Chapter 1 - Pintu

132 11 2
                                    

untuk pengenalan tokoh ada di chapter 2

selamat membaca :)



O6.15 WIB,

Memasuki sebuah kamar dengan pintu berwarna hitam berbahan kayu jati. Terlihat seorang perempuan yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin. Senandung lirih keluar dari bilah bibir berlapis lip tint itu. Dengan menyemprotkan sedikit parfume ia menyudahi acara berdandannya.

Syabina, merupakan salah satu sisiwi SMA swasta di Jakarta.

Syabina mengecek kembali penampilannya, sedikit merapihkan seragamnya yang terlihat kusut. Merasa sudah siap, ia menyambar tasnya yang telah ia siapkan sebelumnya. Syabina keluar dari kamarnya, kemudian berjalan kearah ruang makan yang juga menjadi ruang keluarga. Terlihat sarapan yang telah siap tersaji di atas meja.

Seperti pagi di hari sebelum-sebelumnya, Syabina akan sarapan seorang diri dengan makanan yang telah disiapkan oleh ibunya sebelum berangkat bekerja. Dengan hikmat Syabina menyelesaikan sarapannya, tidak ada suara apapun selain lagu to my youth milik bobalgan yang mengalun dari ponselnya. Syabina menghela nafas berat, kemudian beranjak untuk mencuci piring kotornya.

Pukul 06:40 Syabina telah siap untuk berangkat sekolah. Setelah memastikan semua pintu telah terkunci, Syabina berjalan santai menuju tempatnya menimba ilmu.

Jarak rumah ke sekolah yang terbilang cukup dekat membuat Syabina memilih berjalan kaki sekalian olah raga katanya. Seraya menikmai suasana pagi hari, Syabina bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang tergiang di kepalanya membuatnya tidak sadar akan seruan di belakangnya. Hingga sebuah tangan menepuk pungungnya keras.

"Dari tadi dipanggilin juga, gak nyaut-nyaut lo. Masih pagi udah ngelamun aja,".

"Yang ngelamun tuh siapa, sih? orang gue lagi menikmati suasana pagi yang sejuk nan menangkan ini. Sebelum lo dateng, terus ngancurin itu,"
Syabina menatap garang orang di depannya – Syahrul - sedangkan orang yang ditatap hanya menanggapinya santai.

"Halah bahasa lo gaya banget,"
Syahrul mengalungkan tangannya ke leher si lawan bicara, kemudian lanjut berjalan sambil menyeretnya. Tanpa memperdulikan bagaimana kesalnya Syabina, terlihat dari bibirnya yang dimajukan sok imut padahal tidak ada imut-imutnya.

..................,,,,,,,,,,,,,,,,...............

Kala jam pelajaran kosong, hal yang sering di lakukan adalah tidur, ghibahin orang, pergi ngantin –asal tidak ketahuan guru BK-, belajar untuk tipe anak yang terlampau rajin atau sekedar mendengarkan musik sambil bergumam tidak jelas.

Hal inilah yang sedang terjadi di kelas XI IPS 2. Sejak diserukannya jam pertama kosong karena guru yang mengajar sedang ada hajatan oleh ketua kelas. Kelas ini mendadak ricuh berubah menjadi pasar dadakan. Ada yang memilih tidur di bangku pojok belakang kelas, ada yang bermain game cacing kayak syahrul and the gang, cupu memang. Ada yang memilih mengerjakan soal di buku paket atau sekedar membaca ulang materi yang telah lalu, tipe siswa teladan. Ada yang langsung mengelompok bersama satu gangnya ngeghibahin orang lain, kalo ini kebanyakan anak cewek, contohnya nih

"Eh denger-denger ya si Nisa anak padus kelas sebelah tuh ditembak sama Ihsan."

"Ihsan siapa?" "kak ihsan anak futsal, yang kelas XII IPA 2 itukan? Yang bener lo?" yang lainnya menyahuti

"Bukannya kak Ihsan pacarnya kak Bella temen sekelasnya,"
dan seterusnya, akan sangat panjang kalau dijelasin semuanya. Secara kalau udah ngomongin orang lain itu enggak akan ada habisnya, tapi diri sendiri enggak ngaca.

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang