-namanya Senja-

15 2 0
                                    

Kata seseorang, hidup itu rumit, tapi indah. Hidup bukan hanya soal nafas, makan dan minum, tapi soal perjuangan, persahabatan, dan percintaan. Tapi kadang ya itu, rumit.

Pagi
"Hei Dil! Lu berangkat jam berapa sih, cepet mulu lu dateng" ucap Senja ke Dilla sambil berjalan kearah mejanya.
"Hmm jam 6 mungkin" jawab Dilla sambil berfikir.
Senja lalu berjalan keluar kelas dan duduk di depan kelas sambil memainkan handphone. Ah iya hampir saja lupa, ini dia si pemilik cerita, Senja. Jangan kira dia fanatic senja, itu hanya sebuah nama yang tak mencerminkan dirinya. Dan dia remaja belia kelas 3 SMA.

"Woi Ja, pagi-pagi udah kayak orang banyak trouble aja lo. Hati-hati, kata buk Lesni depan kelas kita ini induk semang nya loh, hiii serem bet" kata Rara menakut-nakutkan Senja yang duduk termenung sambil jalan ke dalam kelas.
"Apaan sih, lo mau aja di kibulin guru-guru" jawab Senja sambil mengikuti Rara
"Eh lo jangan takabur, minggu lalu Pak Mail baru aja kerasukan setan.. setan apa ya namanya gue lupa, setan.." lanjut Rara.
" Setan kobra? Setan sanca? Setan apa lagi maksud lo?" Potong Senja sambil meloncat duduk di atas meja Rara.
"Hahaha iya nih Ra, lo jangan keseringan nonton apa tu YouTube favorit lo, jurnalrara? Eh jurnal apaan??" Lanjut Weri sambil tertawa.
"Jurnalrisa! Ih seru tau apalagi liat aa Nicko... Omg!" Jawab Rara cengengesan.
"Eh iya Hani mana? Gak biasanya dia telat" tanya Senja sambil melihat kesekeliling kelas.
"Oh iya, atau jangan-jangan dia sakit lagi? Tapi kok gak ada ngabarin di grup ya?" Sambung Weri.
"Yee orang sakit mana ada yang pake kabar-kabaran segala, lemes kalii" sanggah Rara sambil melihat layar handphone nya.
"Ada! Gue kabarin kok" kata Weri tak mau kalah.
"Kapan lo sakitnya? Pura-pura sakit yang ada lo" jawab Rara.
"Bukannya cari kabar Hani, malah kelahi lo pada" kata Senja sambil turun dari meja dan berjalan menuju bangkunya.
"Eh tu si Hani!" Teriak Senja.
"Hah? Kenapa kenapa? Nyariin gue?" Tanya Hani heran saat baru masuk ke kelas.
"Lo kok tumben datang telat Han?" Tanya Rara yang tetap tidak lepas padangannya dari handphone.
"Ra! Lo liat apaan sih?! Lo mau mata lo juling seumur hidup. Please deh tu mata udah 4 jangan lo tambah 2 lagi, gue yang puyeng liatnya!" Ucap Weri sambil merampas handphone Rara dari tangannya.
"Eh Weri! Lo kenapa sih!! Gue lagi liatin aa gue main ama.."
"Ama setan? Suka boleh tapi jangan alay" potong Weri sambil memberi dengan setengah hati handphone Rara.
"Ih ini tu namanya mediasi, lo aja yang katrok, kagak tau ginian!" Bantah Rara sambil kembali menonton acara nya.
"Ihh sekali lagi gue denger kalian berantem, gue buka mata batin lo pada! Biar lo kelahi sekalian ama setan!!" Lanjut Senja dengan kesal, dan kembali ke bangkunya.

Break
"Kuy kantin" ajak Rara kepada Senja, Weri dan Hani.
"Yuk"
Mereka berempat jalan berdampingan menuju kantin sambil mendengarkan ocehan Rara dan Weri yang tak berkesudahan. Senja dan Hani hanya bisa diam dan kesal.
Sesampainya di kantin..
"Lo pada pesen apaan?" Tanya Senja
"Gue bakso, ada yang mau nitip?" Sambung Senja
"Gue Ja!" Jawab Weri.
"Gue jugalah, biar sekalian" lanjut Hani
"Bilang aja lo mager ni, malah ngeles. Gue juga bakso ya Senja yang baik hati" sambung Rara sambil cengengesan.
"Bukannya mager tapi lo liat aja noh anak-anak kek orang buka puasa" jawab Hani membela diri.
"Iyain dehh" sambung Rara ngalah.
"Yaudah ntar ye" kata Senja sambil berjalan menuju bude bakso.
"Oh iya tadi lo kok telat sih Han? Lo meraton kelarin drakor lagi tadi malam??" Tanya Weri penasaran.
"Hahaha enggak lah Wer, 30 episode mana bisa gue kelarin cuma beberapa jam" jawab Hani sambil tertawa.
"Terus?" Tanya Weri lagi.
"Tadi gue liatin Rian di parkiran motor sama geng nya, parah dia ganteng bangettt Wer!" Jawab Hani sambil membayangkan kejadian tadi pagi.
"Terus karna gue keasikan liat Rian ngobrol, gue gasadar kalau udah setengah jam lebih gue liatin dia, dan makanya gue telat masuk ke kelas" sambung Hani.
"Lah emang ga ketahuan?" Tanya Rara penasaran.
"Enggak lah, kalau ketahuan bisa pingsan ditempat gue" jawab Hani.
"Iya kayak gatau Hani Aja lo Ra. Cewek yang cuma jadi pengagum rahasia" sambung Weri sambil melihat kearah Senja.
"Lama banget ya Senja" ucap Rara sambil memegang perutnya.
"Han Hani!" Panggil Weri sambil memukul mukul tangan Hani.
"Apaan sih Wer" ujar Hani sambil mengalihkan pandangannya dari layar handphone .
"Han liat kesana tuh. Rian di dekat Senja" tunjuk Weri.
"Eh lo jangan nunjuk-nunjuk dong, tar dia tau kalau lagi diliatin"
"Eh iya ganteng banget yaallahh, kalau gue di posisi Senja sih gue ga bakal bisa napas!" Ucap Hani heboh sambil melihat Rian.
"Eh eh dia jalan kesini. Kalem Han kalem" ucap Hani panik kepada dirinya saat Rian mulai berjalan menjauh dari bude bakso dan mendekati mereka.
"Semoga gak duduk di dekat gue please, gue ga bakal bisa makan ntar, duhh" ucap Hani dalam hati sambil harap-harap cemas.
"Alhamdulillah selamat gue" ucap Hani dalam hati Karna Rian tak jadi duduk di dekat meja mereka.
"Dah bude letak disini Aja, makasih ya bude" ucap Senja kepada bude bakso.
"Wihh akhir nya datang juga nih bakso, makasih ya bude Senja ehehe" ucap Rara sambil cengengesan.
"Bude bude, gue siram juga lo pake kuah bakso ni" ucap Senja kesal.
"Udah udah buruan makan tar bel lagi" ucap Weri.

Bel pulang
"Guys jadikan ngambil kaset foto lo pada di rumah gue?" Tanya Weri kepada Senja, Rara, dan Hani.
"Jadi Wer, gue nebeng sama lo ya" jawab Senja.
"Oke Ja, lo Ra Han?" Tanya Weri.
"Gue sama Hani kan bawa motor Wer, amnesia lo?" Jawab Rara.
"Oiya sorry sorry. Kalian duluan aja,
sopir gue masih otw nih" ucap Weri sambil melihat handphone nya.
"Okedeh, bye" ucap Hani dan Rara.

continue
....

-semoga suka

(un) S E N J ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang