n

5K 31 0
                                    

[zahra pov]

“Eh ini kok ga sampe-sampe pantai yang tadi sih?”

Kami berdua mulai kewalaan. Sudah satu setengah jam kami mencari jalan keluar, tapi kenapa kita hanya berjalan memutar?

“Maafin aku Ver, harusnya tadi aku kasih tanda gitu biar kita ga tersesat. Klo udah kayak gini kan re—”

“Udah gapapa. Jangan salahin diri kamu gitu, aku jadi gaenak juga. Lagian aku juga gakepikiran mau kasih tanda.”

Aku menatap matanya lekat. Bersyukur sekali aku mengalami masalah bersama orang yang sangat sabar. Tetapi aku makin merasa berdosa.

“Duduk dulu deh Zah, duduk dulu.”

Aku menuruti perintahnya. Aku memang sudah lelah berputar-putar juga. Mungkin beristirahat sebentar bisa mengisi energiku lagi.

Aku baru ingat, aku tadi membawa air mineral botol di tasku dan sebuah cookies. Untung saja aku sempat membawanya. Tadi aku hampir melupakannya karena terburu-buru. Aku ini memang orang yang mudah lapar, jadi harus ada makanan di dalam tasku.

“Nih Ver minum. Aku baru inget tadi aku bawa minum.”

Kulempar botol minum ke arahnya dan ia menangkapnya dengan sigap. Lalu kuambil cookies ku untuk kubagi dua.

“Nih aku juga ada cookies.

“Wahh, makasih banget lho Zah.”

Vero meneguk air tersebut dan mulai memakan cookies yang aku berikan.

Beberapa menit hening. Hanya suara burung-burung yang mendominasi. Aku mulai berdiri karena aku pikir istirahat ini sudah cukup.

“Gimana kalo kita pake jalur lain?”

Vero ikut berdiri dan membalas, “Boleh tuh boleh, mungkin bakal ada jalan.”

Setelah menenteng bawaan kami kembali, kami melanjutkan perjalanan memcari pantai yang sedari tadi kami cari.

Langkah demi langkah aku pijak di hutan ini. Demi Tuhan aku sangatlah lelah. Sudah dua jam berlalu dan kami masih belum menemukan pantai yang kami cari. Bahkan mungkin tambah jauh? Entahlah, pikiranku dan tubuhku sudah lelah.

Tiba-tiba saja, aku menemukan gubuk di tengah hutan. Aku membulatkan mataku dan menarik-barik tangan Vero dengan semangat.

“Ver Ver! Ada gubuk tuh! Mungkin kita bisa istirahat disana atau sekedar tanya jalan sama yang punya gubuk itu?”

truth or dare ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang