Gue?

1 0 0
                                    

Xavera Elina Adinata cewe cantik dengan sifat dingin, keras kepala, disiplin, tanggung jawab, dan juga pinter. Ia berasal dari keluarga Adinata. Keluarga kelas atas yang bisa dibilang harmonis. SMA MERAH PUTIH tempat dimana gadis cantik berbalut jilbab tersebut bersekolah.

Tringg!! Tringg!! Bel sekolah berbunyi nyaring menandakan proses pembelajaran akan dilaksanakan. Hari ini adalah hari pertama mereka masuk ke kelas 11. Hari penentuan untuk kedepannya. Penentuan ketua murid, penentuan sekertaris, penentuan bendahara, penentuan wali kelas dan penentuan penentuan lainnya.

Semua murid masuk ke dalam kelas baru mereka. Ya jelas saja karena SMA MERAH PUTIH selalu mengacak siswanya jika naik kelas dan mereka harus menemukan teman baru lagi di kelasnya.

Ara, gadis itu masuk ke dalam kelas 11-MIPA2. Ya kelas dengan rata rata otak yang lumayan tinggi. Ia masuk ke dalam kelasnya dan melihat siswa yang sedang bergerombol di depan kelas untuk menentukan tempat dimana mereka akan duduk. Ia berdiri diambang pintu dengan muka seoerti biasa. Ya muka yang datar dan benar benar datar. Ia melihat 2 orang gadis yang sedang duduk dan menghampiri mereka.

"Boleh ga kalau gue duduk di depan kalian?" tanya ara dengan nada datar

"Lo ara ya? Xavera kan?" gadis itu bertanya pada ara

"Stt!! Dia itu lagi nanya bukannya di jawab malah balik nanya" jawab gadis yang duduk disebelahnya dengan nada, datar

"Hehehe, iy sorry, soory ya ra. Lo boleh ko duduk di deoan kita. Iy kan fik?" cerewet gadis itu sambil menyenggol lengan temannya tadi.

"Hm" jawab gadis yang diajak bicara

"Ok, thanks" jawab Ara. Lalu ia duduk di depan 2 gadis itu.

Mereka adalah Hafika Nesya Ganendra dan Sherly Azkia Agnibrata. Hafika adalah gadis yang dingin, peduli, baik, cantik, dan pinter. Dan Sherly adalah gadis yang sedikit cerewet, iq yang sedang sedang, dan peduli.

Tak berselang lama kemudian seorang gadis muncul di hadapan Ara. Gadis cantik yang terlihat polos bernama Kirana Fany Abichandra. Ara yang sedang asik dengan benda pipih yang dipegangnya sedikit kaget dengan kehadiran Kirana.

"HAY!! Gue Kirana, boleh ga gue duduk disini?" sambil menu juk kursi kosong disebelah Ara.

"Terserah" suara Ara dengan sedikit nada kesal

"Ok makasih Ra" sahut Kirana

Kirana adalah gadis pintar, baik, peduli, dan cerewet. Gadis itu duduk disebelah Ara.

"Gue boleh nanya ga?" beo Kirana dengan suara yang lumayan kecil, mungkin hanya semut yang bisa mendengarnya. Karena tidak ada sahutan dari tetangga sebelah ia meluncurkan aksinya untuk berteriak.

"Gue boleh nanya ga?!" Kirana kembali bersuara dengan suara yang lumayan keras.

"Astagfirullahalazim" kaget Ara yang sedang sibuk dengan game di poselnya dan menjatuhkan benda pipih itu di mejanya. "Apa?!" tanya Ara dengan sedikit kesal. Belum beres kesalnya karena ia meminta duduk di sebelahnya tadi sekarang sudah bertambah dengan teriakan gadis itu.

"Gue boleh nanya ga?" Kirana kembali bertanya dengan suara yang di lembut lembutkan.

"Gue denger pertanyaan lo, maksud gue lo mau nanya apa?" jawab Ara dengan kekesalan yang sudah memuncak.

"Oh gue kira lo engga denger tadi gue ngomong apa. Hehehe. Sorry ya, oh iya gue mau nanya itu..." suara Ara dengan ujung yang digantung.

"Itu apa? Yang bener kalau mau nanya" dengan suara yang dingin dan datar.

"Oh itu gue mau nanya kalau lo Xavera kan?" sahut Kirana

"Iy gue Xavera, kenapa? Mau minta tanda tangan gue lo?" canda Ara, karena tidak mungkin Kirana akan meminta tanda tangannya.

"Gpp, gue cuman takut salah orang aja. Oh iya ini. Gue Kirana, salam kenal ya" oceh Kirana sambil menyodorkan buku tulis yang masih terlihat rapih.

"Apa ni?" tanya Ara

"Kan tadi lo mau ngasih tanda tangan lo ke gue" jawab Kirana dengan polos.

"Ga makasih" kesal Ara sambil menolak buku yang diberikan  oleh Kirana.

Sial! Astagfirullah. Umpat Ara dalam hatinya. Kenapa ia bisa sebangku dengan cewe cerewet kaya dia.

"KEPADA SEMUA SISWA/SISWI DIMOHON UNTUK BERKUMPUL DI LAPANGAN SEKARANG"

"Apaan tuh?"

"Ngapain coba"

"Mana panas lagi. Nanti kulit putih gue bisa item"

"Ngapain sih, gabut banget sekolah"

"Bolos aja yu kekantin"

"Ada konser kah di lapang?"

"Yu cepet, nanti diceramahin sama si bemo"

"Gue mending diceramahin daripada harus panas panasan"

"Bolos yu, bolos aja"

Itu lah bisika bisikan dari kelas 11-MIPA2

Tak berpikir lama Ara langsung pergi meninggalkan kelas yang riweh seperti pasar itu.

"ARA!! Tungguin gue!!" beo Kirana

"Ara bareng aja yu" seru Sherly

"Cepetan!" teriak Ara tanpa menoleh ke arah belakang

Kirana dan Sherly berlari menuju tempat Ara berdiri sambil menarik tangan Fika yang dari tadi dia hanya bersikap datar. Tak berselang lama mereka sampai di lapangan dengan riuh riuh suara siswa dan siswi. Mereka langsung berbaris dengan barisan kelasnya.

Bu Ranty memasuki mimbar yang sudah tersedia di tengah lapangan dengan tangan yang memegang microfon yang akan beliau gunakan untuk berbicara. 

"Assalamualikum anak anak. Ibu mengucapkan terima kasih karena dipanas terik kalian dan ibu masih bisa berkumpul disini. Ibu akan menunjuk wakil ketua osis. Ibu harap kalian bisa berpartisipasi dan membantu ketua dan wakil osis di SMA MERAH PUTIH ini. Kepada ketua osis kita Zavier Wildan Pranawa dipersilahkan"

Tepuk tangan bergema di lapangan. Bu Ranty turun dari mimbar dan digantikan oleh Zavier.

"Assalamualikum rekan rekan. Disini saya akan menunjuk wakil ketua osis untuk SMA kita. Dan saya akan memilih..."

"Siapa kak?"

"Iya siapa sih?"

"Siapa sih sampe kita dikumpulin panas panas gini"

"Cepetan woy, udah panas nih keburu kulit gue item"

"Woy mau tanggung jawab kalau kukit gue item"

"Cepetan! Keburu gue pingsan disini"

"Saya akan memilih Xavera Elina Adinata untuk wakil ketua osis SMA MERAH PUTIH" lanjut Zavier

"Hah! Apa?!" teriak Ara

"Iy lo Ra" beo Kirana

"GUE?!"

xaveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang