Felse ¡: Us

36 3 3
                                    

Gadis cantik yang begitu mempesona saat dilihat, dia terus menerus mencoret buku nya lalu merobek nya. Begitu saja terus menerus sampai buku itu hampir habis. Celine Bella membuat teman nya jengkel.

"Kalo lu ngerjain tugas lab, jangan disini bego! Gue piket sekarang." Omel Umji Revalina, teman dekat nya. Melihat sampah kertas berceceran dilantai.

Celine tetap tidak memperdulikan omongan teman nya itu. Dia terus saja menulis rumus-rumus soal fisika yang beranak itu pada buku eskul nya. "Maaf, ji. Gara-gara bang Geo nih." Racau Celine tanpa sedikit melihat teman nya, terus fokus pada apa yang dikerjakan nya.

Semua ini memang ulah Geo Auriga, kakak tertua Celine yang sering gadis itu ejek dengan sebutan jomblo abadi atau jomblo ngenes. Memang seperti itu mereka, yang kadang tak pernah akur, kalau kalian pikir mereka itu saling bermusuhan yang nyata nya tidak. Kalau seandai nya tadi malam ia tak menumpahkan susu buatan mama nya ke buku eskul sains nya Celine, mungkin perempuan ini tidak akan berusah payah menulis lagi. Padahal dia semalam mati-matian mengerjakan nya.

"Lo mah nyalahin orang."

"Emang kenyataan nya begitu!"

Celine bukan tipe perempuan menyerah, dia selalu optimis. Di sekolah nya, Celine hanya seorang murid biasa yang bermodalkan kepintaran dan keberanian. Celine itu sebenarnya luar biasa cantik nya, tapi dia tidak membanggakan diri nya karena sadar masih banyak orang lain yang jauh lebih cantik dari nya. Dan kecantikan bukan hal yang perlu disombongkan.

****

Ia berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ruang eskul sains. Tak banyak siswa yang berlalu lalang karena sudah memasuki jam pulang sekolah. Hanya ada siswa yang mengikuti eskul lain seperti basket atau tari.

"Lo pulang nya gimana?" Itu suara Geo dari balik telepon. Ini suatu kebiasaan setelah sepulang sekolah setiap Celine eskul.

"Gatau bang. Sehan udah pulang duluan tadi, mungkin nanti gue naik kendaraan umum." Balas Celine, ia memang menjadi kesayangan abang nya yang satu ini. Biasanya kakak nya akan menjemputnya tapi sekarang laki-laki itu sedang tidak bisa.

"Gak ah! Minta anterin temen lo siapa kek gitu yang lain. Kalau dia gak mau bilang aja, gue yang bayarin nanti." Celine hanya jengah, memutar malas kedua bola mata nya mendengar sikap abang nya ini yang terlalu membanggakan uang nya. Tapi memang begini sifat Geo, sayang kepada adik nya.

"Dah ah kelamaan, yang ada gue telat eskul. Dah." Celine memutuskan sambungan telepon nya dan kembali berjalan menuju ruang sains.

Sampai disana ia melihat kalau pembimbing eskul nya dan beberapa teman nya sudah berkumpul disana.
"Hari ini eskul kita gak adain dulu, soal nya anak ibu lagi sakit. Jadi ibu harus nganter ke dokter dulu. Minggu depan baru kita mulai lagi." Lanjut pembimbing eskul nya.

Capek capek anjirr gue ngerjain!

Celine hanya bisa meratap dalam hati atau merutuk, akibat tugas sains nya yang sudah ia kerjakan sampai merelakan jam istirahat nya dan ternyata eskul hari ini dibatalkan. Kita memang harus banyak bersabar, ini juga ada untung nya bagi Celine. Jadi dia bisa bersantai santai tanpa pusing mengerjakan soal lagi.

Akhir nya ia kembali keluar dari ruang sains, pulang menuju rumah nya. Ia sudah rindu berat dengan ranjang kesayangan nya itu.

──────****──────


Wali kelas Celine dan kawan-kawan masuk ke dalam kelas mereka. Kemudian guru berdiri di depan, memberi instruksi bahwa mereka semua harus diam dahulu.

Felse : DrawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang