Luka di wajah 2

8 1 0
                                    

...

Menatap wajah ku di cermin,dan aku menyadari setelah beberapa waktu berlalu, dunia ku berubah saat memiliki luka diwajah ini,
meski hanya sebagian wajahku yg terluka, namun tetap saja aneh bagi lingkungan ku.

Pelayan di rumah ku selalu menghindari bertatap muka dengan ku, ayah memaksa ku untuk mau dioperasi sedangkan ibu bahkan sempat ogah mengakui ku sebagai anak nya.

Aku tidak menampik nya, memang mengerikan.

Tapi, sejak saat itu aku merasakan hal yg lain, aku jadi sering melihat hantu dan hal mistis lainnya.

Kepergian irina dari hidup kami seolah membawa jiwa orangtua ku bersama nya, buktinya mereka sekarang mulai mengabaikan ku.

Ketika keluar dari rumah, beberapa orang akan saling berbisik saat mata mereka menatap ku.

Mengerikan, mungkin itu yg ada di pikiran mereka.
Bahkan aku mengalami bully yg seharusnya tidak pernah ku alami.

Max, siswa paling disukai di kelasku memasukan sampah kedalam tas ku dengan angkuh ia berkata
"Tas mu adalah bagaimana wajah mu terlihat! Sampah! "

Dulu, aku akan menghindari masalah dan memilih diam, namun sekarang aku berbeda!

Aku melemparkan tas ku padanya

"Salah! Kau, adalah apa yg kau perbuat dan bagaimana kau memperlakukan orang lain itu adalah perbuatan pecundang! "

Aku bukan orang yg akan melakukan pembelaan dulu, dan saat itu aku mulai berfikir untuk merubah diriku bahkan cara pikir ku..

Ia terbakar amarah saat kata2 itu mulai tertangkap otak nya,
Memicu kepalan tangan dan tinju ke arah wajah ku, namun aku yg sudah memprediksi nya menangkis pukulan itu.

Sebaliknya, aku menarik kerah baju max lalu ku daratkan sundulan ku di wajah nya...
Betapa puas nya rasa hati ini...
Aku mengacuhkan pandangan orang yg saat ini menatap ku aneh..

Betapa dahsyatnya perubahan ini..
Aku melangkah membelah kerumunan disekitar ku..

Aku akan mengingat betapa keren nya aku saat itu..

Keesokan harinya, ayah menggedor pintu kamar ku..
Ia masuk ke kamar ku dengan tatapan penuh emosi,
Ia menenteng secarik surat peringatan dari sekolah.

Dapat ku tebak jika si bodoh max mengadu pada orang tua nya, hasilnya adalah aku yg bersalah..

Bukan nya menanggapi omelan ayahku, aku malah asik dengan laptop ku.

Aku menemukan apa yg kucari dan mulai bangkit dari tempat duduk.

Aku berdiri didepan cermin sambil memperhatikan tubuh ku yg tinggi namun kurus.

"Aku butuh sedikit latihan! "

"Hey iris, kau tidak menghiraukan ku anak si*lan!! "

Ayah mulai memaki...
Aku balik menatap nya muak..

"Inilah yg kau dapatkan saat anak yg tak berguna ini mulai jengah! "

Satu tamparan dengan mulus mendarat di pipi kanan ku..

"Kau berani sekarang? "
Ia melotot..

Aku kabur dari rumah, ku bawa baju dan apapun yg ku butuhkan, bahkan aku sempat menarik banyak uang dari kredit card ku sebelum dibekukakan.

...

Aku mulai membangun mental baja,
Aku pergi ke sebuah gym untuk membentuk postur tubuh yg lebih kekar.

Tempat gym ini digabungkan dengan bar, jadi selain olahraga, kau bisa datang sekedar untuk minum..

"Pria tinggi perlu otot" gumamku dalam hati.

Tempat ini tidak terlalu banyak didatangi orang, karena lokasinya yg ada dipinggiran kota dan peralatan nya agak kuno menjadi alasan nya.

Selain aku yg benci keramaian, dan seorang paman bertato yg mulai mengajak ku berbicara.

"Lucu sekali jika tempat ini ramai, iya kan? "

"Ah iya! "

"Sudah ku suruh tutup, dia malah keras kepala! "

"Apa paman pemilik tempat ini? "
.
Ia tersenyum
"Begitulah! Fyuh.. Siapa yg mau memakai peralatan kuno jika yg modern lebih cool dan mudah dipakai! "

"Kadang anak muda lebih suka cara instant! "
Seru ku

"Tidak juga! Bukti nya kau datang kesini! "
Aku tertawa kecil membenarkan ucapan nya.
"Karena otot sejati terbentuk oleh tekad, tak peduli dimanapun kau membentuk nya sir! "

"Robb! Panggil saja robb! "
.
"Iris! "

Kami berkenalan secara kebetulan.

"Apa yg mengakibatkan luka di wajah mu? "
Tanya nya

"Kecelakaan kecil! Tapi tidak kusangka bisa merubah segalanya! "

"Luka memiliki banyak makna yg akan kau ingat saat kau melihat nya! "

Benar, orang itu...

Paman robb memperlihatkan bekas luka nya yg cukup besar

"Bagaimana dengan anda? "Tanya ku

"Aku diserang diam2 dan aku malah lengah! "

"Hal yg diam2 memang menakutkan! "

"Kejutan! "

Aku kenal suara barusan, aku menengok ke belakang, disana berdiri kyle

"Kau? "

"Datang untuk melihat ku? "
Tanya kyle

"Tidak, kau salah! "

"Benarkah? "

"Tepatnya? "
Tiba2 gino juga muncul entah dari mana

"Apa yg membawa mu kemari? "
Ia menatap ku dan aku juga balas menatap nya dengan amarah lebih tepat nya.

"Kalian saling mengenal? " sela paman robb

"Secara kebetulan! " seru ku

"Jadi, ada perlu apa? "
Tanya paman robb.

"Aku butuh privacy! "
Ia melirik pada ku
Cih sok penting sekali orang ini.
"Oh baik! ".
Aku menuju ke sudut lain ruangan

Kyle ikut dibelakang ku

"Oh, kau tidak diundang? " tanya ku pada kyle

"Aku sudah tau kok! So, apa kau merindukan ku!? "

"Chhh.. Tentusaja tidak! "
Aku memalingkan wajah ku dari nya.

Rupanya paman robb juga bukan orang biasa, pantas saja, ada sesosok mahluk yg ku lihat samar2 saat aku bicara dengan nya tadi..

"Bagaimana dengan tawaran ku? "
Tanya kyle

Aku ingat jika ia menawari ku sebuah kontrak yg tak jauh beda dengan yg irina lakukan dengan gino..

Saat itu..

"Segalanya akan berubah iris, kau tahu? Kau, keluarga mu, lingkungan mu dan hidup mu! Saat kau merasakan nya, kau bisa datang pada ku! "

"Kau memang benar kyle, tentang segalanya yg terjadi pada ku! "

"Jadi?.. "

"Aku ikut! "...

Tanpa paksaan aku menyerah pada gadis ini..

IRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang