-neighbor-

7 1 0
                                    

Hari dimana Senja seterang ini.

"Ma.. tar Senja telat Ma.." ucap Senja dengan muka bete nya melihat Mama masih betah melihat layar handphone.
"Iya iya bentar sayang. Ini loh di grup RT lagi rame!" Jawab Mama yang masih tak lepas dari layar handphone.
"Ihh yaudah kalo gitu Ja pergi pake grab aja. Biar sekalian di culik sama abang nya" lanjut Senja dengan kesal dan buru-buru berjalan keluar rumah.
"Eh eh jangan dong, tar yang nemenin Mama nonton drakor siapa? Setan? Kan ga mungkin sayang. Ntar yang ada si setan nya yang nangis paling kenceng, kan Mama jadi ada saingan" tutur Mama panjang.
"Ya yaudah mending kita otw sekarang karna bentar lagi Senja telat Ma" ucap Senja sambil menarik tangan Mama menuju mobil.
"Oke honey"

Di perjalanan
"Ja, kata Monic kamu kemarin ga Les ya? Terus kamu dimana sampai malam gitu? Kamu pacaran?? Apa tuh kata anak jaman sekarang, mojok?? Iya kamu mojok? Yaallah Senja, kamu ini ya"
Senja melihat Mama dengan muka heran dan "males"
"Kamu kan udah Mama kasih liat film dua garis biru, kamu mau kayak Dara sama Bima? Mau? Yaallah Ja, Mama gak bakal terima kamu ya kalau kamu macem-macem kayak gitu, Mama keluarin dari KK!" Ucap Mama panjang lebar dengan muka kecewa.
"Ma..iya Senja minta maaf kar.."
"Iya kan bener?! Yaallah Senjaa. Mama gak nyangka sama kamu. Siapa cowok nya?! Siapa??!! Ayo kita temui dia sekarang dan minta tanggung jawabnya" potong mama.
"Apaan sih Mah. Senja itu mau minta maaf Karna gak Les kemarin Karna Senja main kerumah Weri pulang sekolah, terus lupa ngabarin Mama, dan lupa kalau Senja harus les. Jangan nethink deh maa" jawab Senja pembelaan.
Mama hanya bisa diam dan berusaha tidak menampilkan mimik yang awkward karna menahan malu. Sementara itu Senja kembali melihat layar handphone nya dan bersikap normal karna ini bukan kali pertamanya.
"E e hm oiya Ja, tadi Yang kata Mama grup RT lagi rame itu karna ngebahas kalau buk Mira mau pindahan dan rumahnya bakal di jual" ucap Mama berusaha mencairkan suasana.
"Tante Mira si samping rumah kita? Bagus dong kalo gitu" jawab Senja santai.
"Lah kok bagus?" Tanya Mama heran.
"Abis dangdutan mulu tiap malam" jawab Senja kesal.
"Iya sih. Dan katanya rumah nya udah kejual, nanti pindahannya" ucap Mama lagi.
"Hm" ucap Senja tak tertarik.
Tak lama setelah percakapan panjang itu, Senja dan Mama tepat berada di depan gerbang sekolah. Dan Senja buru-buru turun karena jika tidak gerbang sekolah akan sempurna tertutup.
"Ma.. Senja pergi dulu ya love you" ucap Senja dan langsung berlari menuju dalam gerbang.
Huh untung aja ucap Senja lega dalam hati. Kemudian Senja melanjuti perjalanan nya menuju kelas yang ternyata sudah memulai pelajaran.
"Permisi Pak" ucap Senja takut, namun tetap berjalan pelan menuju bangkunya.
"Kenapa terlambat?" Tanya Pak guru sinis.
"A a i itu Pak, Mama saya ceritain Dara ama Bima" jawab Senja sembarang.
"Hah? Siapa itu Dara sama Bima?" Tanya Pak guru heran.
"Ha? Bapak googling aja ya, saya boleh duduk Pak? Pegel" jawab Senja ngeles.
"Yaudah yaudah besok jangan telat lagi" ucap Pak guru yang masih heran.
"Siap Pak" jawab Senja lega.

Break
"Ja, lo kenapa telat?" Tanya Hani sambil menyantap bakso nya.
"Ah biasa lah nyokap gue" jawab Senja santai sambil menyeruput ramen nya.
"Iya kenapa nyokap lo?" Tanya Hani lagi.
"Grup WA paling, yakan Ja?" Jawab Weri.
"Yoi, tetangga pindahan aja langsung heboh, heran deh gue" ucap Senja sambil menggelengkan kepala.
Semuanya hanya tertawa kecil dan melanjutkan makan mereka sambil cerita cerita tentang gosip hangat sekolahan.

Bel pulang
📞 Ma Senja udah pulang
📞 Iya Mama udah otw, kamu nunggu di
      Coffee shop tepi jalan ya sayang,
      soalnya Mama mau cepet. Bye sayang
📞 Eh tapi Ma..

Dengan berat hati Senja berjalan menuju coffee shop yang dipenuhi oleh cowok. Tapi Senja bukannya tidak pernah kesana, Senja dapat dikatakan sering minum kopi disana namun di waktu-waktu yang tidak ramai dengan cowok sekolahannya, yaitu weekend.
Coffee shop yang menggunakan tema back to nature ini mempunyai kopi yang beraneka rasa dan kualitas. Dan yang membuat Senja betah berlama-lama disini selain atmosphere yang asri tapi juga barista nya yang tampan dan lihai dalam meracik secangkir..
"Matcha latte less sugar" ucap Senja kepada barista yang menghampirinya.
"Oke, di tunggu ya mba" jawab sang barista dengan senyum manis nya yang sukses membuat pipi Senja merah merona.
Sang barista berbalik dan ingin menyiapkan pesanan Senja.
"Eh mas yang tadi take away ya" ucap Senja lagi.
Sang barista menggangguk dan berjalan menuju "meja kerjanya"
Senja sang remaja wanita yang tak pernah mau menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan semesta kepadanya, berjalan munuju bar di depan barista tadi. Dan memulai percakapan.
"Hm mas udah lama kerja disini?" Tanya Senja canggung.
"Gak usah panggil mas" ucap sang barista sambil menjulurkan tangannya dan tersenyum.
"Bima" ucapnya dan tersenyum.
Mampus gue, please jangan pingsan Senja. Yaallah ni orang rese banget pake senyum segala. Calm Senja .
"Oh ya gue Senja, nice to meet you" jawab Senja sambil membalas tangan Bima dengan senyum canggung.
"Saya baru disini. Ya nambah-nambah uang jajan aja sih. Dari pada gabut di kosan kan" tutur Bima sambil meracik matcha latte pesanan Senja
"Kamu kuliah? Dimana??" Tanya Senja penasaran.
"Ya, UNJ jurusan seni" jawab Bima tanpa lupa dengan senyum nya.
"Ohh asal mana? Pasti ga asli Jakarta kan?" Tanya Senja.
"Dari Bandung. Hijrah kesini" jawab Bima sambil menulis nama Senja di kemasan kopinya.
"Nih udah jadi" ucap Bima sambil memberi matcha latte kepada Senja yang pipinya masih merah.
"Oh iya makasih. Nih" ucap Senja sambil memberi uangnya.
"Oke thanks" ucap Bima sambil menyimpan uang tersebut.

📞 Ja, Mama udah didepan nih, cepet ya
📞 Iya ma bentar

"Bim aku duluan ya, bye" ucap Senja malu-malu sambil bergegas menuju mobil.
"Bye Senja"

~
"Hai Ma" sapa Senja sambil senyum-senyum.
"Senja kenapa lama banget sih, nanti kita telat" ucap Mama kesal sambil mengemudikan mobil.
"Lama apanya ma, Mama nelfon Senja langsung kesini. Emang mau kemana sih?" Tanya Senja yang ikutan kesal sambil meminum matcha latte nya.
"Pokoknya nanti sampai rumah kamu langsung mandi, siap-siap. Temenin Mama ke acara tetangga baru di sebelah rumah kita" ucap Mama yang mengebut di jalan Raya.
"Ih gamau ah ma, pasti banyak emak-emak heboh disana. Males" ucap Senja menolah mentah mentah.
"Gak kamu harus ikut Mama" ucap Mama tegas.
"Gak" jawab Senja.
"Ikut atau uang jajan Mama potong 85%? Tanya Mama tegas.
"Ihh maa jangan bawa-bawa uang jajan dong" kata Senja sambil merengek.
Mama tak berkutik. Tetap pada keputusannya.
"Iya iya, tapi sebentar aja ya" ucap Senja mengalah.
"Gitu dong"
~
Senja bergegas menuju kamar dan bersiap untuk mandi dan bersiap-siap sebelum Mama yang menyuruhnya dengan kehebohan.

30 menit kemudian

"Senja. Ayo temen-temen Mama udah pada rame tu" teriak Mama dari lantai satu.
"Iya mah" jawab Senja sambil menuruni anak tangga dengan balutan dress navy selutut di tubuh 157cm nya. Senja terlihat sangat anggun dan bersinar malam itu. Entah apa yang merasukinya hingga ia seniat ini untuk menghadiri acara tetangga baru nya.
Mama terpana melihat anak semata wayangnya yang tak terasa kini gadis kecilnya sudah beranjak dewasa.
"Aduhh geulis pisan anak gadis mamah ey" ucap Mama dengan mata berkaca-kaca.
"Mama belajar bahasa sunda??" Ucap Senja heran.
"Engga, mamah teh pandai sedikit dari itu loh YouTube nya jurnalrisa" jawab Mama.
"Huh Rara dapet temen" ucap Senja sambil melangkah keluar rumah disusuli Mama.

"Tuh kan udah rame" ucap Mama sambil memasuki pekarangan rumah si tetangga baru.
"Yaudah gapapa sih mah" ucap Senja. Dan kini mereka sudah masuk kedalam rumah dan Mama sudah bertemu dengan teman-temannya. Dan benar saja, orang-orang yang menghadiri acara ini hanya ibu-ibu komplek dengan anak-anak kecil.
Gila gue sendiri anak sma disini? Yaallah bawa hamba keluar. Ucap Senja dalam hati sambil melihat kesekeliling rumah.
"Mah, Senja pulang aja ya. Ibuk-ibuk semua isinya nii" ucap Senja bisik-bisik.
"Ihh kan baru dateng sayang. Bentar lagi dong temenin Mama" jawab Mama bisik-bisik.
"Kan temen Mama udah banyak. Lagian orang rumah nya mana, ga ada muncul-muncul, sombong banget" ucap Senja lagi.
"Eh ibu yang tinggal di sebelah rumah saya ya?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menyapa Mama dari arah belakang yang sontak membuat kaget Senja yang tadi baru saja membicarakan tuan rumah.
"Ah iya bu" jawab Mama gugup.
"Perkenalkan saya Tyas" ucap ibu Tyas sambil tersenyum.
"Saya Siska, senang bertemu anda" balas Mama dengan senyum.
"Tan" ucap Senja sambil menyalami ibu Tyas.
"Iya sayang. Ini anak ibu? Cantik banget. Kelas berapa sekarang?" ucap ibu Tyas sambil memegang dagu mungil Senja.
"Kelas 3 SMA tan" jawab Senja sopan.
"Oh ya? Anak tante juga kelas 3 SMA di SMA Perbangsa" ucap ibu Tyas.
"Senja juga sekolah disana tan. Nama anak tante siapa? Kali aja Senja kenal" lanjut Senja.
"Bentar tante panggil. Kakak! Sini kak keluar dulu!" Panggil ibu Tyas kepada seseorang di balik tembok pembatas ke area dapur.
Oh cewek. Siapa ya kira-kira?
Seseorang itu pun mulai berjalan. Dan..
What??!
"Ryan?" Tanya Senja saat pria itu mendekat kearahnya.
"Iya Bun?" Tanya Ryan kepada bundanya.
"Ini anak nya tante Siska, yang tinggal di samping rumah kita. Temen sekolah kamu" ucap ibu Tyas memperkenalkan Senja kepada Ryan.
Ya mana kenal dia sama gue. Gue semut sedangkan dia bintang. Ucap Senja dalam hati sambil malu-malu.
"Hmm ga asing sih wajahnya. Kita pernah ketemu ya?" Ucap Ryan dengan muka menerka-nerka.
Ih nyebelin banget nih orang. Ucap Senja dalam hati
"Yaiyalah kita satu sekolah kali" ucap Senja kesal namun dengan nada yang kecil.
"Iyalah Yan, diakan temen sekolahan kamu" potong ibu Tyas.
"Gue Senja, 12 IPA 1" ucap Senja sambil menjulurkan tangannya sambil senyum terpaksa.
"Gue Ryan, 12 IPA 6" ucap Ryan sambil menjawab tangan Senja dengan muka datar.
Anjir soms banget lo bangke! Ucap Senja dalam hati.
"Ah iya Senja sama Ryan ngobrol dulu sana" ucap ibu Tyas sambil menarik Mama menjauhi mereka.
"Eh mah, Senja pulang ya, mau ngerjain pr fisika" ucap Senja ngelas.
"Kan besok hari Sabtu sayang, gak sekolah kan?" Tanya Mama .
"Iyakan ngerjain pr gaboleh ditunda kata Mama. Dah ma bye. Tan Senja pamit duluan ya" ucap Senja lagi dan pamit kepada Mama dan ibu Tyas. Ryan? Hanya berdiri diam tak melakukan apapun dan kemudian ikut menjauhi kerumunan ibu-ibu di ruang tamunya, dan beranjak ke kamarnya.

Senja bergegas menuju rumah dan kamarnya lalu berusaha melupakan hal memalukan tadi.

"Nyebelin banget sih si Ryan. Kenapa coba Hani bisa klepek klepek sama cowok se nyebelin dan songong kayak dia!" Ucap Senja kesal.

continue
....

(un) S E N J ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang