan langsung berlari keluar kelas mengabaikan tatapan kaget dan penasaran dari murid lainnya.

Untung saja hari ini Arlan mengendarai motor jadi dia bisa dengan mudah menyalip kendaraan lainnya.

Lia selalu membuat Arlan ketakutan seperti ini. Terhitung setengah tahun sejak kejadian buruk itu terjadi. Kejadian yang membuat Lia terpuruk dan hancur seperti ini. Lia sudah melakukan konsultasi dan menjalani rawat jalan namun ia tak kunjung membaik. Selama sesi konsultasi pun dia lebih banyak diam dan melarikan diri. Lia mengancam dan bahkan melukai dokter. Berkali-kali pula ia melakukan percobaan bunuh diri dan berakhir dengan terpenjara didalam ruangan yang membuatnya selalu terisak kesepian.

Sesampainya dirumah Lia, Arlan membuang helmnya sembarangan lalu berlari masuk kedalam rumah. Ia bahkan mengabaikan orang suruhannya itu. Sebenarnya Lia tidak suka dengan keberadaan wanita tua itu, Lia merasa tidak nyaman. Arlan memaksa untuk memperkerjakan wanita itu sekitar 3 hari yang lalu. Awalnya Lia menolak keras dan menangis namun berkat bujukan Arlan ia pun patuh.

Arlan mengetuk pintu kamar Lia dengan tidak sabar.

" Lia!"

Tok tok

" Buka pintunya!"

" Lia!"

Dengan cemas, Arlan mendobrak pintu kamar itu.

Perasaannya lega setelah melihat Lia meringkuk dibawah selimut. Ia pun meminta wanita tua bernama Jena untuk menyiapkan sarapan untuk Lia.

Perlahan Arlan mendekati Lia, ikut berbaring dan memeluk gadis itu.

Airmata Arlan menetes, dia juga tidak ingin kehilangan lagi. Arlan tidak keberatan jika Lia bergantung padanya, merengek dan meropotkan Arlan. Arlan tidak keberatan jika Lia memonopoli dirinya dan mengambil semua perhatian Arlan untuk dirinya. Hanya saja semakin hari, berada disisi Lia membuat Arlan tercekik oleh perasaan bersalah. Lia hanya akan mengingat kenangan buruk jika Arlan berada disisinya.

" Arlan?"

Arlan menunduk menatap Lia yang mendongak dengan tatapan sayu.

Dengan tangan yang dibaluti perban, Lia menyeka airmata Arlan.

" Arlan..."

Lia memeluk Arlan dengan erat, menenggelamkan wajahnya didada Arlan.

" Lia buat Arlan nangis lagi" lirih Lia

Arlan mengecup puncak kepala Lia dengan perasaan campur aduk. Dia ingin menghilang dari pandangan gadis yang sedang berada didalam pelukannya namun ia belum siap. Semua yang ada pada diri Lia membuat Arlan tidak bisa berpaling. Sudah berapa kali arlan mencoba menjauhi Lia, namun airmata dan isakan Lia membuat Arlan tidak dapat mengabaikan gadis itu. Arlan terlalu menginginkan gadis itu untuk tetap disisinya.

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang