1. Lucas and Athanasia

3.9K 340 65
                                    

Matahari malu-malu mulai menampakkan dirinya setelah dua belas jam bertukar tempat dengan rembulan. Embun pagi mulai menetes di dahan pohon, hingga jatuh ke bawah membasahi tanah. Sepasang burung camar hinggap disalah satu cabang pohon ceri yang sedang berbunga, menyanyikan lagu alam bersama.

Athanasia membuka matanya perlahan, lalu dia merubah posisinya menjadi terlentang. Dia mengerjabkan matanya, lalu menatap jam yang ada di atas meja riasnya.

Pukul enam pagi.

Satu jam lagi Lilian akan masuk dan membangunkannya. Rasanya dia masih mengantuk, jadi Athanasia memutuskan untuk tidur sebentar lagi. Dia segera memposisikan dirinya menghadap jendela balkon kamarnya, lalu menarik selimut menutupi tubuhnya, menyisakan bagian rambut yang tersebar di atas bantal.

"Wah, wah... nyenyak sekali tidur princess kita ini."

Sebuah suara yang sudah ia kenal menyapa pendengarannya. Athanasia memilih untuk tidak mempedulikan.

"Princess,"

Athanasia dapat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Lalu suara kursi yang berderit menyusul. Athanasia dapat membayangkan orang itu duduk di depannya saat ini.

Lucas yang duduk di atas kursi menatap Athanasia yang masih bergelung dalam selimut. Dia meraih sejumput rambut Athanasia yang tersebar di atas bantal, lalu memainkannya pada sela-sela jarinya.

Rubynya masih menatap Athanasia yang hanya terlihat seperti gulungan kain, Dia tertawa kecil, makhluk satu ini memang sulit sekali untuk dibangunkan. Terlebih pada akhir pekan seperti ini, jika dia tidak memiliki janji dengan ayahnya, Athanasia sanggup bergulung seperti ini hingga matahari telah menyingsing sempurna.

Tapi itu tidak akan terjadi, Lilian akan menggunakan 1001 cara untuk membangunkan Athanasia. Sehingga gadis ini selambat-lambarnya akan bangun pukul 9 pagi.

Dengan sihirnya, Lucas mulai membuka horden dan jendela kamar Athanasia, sehingga sinar mathari dan udara pagi masuk ke dalam kamar gadis itu. Athanasia menggeliat, lalu perlahan kepalanya menyembul dari balik selimut.

"Selamat pagi," Lucas berucap santai, jemarinya masih memainkan rambut Athanasia.

Athanasia membuka matanya, lalu menatap Lucas yang tersenyum padanya.

Ah, pemandangan pagi yang baik.

"Pagi," gumamnya dengan suara serak. Dia mengubah posisinya menjadi duduk, lalu menghusap matanya perlahan.

Lucas berdiri dari posisinya, lalu mendekat ke arah Athanasia, memberikan satu kecupan ringan dikeningnya.

Athanasia yang menerima perlakuan Lucas hanya diam saja, sudah biasa. Memarahi laki-laki ini sama saja dengan marah pada batu. Ucapannya tidak akan didengarkan, Lucas akan mengulanginya lagi dan lagi. Buang-buang tenaga.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam enam lewat."

Oh, hari ini dia ada kelas tari pukul 10 pagi. Minggu lalu Nyonya Pompadu mengatakan padanya akan ada kelas tambahan diakhir pekan. Bukan tanpa alasan, Minggu ini akan ada perayaan hari ulang tahun Claude, jadi dia memutuskan untuk menambah kelas tarinya, walaupun tarian Athanasia tidak pernah gagal membuatnya terkesima.

Athanasia dapat merasakan tubuhnya dipeluk oleh seseorang dari samping, dia hanya menghela napas. Lama-lama dia jadi seperti boneka, Lucas memperlakukannya seenak jidat.

"Lepaskan aku!"

Athanasia dapat merasakan gelengan di atas kepalanya. "Tidak mau,"

Athanasia mendengus, lalu dia bangun dari tidur. Melepaskan diri dari pelukan Lucas. Dia berjalan ke arah balkon kamarnya, lalu merentangkan tangannya lebar-lebar. Merenggangkan badan.

Center Of Gravity (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang