Ancaman kah?

0 0 0
                                    

"Jadi ini yang namanya Xavera wakil ketos sekolah kita?" ucap salah satu pria yang membuat Ara, Kirana, dan Fika menoleh ke belakang

"Bawa dia ke basecamp" suruh pria itu sambil menepuk pundak temannya lalu pergi

Ara bingung dengan kejadian ini. Ada apa dengan mereka? Apakah dia ada salah? Entahlah, perasaannya mulai tidak enak. Damar menarik lembut tangan Ara.

"Lo ikut gue sekarang!!" perintah damar

"Ok gue ikut. Lepasin tangan gue! Gaenak diliat sama yang lain" perintah Ara lalu membuat Damar tertegun sebentar setelah itu Damar melepaskan cengkramannya pada Ara

"Abisin dulu makan lo" perintah Damar

"Mau ngapain lo bawa Ara?" tanya Kirana

"Gue gaada urusan sama lo" jawab Damar sambil menunjuk wajah Kirana

Disisi lain. Tepat didalam basecamp terdapat Dafa seorang diri. Ia menyibukkan diri dengan bermain benda pipihnya.

Tak lama Ara datang bersama Damar dan Nandan. Tak lupa Fika dan Kirana. Mereka datang ke basecamp. Ara, Fika, dan Kirana mebelalakan mata karena basecamp ini sungguh aneh. Rokok dan vape dimana mana, alat alat untuk membenarkan motor dimana mana (seperti di bengkel) dan banyak lagi.

"Mau kemana kita?" tanya Kirana

"Banyak nanya lo kaya dora" ucap Nandan. Damar, Ara, dan Fika hanya melihat mereka berdua yang sedari tadi tidak bisa akur.

"Berisik!!" ucap Fika lalu membuat keduanya terdiam

"Galak amat temen lo" ucap Nandan

"Aneh gue juga" seru Kirana

"Apa jangan jangan temen lo lagi PMS makannya marah marah mulu udah gitu sinis lagi" ceplos Nandan

"Mungkin. Gue juga gatau" seru Kirana

"Dia emang dikelas gitu?" tanya Nandan

"Dimana mana kali" seru Kirana "Kenapa kita jadi akur gini?" tanya Kirana "Ga cocok kita akur" ucap Kirana

"Gue juga bingung. Tapi iya kita ga cocok kalau akur" seru Nandan

"Sttt! Berisik tau! Awas kalian jodoh" ucap Ara

"Amit amit" serempak Kirana dan Nandan

"Dan! Amit amit atau imut imut?" tanya Damar

"Imut imut lah gue mah" ucap Kirana

Lalu mereka memasuki ruangan dimana terdapat sofa, meja dan beberapa laci ditambah lagi bungkus rokok dan vape diatas meja tersebut.

"Kenapa banyak?" tanya Dafa yang sedang duduk di sofa dan sibuk dengan poselnya

"Gatau tuh dayang dayang nya pengen ikut" ucap Nandan

"Ngapain lo nyuruh gue kesini?" tanya Ara tanpa basa basi

"Hapus laporan lo" suruh Dafa

"Laporan apaan?" tanya Ara

"Laporan adek gue" singkat Dafa

"Daffin maksud lo?" tanya Ara

"Hm"

"Gue engga bikin laporan apapun" jelas Ara

"Terus siapa yang buat?" tanya Dafa dengan amarah yang mulai memuncak

"Guru BK pasti udah tau sendiri mungkin" jawab Ara

"Lo pikir guru BK cenayang apa?" tanya Dafa geram

"Gue yang laporin adek lo" teriak seseorang dari balik pintu. Pria yang lumayan tampan, tinggi, dan terlihat pintar.

xaveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang