5. Good Bye and Hello

2.7K 272 49
                                    

Tidak seperti biasanya, Lucas berada di balkon kamar Athanasia dengan pakaian formal. Kaos hitam dan jubah penyihir yang biasa dia kenakan sehari-hari ditinggalkan di menaranya.

Pagi ini dia mengenakan kemeja biru dengan garis-garis hitam dan emas yang berada di bagian depan dan lengannya. Dia mengenakan celana hitam dengan sepatu pantofel yang melengkapi penampilannya. Rambut panjangnya dia ikat satu dengan tali yang diberikan oleh Athanasia kemarin.

Athanasia menghampirinya dengan dress bewarna jingga dengan ukiran matahari kecil-kecil dibawahnya. Bajunya hanya memiliki satu tali yang tersampir di salah satu pundaknya memperlihatkan leher jenjangnya yang putih.

Lucas mengancingkan lengannya, lalu menatap Athanasia yang semakin dekat kearahnya.

"Sudah rapih?" Lucas bertanya pada Athanasia.

Athanasia berhenti dua langkah dihadapannya, lalu meneliti penampilan Lucas dari kepala hingga ujung kaki.

Sebenarnya Athanasia tidak usah meneliti, laki-laki ini tetap cantik menggunakan pakaian apapun. Itu adalah hukum mutlak.

Lucas dapat melihat Athanasia menganggukkan kepala. "Sudah sangat rapi,"

Lucas menarik tangan Athanasia, lalu membawa gadis itu kepelukannya. Dia merasakan tangan Athanasia melingkari pinggangnya, membalas pelukannya. Lucas membenamkan kepalanya pada tengkuk leher Athanasia, mengirup aroma menenangkan yang menguar dalam-dalam.

"Cepatlah kembali," suara Athanasia terdengar ditelinganya.

"Tentu,"

Lucas lalu melepaskan pelukannya, meraih tengkuk Athanasia dan mendekatkan diri ke wajah Athanasia. Mencium bibirnya sekilas, lalu menghilang dalam satu kedipan mata.

***

Lucass menatap pemandangan di hadapannya dengan gigi bergemelatuk. Tangannya terkepal disisi tubuhnya, hingga kukunya melukai telapak tangannya sendiri. Rasa panas tiba-tiba seperti membakarnya.

Lucass memejamkan mata, lalu menghembuskan napasnya perlahan.

Dia harus mampu mengontrol emosinya, jika tidak, rencana yang sudah dia persiapkan akan hancur berantakkan hanya karena dia ceroboh. Dan Lucass tidak mau itu terjadi, Lucass tidak mau kesempatan ini berlalu bergitu saja.

Setelah melihat Lucas menghilang dari pandangan Athanasia, dia dapat melihat gadis itu tersenyum dan memegangi pipinya yang merona. Lalu dia masuk ke dalam kamarnya di Istana Emerald.

Saat ini Lucass berada di taman mawar tepat di depan Istana Emerald. Sejak dia menginjakkan kaki di dimensi ini, Lucass menyadari banyak perbedaan antara dunianya dengan dimensi ini. Disini, taman depan Istana Emerald adalah bunga bewarna merah, sedangkan di dunianya bunga kuning.

Lucass tidak menyangka bahwa Athanasia disini adalah seseorang yang menempati Istana Emerald, mengingat di dunianya dia menempati Istana Ruby. Sepertinya kehidupannya disini benar-benar berbeda dari apa yang dia ketahui di dunianya. Jadi, Lucass memutuskan untuk mencari tahu lebih jauh lagi.

Sebelum datang, Lucass memang telah menggunakan sihir penghilag aliran mana sehingga Lucas tidak akan mengetahui keberadaannya di dunia ini. Saat ini pun, dia menggunakan sihir tembus pandang, orang-orang tidak akan menyadarinya.

Lucass menggunakan teleportasinya untuk mengikuti Athanasia dari belakang. Gadis itu berjalan keluar dari Istana Emerald dan berjalan santai menuju Istana Garnett. Lucas berjalan sepuluh langkah di belakang Athanasia, menatap lekat-lekat seseorang yang dia cari selama ini.

"Princess..."

Felix, tangan kanan raja membawa box berisi kertas. Laki-laki itu tersenyum ke arah Athanasia yang berjalan sendiri menuju Istana Garnett. Lucass menatapnya datar. Seingatnya, di dunianya laki-laki ini tidak pernah memberikan senyuman pada Athanasia seperti ini.

Center Of Gravity (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang