Chapter 2

30 2 0
                                    

H a p p y    R e a d i n g

Don't!! Forget to votement yah guysss

Matahari pagi merbak masuk melalui celah cendela kamarnya. Namun si empunya masih setia dengan kasurnya yang posessesif. Iya posessesif sampai-sampai rebahan terus gara-gara di posessesif in kasurnya itu.

"Cheva." Elin menepuk-nepuk pipi Cheva yang masih tidur.

"Cheva sayang, bangun,"ucapnya masih berusaha membangunkan anaknya.

"Euhhh, iya iya," kata Cheva dengan matanya yang masih tertutup.

"Cepet bangun, Mamah udah siapain sarapan, bentar lagi mamah mau ke restaurant nanti terlambat gak ada Yang ngebangunin."

Keluarga Cheva memang mempunyai usaha rumah makan, dan itu mamahnya yang meng-handle. sedangkan Papah Cheva merupakan lawyer sehingga sering keluar kota untuk mengurusi masalah kliennya, seperti sekarang ini.

"Iya Mah." Akhirnya si kebo bangun mengambil handuknya dan berlalu ke kamar mandi.

Setelah dirasa rapi dengan seragamnya Cheva berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Sekarang ia hanya sarapan sendiri, lagi dan lagi. Mamahnya sudah pergi ke restaurant sedangkan Papahnya masih di makasar tuntutan dari pekerjaannya.

"Non, nyonya bilang non Cheva berangkatnya naik taxi so.."

"Loh kok gitu nanti uang jajan aku hari ini kurang dong."

"Aduh non Cheva jangan dipotong dulu," ucap Bi Mun yang menahan kesalnya dan seperti biasa Cheva menunjukan cengiran khasnya.

Anak majikannya ini terkadang berbicara sebelum waktunya. Iya, motong pembicaraan orang lain. Walaupun begitu Bi Mun menyayangi Cheva karena dia bekerja disini udah dari Cheva masih bayi. Bahkan Bi Mun udah dianggap keluarga oleh mereka.

"Uang jajan tambahannya ada di depan meja TV non."

"Ok Bi, Cheva berangkat dulu." Cheva langsung pergi setelah menyalimi Bi Mun.

----

Di kelasnya kini Cheva sedang menunggu panggilan untuk nya maju kedepan kelas memberikan barang bawaannya. Kemarin Cheva, Alexa dan Veve membeli barang bawaanya di Supermarket setelah pulang dari Starbucks. Cheva mencari keperluannya sendiri sedangkan Alexa dan Veve mereka mencari bersama.

"Acheva Kirana Luzard,"panggil kaka osis perempuan yang Cheva ketahui bernama Gita.

Cheva yang merasa namanya dipanggil pun melangkahkan kakinya ke depan kelas untuk menyerahkan barang bawaanya. Cheva menunggu Osis yang bagian mengecek barang bawaanya benar atau tidak. Ketika Osis itu mngecek barang bawaan Cheva matanya membulat sempurna melihat kantong plastik yang Cheva bawa.

"Ini apa apaan,"pekiknya menatap Cheva tajam. Cheva yang ditatap seperti itu pun bingung.

"Ada apa, fir,"ujar kak Gita.

"Lo liat aja nih barang bawaan dia." Kakak osis yang bername tag Firly itu menyerahkan kantong plastik yang Cheva bawa.

"Astaga lo gimana bisa bawa ginian." Kak Gita yang semula bingung ikut membulatkan matanya sempurna setelah melihat kantong plastik yang Cheva bawa.

"Itu kan yang Kakak osis suruh bawa kemarin,"ucap Cheva mengernyitkan dahinya bingung. Apa yang salah, gue kan bawa apa yang osis minta kemarin.

FAKE BOY ZARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang