Lucas duduk santai di jendela ruang labolaturium menara. Matanya menatap Athanasia yang kini berdiri di depan sebuah lemari yang di dalamnya berjajar tabung-tabung cairan hasil rendaman objek sihir milik penyihir.
Kakek menara berdiri di depan sebuah meja panjang, di atasnya terdapat uap-uap putih yang keluar dari setiap tabung yang tersambung dengan selang-selang kecil.
Salah satu tangan kakek menara memegang sebuah tabung berbentuk segitiga, di dalamnya terdapat sepasang gigi taring. Itu adalah taring Cerberus yang dia hadapi saat hewan itu berhasil menembus batas sihir pelindung beberapa waktu lalu.
Lucas menatap bosan pada eksperimen kakek manara yang menurutnya tidak berguna. Kakek itu terkadang memang terobsesi mengenai suatu hal, dan jika sudah begitu, dia akan menjadi gila di labolaturium. Sama seperti penyihir menara lainnya.
Setelah Athanasia menemukan tabung yang dia maksud, dia segera kembali ke samping kakek menara. Lucas melihat mereka berdua sedang membicarakan mengenai cairan-cairan itu. Lucas hanya memandangnya bosan.
Jika tidak karena Athanasia, dia tidak akan mau datang ke labolaturium karena tidak ada kepentingan untuknya datang kesini.
Tiba-tiba Lucas menjentikkan jarinya, lalu sebuah buku tua bersampul coklat berada ditangannya.
Itu adalah buku milik penyihir menara hitam terdahulu. Dia menemukannya di dalam kamar penyihir menara, dua tahun lalu. Tepat satu minggu setelah dia dan Athanasia kembali ke dunia mereka, setelah masuk ke dalam buku sihir.
Lucas membuka halaman bukh itu, lalu membacanya kembali. Sebenarnya Lucas sudah menguasai semua hal penting di dalam buku tua ini, dia mengulanginya karena buku inilah yang paling menarik perhatiannya.
Bebebrapa jenis sihir dalam buku ini sedikit sulit, sehingga dia membutuhkan waktu cukup lama untuk menguasainya jika dibandingkan dengan sihir-sihir lain yang dapat Lucas lakukan hanya dengan satu kali baca.
Dengan buku ini juga Lucas dapat mengunci dimensi ini. Sehingga Lucass itu tidak akan bisa datang kesini. Laki-laki itu tidak akan pernah menemui dimensi ini, dan tidak akan bisa mengambil Athanasia dari sisinya.
Berbicara mengenai dimensi lain, apakah Lucass telah menemukan buku yang sama dengan yang dia baca saat ini?
Lucas mengerutkan alisnya.
Jika begitu, maka besar kemungkinan Lucass dapat membuka dimensi ini. Itu artinya, keberadaannya kembali menjadi ancaman untuknya.
"Lucas?"
Lucas mengerjabkan matanya kala menyadari Athanasia telah berdiri di sampingnya. Lucas dapat melihat Athanasia menatapnya heran.
"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya.
Lucas menghilangkan buku ditangannya, lalu berdiri dari posisinya semula. "Tidak ada,"
Athanasia yang mengerti Lucas tidak akan menjawabnya, hanya menganggukkan kepalanya. Athanasia menyadari kalau ada yang dipikirkan oleh Lucas, dia melihat laki-laki itu menatap buku dihadapannya selama beberapa saat, tapi tidak juga membalik halamannya. Sampai dia memanggilnya berkali-kali, laki-laki itu tetap tidak meresponnya.
"Jangan pikirkan hal tidak penting seperti itu," Lucas menghusap kening Athanasia yang berkerut.
Athanasia mendongakkan kepalanya, lalu menatap Lucas yang menyeringai kepadanya. Melihatnya, Athanasia hanya tersenyum kecil.
"Ayo kembali," Athanasia berjalan ke arah pintu keluar labolaturium.
"Terimakasih untuk hari ini kakek," Athanasia berucap pada kakek menara yang masih berkutat dengan objek-objek eksperimennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Center Of Gravity (END)
Fanfiction919 hari 19 jam 19 detik Melintasi dimensi, melewati ruang dan waktu. Berkali-kali gagal, tak jarang ingin menyerah. Ketika aku memejamkan mata, irismu lah yang terlintas dipikiranku. lantas, aku kembali mengulangi kegagalan itu, Lagi dan lagi Bod...