Chapter 2
*
Hallo! Akhirnya aku bisa update lagi setelah sekian lama huhu. Maafkan ya guys, banyak kerjaan dan deadline tugas kampus nih :(
Ini chapter kedua, aku harap kalian menikmatinya ya ^^ Happy Reading~!!!
*
[ Mina POV ]
Aku berlari dengan nafas yang memburu menuju gerbang sekolah. Hari ini, kami berencana akan mengerjakan tugas di sebuah Café yang tak jauh dari sekolah. Café yang kutau banyak memiliki menu es krim tersebut ternyata milik kakaknya Hyunsuk. Jadi kami bisa bebas nongkrong disana sampai jam berapapun tentunya. Aku terus berlari dan pandanganku tertuju pada segerombolan siswa yang ada di gerbang sekolah. Ya... itu mereka.
"Hhh... Mianhe... aku... hah... tadi disuruh guru untuk mengambil materi kita" ujarku sambil memegangi lutut dan mengatur nafasku yang terasa berat akibat berlari. Berlari dari ruang guru hingga ke gerbang sekolah cukup membuatku merasa ingin pingsan. Beginilah jika aku tak pernah rajin berolahraga.
"Mina-ya... jangan bicara dulu. Aku rasa sebentar lagi kamu akan ambruk jika terus berbicara sambil mengatur nafas seperti itu" ujar Hyunsuk padaku. Aku mendongakkan kepala dan melihatnya yang berdiri di hadapanku, di sebelahnya ada Yeonjun dan di belakangnya ada Yeonjung dan Arin yang entah sedang mendiskusikan hal apa.
Aku menghela nafas dan mengangkat kertas yang ada di genggamanku ke udara. "Tadi aku mengambil ini. Ini materi untuk tugas kelompok kita. Kalian tau, materi ini sangat penting dan tak boleh hilang. Kalau hila-"
Wusshhhh~
Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan kertas yang ada di genggamanku terbang begitu saja. "Yaakk!! Kertasnya!!!" aku berteriak sambil berusaha menggapai kertas itu. Tapi tak bisa aku dapatkan. Kertas itu terbang ke arah jalanan Seoul yang saat itu cukup ramai oleh kendaraan. Aku melihat kertas itu terbang menyeberangi jalanan, yang di fikiranku hanyalah bagaimana mendapatkan kertas itu sebelum kertas itu benar-benar hilang. Karena aku yakin bahwa guru akan memarahiku jika meminta salinan materi itu kembali padanya.
"Yakk...!!! andwee..." aku berlari mengejar kertas itu.
"MINAAA...!!!" aku mendengar teriakan Yeonjung memanggil namaku saat aku hendak menyebrang jalan tanpa melihat kearah kanan maupun ke kiri.
TIN...TINNN...!!!
Suara klakson mobil terdengar sangat kencang di telingaku saat itu. Aku menoleh ke kanan dan mendapati sebuah mobil berwarna hitam sedang melaju ke arahku. Aku masih terdiam di tempatku, seolah sekujur tubuhku terasa membeku. Bagaimana ini? Apakah aku akan mati sekarang?
Tapi tiba-tiba aku merasakan sebuah lengan menarik tubuhku ke sisi jalan dan aku terjatuh tepat di atas tubuh orang yang menyelamatkanku. Bughh... "Aww..." aku dan dia spontan mengaduh ketika kami berdua, tepatnya dia terjatuh di trotoar jalanan di depan sekolah kami. Perlahan aku mendongakkan kepala dan melihat Yeonjun sudah ada di bawahku. Aku mengedip-ngedipkan kedua mataku dan ia menatapku dengan tatapan yang tak dapat aku artikan. "Jangan lakukan hal bodoh seperti itu lagi" ujarnya padaku.
"Minaa... gwenchana???" Yeonjung mendekati kami dan membantuku untuk berdiri. Aku menganggukkan kepalaku memberi tanda bahwa aku baik-baik saja.
"Go...gomawoo..." ujarku pada Yeonjun yang membenarkan seragamnya yang sedikit kotor akibat menubruk trotoar. Yeonjun menatapku lagi dan hanya menganggukkan kepalanya.
"Waahhh... kau jadi pahlawan kesorean ya jun" ujar Hyunsuk tiba-tiba sambil merangkul pundak Yeonjun. Yeonjun menggetuk kepala Hyunsuk agar Hyunsuk diam. "Pahlawan apanya. Memang kau mau melihat temanmu terluka eoh?!" ujar Yeonjun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 years
Romance"Kamu hanya melihat lurus ke depan tanpa pernah menoleh sedikitpun ke samping. Padahal... ada aku yang selalu menunggu kamu untuk membuka sedikit hatimu untukku"