06. Rare of Pendant

609 249 36
                                    

pencet bintang dong -jisung


"Kebenaran adalah fakta rumit yang saling berkaitan, letaknya terpencar dan tersembunyi dalam kubangan dusta."



Happy reading



"Bagimana jika aku menyayangimu bukan sebagai seorang teman, namun lebih selayaknya seperti perasaan seorang laki-laki pada perempuannya?"

Pertanyaanya sukses membuatku membelalak. Rasanya, detak jantungku hampir berhenti. Aku benar-benar tak tau bagaimana cara menanggapinya. Aku bahkan tidak membayangkan sampai jauh kesana, ini terlalu tiba-tiba. Sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan sampai dengan berani mengatakan hal itu?

Aku terdiam cukup lama, berpikir keras.

Jisung yang sendari tadi menatapku serius, tiba-tiba ia tertawa. Tak lama kemudian ia berkata, "hey! Jangan dibawa serius, aku hanya bercanda." Lelaki itu tak henti-hentinya tertawa.

Aku menatapnya sengit, lantas berdecak kesal. "Aku kira beneran. Kamu ah—!"

Dia terkekeh cukup lama, karena puas mengerjaiku.

Aku bangkit dari tempat dudukku, mencari tempat sampah untuk membuang stick permen kapas yang sudah habis.

"Mau kemana?"

Aku menoleh ke arahnya, kemudian menunjukan stick yang sudah kosong. Kupikir otaknya sudah cukup pintar untuk tau apa yang akan kulakukan selanjutnya.

Setelah kembali, aku merasakan sesuatu yang aneh, sepertinya dari tadi ada yang mengawasiku dan Jisung. Dari kecil, aku memiliki insting yang kuat, aku dapat  merasakan hal yang janggal di sekitarku.

Dan dugaanku belum pernah salah.

Benar saja, aku melihat seorang pria dengan perawakannya sama seperti pria yang menembak Jihoon ada di sana, tepat beberapa meter di belakang Jisung.

Pria itu, ia tak lagi menggunakan kacamata hitam lagi. Kali ini aku bisa melihat dengan jelas wajahnya. Kulitnya masih pucat, sama seperti dulu, pria itu tak banyak berubah.

Dengan langkah cepat, aku segera menghampiri Jisung. Wajahnya seketika kaget, melihatku berlari seperti orang kesetanan.

Aku memeluknya. Dia sempat terperanjat kaget saat aku berjinjit mendekat ke arah telinganya. Dengan cepat aku membisikan beberapa utas kata di samping telinga kanannya.

"Ayo pergi dari sini, orang itu ada di sini tepat arah jam 8 di belakangmu. Kita harus cepat!" Satu-satunya cara yang terpikir olehku.

Jisung melirik ke arah yang baru ku beri tahu. Tanpa babibu, Jisung menarikku, membawaku menjauh dari tempat itu. Masuk dalam kerumunan orang. Setidaknya, sedikit sulit untuk menemukan kita di dalamnya.

Pria tadi terang-terangan mengikutiku. Melihat aku dan jisung pergi dari sana, dia langsung berlari mengejarku, ikut memasuki kerumunan orang. Ternyata mudah bagi pria itu menemukan kita berdua. Aku bahkan sempat tidak sengaja berkontak mata dengannya.

Damn, aku takut sekarang.

"Jisung dia disini," ucapku takut. Aku menggenggam tangan Jisung kuat. Takut-takut pria itu membawa senjata, seperti dulu.

"Ayo ikuti aku, jangan sampai lepas," ucap Jisung, melirik gandengan tangan kita. Aku mengangguk pasti, "oke."

Kita berlari keluar, berlari sejauh-jauhnya dari taman. Mencari tempat sembunyi yang sekiranya aman. Melewati gedung-gedung toko, sesekali tak sengaja menabrak orang.

[✔️] DEFEND LIGHT : portent | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang