Episode I

1.5K 155 6
                                    

===

Pagi bersambut kabut menghampiri tengah kota Seoul. Kesibukan kota mulai terlihat dengan lalu lalang kendaraan dibawah sana. Para pejalan kakipun turut memenuhi jalanan pagi itu

Tirai disibakkan, mengantarkan cahaya masuk keruang minimalis bercorak abu. Pemuda jangkung itu mengusap matanya, menyesuaikan perubahan cahaya yang memasuki retina

Kesibukan terus mengejarnya, berpacu dengan waktu yang tiada henti berputar. Berdiri diam menatap keramaian jalanan hanya akan membuat waktu menyapa lebih cepat

Ditariknya sebuah bathrobe dongker yang menggantung di sudut lemari. Langkah kaki mulai ia ayunkan menuju kamar mandi

Tetesan air dari kamar mandi terdengar nyaring dari dalam kamar sunyi itu. Bahkan untuk bersenandung santai dikamar mandipun dia seakan tidak memiliki waktu

Tak ada sarapan seperti orang kebanyakan, hidup sendiri benar-benar membuatnya tak terurus. Di rumahpun hanya sekedar menumpang tidur

Dari pagi ke sore, bahkan tak jarang hingga larut malam ia habiskan di kantor. Lembaran uang yang di hasilkan setiap hari memang cukup banyak, dilihat dari kerja kerasnya yang tak berujung, namun kebahagian hatinya, entah dengan apa akan Ia hargai

Hatinya telah lama membeku, kesendirian di kota besar membuatnya menjadi orang yang anti sosial. Tak ada kumpul kumpul, tak ada kegiatan melepas penat. Tiap hari hanya sibuk bermain dengan laptop dan setumbuk dokumen yang tiada habisnya

Lee Juyeon, laki laki tinggi dengan wajah tampan sempurna. Hidung mancung, kulit bersih dan garis rahang yang tajam

Banyak wanita yang menaruh hati padanya, silih berganti orang mencoba memasuki ruang dibalik sana, tapi tiada satupun yang Juyeon terima

Ia lebih suka berpacaran dengan laptop dan dokumen bodoh itu. Uang yang dia hasilkan sudah tak terhitung lagi jumlahnya

Entah kemana akan Ia habiskan, Juyeon tidak punya saudara. Ibu dan ayahnya telah lama meninggal, Juyeon dititipkan pada neneknya, yang juga lima tahun lalu telah pergi meninggalkan dia untuk selamanya

"Kau urus saja semua pekerjaanmu, jangan pernah hirukan aku. Toh bagimu pekerjaan itu jauh lebih penting daripada aku"

Kesibukan benar benar telah menelannya. Beberapa orang yang sempat singgah, memilih menyerah dan pergi meninggalkannya

Siapa yang bisa tahan hidup dengan orang gila kerja seperti itu. Cemburu karena manusia mungkin ia bisa melampiaskannya, tapi cemburu dengan benda mati apa yang harus dilakukan

***

Lee Hyunjae, mahasiswa semester akhir ilmu Psikologi disalah satu universitas di Kota Seoul. Pria manis dengan kulit seputih susu

Sebagai mahasiswa akhir, Hyunjae mulai sibuk dengan tugas akhir yang menuntut untuk segera dikerjakan. Niat hati, ia ingin lulus tahun ini. Setiap hari Hyunjae berpacu dengan deadline, revisi dan mengejar dosen pembimbing

"Hyunjae...," panggil seseorang dari arah parkiran

Hyunjae menoleh kearah sumber suara. Ia tengah duduk disebuah taman, disamping parkiran. Tempat itu memang biasa digunakan mahasiswa untuk kumpul-kumpul, dan mengerjakan tugas kuliah

Pria tersebut berjalan kearah Hyunjae dengan senyum cerahnya. Dia menepuk pundak Hyunjae dan mengambil tempat tepat disampingnya

"Apa kau sudah bertemu dengan profesor Kim?" tanyanya sambil terus merangkul bahu Hyunjae

"Sudah... tapi masih ada yang perlu direvisi," ucapnya sambil tetap fokus pada laptop didepannya

"Kenapa tidak dikerjakan diapart saja?" sahutnya lagi

"Bosan.. yang ada aku akan tertidur kalo di apartemen," balas Hyunjae

"Sepertinya kau harus mulai mencari pacar Hyunjae-ah," balasnya lagi sambil menggoyang goyangkan badan Hyunjae

"Diamlah Yonghoon-ah, atau aku akan memukulmu," jawabnya sambil mendorong tubuh pria yang sedari tadi menempelinya

"Aku tau kau sangat menyukaiku, tapi aku sudah punya pacar, kau juga harus menemukan seseorang untuk jadi pacarmu," godanya lagi

"Diam jika kau tak ingin laptop ini mendarat di kepalamu!" sahut Hyunjae lebih garang lagi

Younghoon adalah teman Hyunjae, mereka sudah bersama sejak awal kuliah. Mereka saling mengandalkan satu sama lain

Sahabat yang menyebalkan, namun bisa diandalkan. Ya itulah Kim Younghoon

Orang-orang sering mengira mereka punya hubungan spesial karena setiap hari selalu bersama. Tapi itu semua tidak benar, mereka benar benar sahabat, tidak lebih!

***

Hyunjae sudah selesai dengan revisian dadakannya. Semua barang barang telah ia kemasi dan bersiap kembali ke apartemen

Younghoon sudah pergi menjemput pacarnya, kira kira sekitar setengah jam yang lalu. Jadi Hyunjae akan kembali sendiri, memang akhir-akhir ini ia lebih sering sendiri

Hyunjae menuju keparkiran, kearah mobil putih yang terparkir tidak jauh dari taman tempat ia mengerjakan tugas akhirnya

Mobil putih itu mulai melaju meninggalkan kampus tempat Hyunjae belajar. Jalanan sore mulai ramai, orang-orang telah kembali dari aktifitas panjang mereka

Ia mulai mengurangi laju kendaraannya, dan merapat ke arah badan jalan, tepat didepan sebuah cafe minimalis

"Satu Ice Americano" ucap Hyunjae kepada pelayan

Sembari menunggu pesanan datang, Hyunjae sibuk mengotak atik handphone yang ada ditangannya

Ia tidak begitu memperhatikan orang disekitar dan hanya fokus kepada benda pipih tersebut

Tidak lama berselang pesanan Hyunjae telah jadi, ia kembali berjalan keluar dari cafe, menuju ketempat mobilnya diparkirkan. Tanpa Hyunjae tahu, seseorang menatapnya hingga menghilang masuk kedalam mobil putih yang ia kendarai

***

Tbc

CWUTCH sebelumnya bagian dari Oneshoot "Historia de Amor of Jujae" tapi karena udah 4 chapter dan ngak kelar² akhirnya aku berinisiatif untuk jadikan book saja

Makasih buat yang udah baca

Jangan lupa VOTE dan KOMEN nya ya❤️

CWTCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang