03. Manis?, Pedes?

2 1 0
                                    

Setelah kejadian di kantin, Echa dan temannya langsung ke toilet untuk membersih kan seragam Echa. Sebelum Echa ketoilet ia tak lupa untuk mengganti jus alpukat Revan yang ia siram ke seragam Aurel dan Reni.

"Cha lo berani banget dah, salut gue punya temen kayak lo "Ucap Caca sambil mengancungkan jempol dan di arah kan ke Echa.

" Oh, iya dong. Mana ada lagi jaman nya perbuatan jahat di blas dengan perbuatan baik, mending di balas jahat lah biar kapok tuh anak"Balas Echa sambil berkacak pinggang, sedangkan Nana hanya mengangguk-anggukkan kepala saja.

"Oh ya Na, tadi kenapa Revan lihatin lo aja ya? "Tanya Echa kepada Nana.

" Iya Na, tadi kenapa Revan lihatin lo aja ya? , sambil senyum-senyum segal lagi" kata Caca sambil mengangguk-anggukkan kepala seperti sedang berfikir.

Sedangkan Nana yang di tanya hanya salah tingkah dan ada rona merah di pipi nya.

"Eh, tunggu-tunggu,. Na lo sakit? Kok pipi lo merah gitu? Apa lo alergi ya di dalam toilet lama-lama? "tanya Echa seraya menjulurkan tangannya ke dahi Nana.

" Ih apaan sih" Sambil menepis tangan Echa yang ada di dahi nya "Em, gue sama Revan itu---"

"Itu apa Na? Coba kalau ngomong jangan di gantung gak enak tau gak kalo di gantung sakit rasanya! Apa lagi kalo udah cinta tapi masih di gantung kan sakit "Ucap Caca panjang lebar sambil menaruh tangan nya di dada dengan gaya alay nya.

" Ih diem dulu, siapa yang gantung sih?! lo nya aja yang gak sabaran belum lagi siap gue ngomong udah lo potong aja "ucap Nana sewot.

" Udah-udah"Lerai Ecah "Dah lanjutin Na ceritanya!" Ucap Echa"Dan lo "Sambil menunjuk Caca" Diem biar Nana aja yang ngomong kalo gak mau di gantung, paham?! "Lanjut Echa lagi

" Em...  Sebenarnya gue sama Revan itu pacaran. Tapi lo pada jangan ngomong sama yang lain ya?! Nanti jadi gosip! "Jawab Nana sambil menunduk menahan malu." Janji ya" Lanjut Nana lagi seraya menjulurkan Jari kelingking nya.

"Janji"Jawab Echa dan Nana kompak dan menautkan jari kelingking mereka.

°°°

"Bar gimana tadi rasa bibir adek gue? " Celetuk Niko tiba-tiba saat dia sudah mendarat kan bokong nya di sofa dan di ikuti yang lain.

" Manis, pedes gitu"Jawab Bara santai sambil mengeluarkan rokok dari dalam saku celana nya dan mengambil sebatang lau ia letak kan di atas meja.

"Manis? "

" Pedes? "

" Maksudnya? "Tanya mereka serempak dan sekaligus bingung dengan omongan Bara.

" Iya~"Jawab bara singkat dan panjang.

Revan, Bimo dan Niko pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham padahal dari raut wajah mereka masih terlihat membingungkan.

Bara yang melihat itupun menghela nafas sejenak dan melanjut kan omongan nya. "Iya, mungkin makanan yang di makan oleh Echa itu pedes dan bibir nya rasanya manis jadi seperti ada rasa manis dan pedes nya gitu" lanjut Bara untuk melengkapai kalimat nya yang membuat para sahabat nya bingung.

Dan sahabat nya hanya ber 'oh' ria sambil mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Di sini lah mereka, di apartemen Bara. Pulang sekolah mereka langsung menuju ke apartemen Bara untuk nongkrong bersama.

" Bar lo gak ada rencana gitu? Untuk nembak Echa? "Tanya Revan.

" Ada sih, tapi gue gak yakin kalo gue di terima nanti nya " Jawab Bara sambil memainkan handphone nya.

BARAECHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang